“Cara ini membuat anak menilai screen time sebagai sesuatu yang lebih berharga, sehingga mereka justru ingin menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar,” jelas Haines.
Cara Terapkan Screen Time saat Nonton Upin & Ipin, Belajar Disiplin

Anak-anak sering kali sulit lepas dari layar, apalagi kalau sedang asyik menonton Upin & Ipin. Tayangan ini memang menghibur sekaligus mendidik, tapi tanpa batas yang jelas, waktu menonton bisa jadi berlebihan dan mengganggu rutinitas harian. Sebagai orangtua, penting banget untuk tahu kapan waktu yang tepat memberi anak waktu layar dan kapan harus jeda dari gadget.
Dengan sistem screen time yang pas, anak tetap bisa menikmati tontonan favorit tanpa melupakan tanggung jawab lain seperti belajar dan tidur cukup. Yuk, simak cara menerapkan screen time yang efektif biar anak tetap senang sekaligus belajar disiplin!
1. Buat kesepakatan keluarga sebelum menonton

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah membuat kontrak kecil bersama anak. Tuliskan aturan sederhana, seperti hanya boleh menonton Upin & Ipin setelah PR selesai atau maksimal dua episode per hari. Saat anak ikut menyusun aturannya, mereka akan merasa lebih dilibatkan dan cenderung patuh tanpa perlu dipaksa.
Selain itu, penting juga bagi orangtua untuk menjelaskan konsekuensi jika aturan dilanggar, misalnya waktu menonton dikurangi keesokan harinya. Mengutip dari CBC, Jess Haines, seorang pakar parenting dan professor dari University of Guelph menjelaskan bahwa, memberi atau mencabut waktu layar sebagai bentuk hadiah atau hukuman justru bisa berdampak sebaliknya.
Daripada menjadikan layar sebagai alat pengendali perilaku, orangtua disarankan untuk membuat aturan yang konsisten dan membantu anak memahami alasan di balik batasan tersebut. Dengan begitu, anak belajar disiplin tanpa merasa dikekang
2. Tetapkan jadwal nonton yang konsisten

Kunci sukses menerapkan screen time ada di konsistensi, lho! Misalnya, buat jadwal menonton Upin & Ipin setiap sore selama 30 menit setelah mandi atau makan malam. Dengan begitu, anak akan memahami bahwa menonton punya waktu khusus, bukan kapan pun mereka mau.
Jadwal ini juga membantu menghindari kebiasaan minta nonton terus. Anak akan tahu kapan waktunya menonton dan kapan waktunya bermain atau belajar. Mengutip dari Today’s Parent, menurut Matthew Johnson, pakar literasi digital dari MediaSmarts, anak-anak tumbuh lebih disiplin ketika memiliki ekspektasi yang jelas bahwa layar tidak selalu tersedia setiap hari.
3. Dampingi anak saat menonton

Menonton Upin & Ipin bersama anak bukan hanya mempererat hubungan, tapi juga kesempatan untuk berdiskusi tentang pesan positif dari tayangan tersebut. Kamu bisa menanyakan pendapat anak tentang sikap Upin, Ipin, atau Tok Dalang dalam cerita. Cara ini membantu anak memahami nilai moral dalam konteks yang lebih nyata.
Dikutip dari Today’s Parent, penelitian Sheri Madigan, seorang professor dari University of Calgary menunjukkan bahwa anak-anak yang menonton bersama orangtua lebih cepat mengembangkan kemampuan bahasa. Dengan berdialog selama atau setelah menonton, anak belajar mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka, bukan hanya menjadi penonton pasif.
“Membiarkan anak menonton TV atau tablet sendiri bisa memberi waktu istirahat bagi orangtua, cara ini tidak membantu anak belajar,” jelas Madigan.
4. Siapkan aktivitas menarik setelah menonton

Setelah waktu nonton habis, bantu anak beralih ke kegiatan lain yang tetap menyenangkan. Misalnya, menggambar karakter Upin & Ipin, bermain peran sebagai Mei Mei dan Mail, atau membantu Ibu menyiapkan camilan di dapur. Aktivitas ini membantu anak memahami bahwa keseruan tak hanya ada di layar.
Kamu juga bisa menghubungkan cerita dari episode yang ditonton dengan kegiatan nyata. Misalnya, jika Upin & Ipin membahas gotong royong, ajak anak ikut membantu membersihkan rumah. Pendekatan seperti ini membuat anak melihat hubungan antara hiburan dan nilai-nilai kehidupan.
5. Hindari menjadikan layar sebagai hadiah atau hukuman

Memberi izin menonton Upin & Ipin sebagai hadiah atau mencabutnya sebagai hukuman bisa berdampak negatif. Seperti yang dijelaskan Haines, ketika layar digunakan untuk mengontrol perilaku, anak justru menganggap waktu layar semakin berharga dan sulit dikendalikan. Karena itu, gunakan pendekatan positif seperti memberikan pujian atau waktu bermain di luar rumah sebagai bentuk apresiasi.
Dibanding menjadikan layar sebagai alat negosiasi, coba bantu anak memahami bahwa menonton adalah bagian dari rutinitas sehat, bukan hadiah istimewa. Dengan begitu, mereka belajar menyeimbangkan hiburan dan tanggung jawab tanpa merasa dikekang.
6. Jadilah teladan dalam penggunaan layar

Anak-anak belajar dengan meniru, bukan sekadar mendengar. Jika orangtua sering memegang ponsel saat makan atau menonton TV, anak pun akan menganggap itu hal yang normal. Maka, mulailah dengan memberi contoh dengan simpan ponselmu saat menemani anak menonton Upin & Ipin.
Haines mengungkapkan bawa, apa yang kita lakukan, bukan yang kita katakan, itulah yang benar-benar ditiru anak. Dengan menunjukkan kebiasaan sehat terhadap layar, anak akan belajar bahwa batasan adalah bagian dari gaya hidup yang seimbang, bukan larangan yang membatasi.
Menerapkan screen time saat anak menonton Upin & Ipin bukan berarti melarang mereka menikmati tontonan kesayangan. Tujuannya adalah mengajarkan disiplin, keseimbangan, dan tanggung jawab sejak dini. Dengan aturan yang jelas, pendampingan orangtua, serta contoh nyata, waktu layar bisa menjadi momen berkualitas, bukan sumber konflik keluarga.


















