Cara yang Bisa Diajarkan Orangtua untuk Menjaga Lingkungan Sejak Dini

Kamu bisa memperkuat pemahaman dan literasi terhadap makanan. Bahwa makanan itu tidak bisa disia-siakan dan memiliki manfaat karenanya nutrisinya untuk kesehatan tubuh.

Kebiasaan anak menghabiskan makanan harus dipertahankan, ya! Apabila masih ada makanan yang tersisa, kamu bisa memanfaatkannya untuk hal-hal lain, seperti menjadi makanan hewan atau dijadikan pupuk kompos yang berguna untuk tanaman.

Fahrian Yovantra, Head of Program Greeneration Foundation, memaparkan bahwa masing-masing warga Amerika membuang 23 kg lebih sedikit sampah makanan atau food waste dibanding Indonesia.

Mencegah food waste yang besar amat penting dilakukan agar jumlahnya tak semakin semakin parah. Kita bisa menerapkan gaya hidup berkelanjutan pada anak, sesederhana tak membuang makanan karena semua makanan itu berharga.

Ceritakan juga mengenai perjalanan makanan yang panjang, dari asal sampai ke piring kita, serta edukasi lainnya tentang lingkungan dan bumi yang bisa rusak akibat limbah makanan.

Selain poin-poin di atas, cara yang mudah dan perlu ditanamkan pada anak adalah rasa bersyukur akan makanan yang mereka makan sehari-hari, yang ada di hadapannya. Pemahaman sejak usia dini sangat penting untuk kelanjutan perilaku ketika anak dewasa.

“Dan yang paling penting adalah rasa syukur bahwa makanan adalah anugerah yang diberikan Tuhan,” ungkap Muhammad Fahrian Yovantra, Head of Program Greeneration Foundation.

Buku masih jadi metode yang efektif dan menarik supaya anak lebih memahami suatu pesan secara menyenangkan dan relevan. Buku cerita “BANA - Si Pisang Berjalan-jalan” bisa jadi pilihan orangtua untuk menjelaskan upaya peduli lingkungan dengan cara tak membuang makanan.

Buku ini diterbitkan oleh IKEA dalam kampanye Indonesian Children Care for The Environment (ICCFTE). Buku cerita tersebut ditulis oleh Tini Martini dan Kandi Sekarwulan, serta Ilustrator oleh Nesia Anindita.

Ceritanya berkisar pada siklus hidup makanan dan manajemen hidup makanan, bahwa sebuah makanan melewati perjalanan yang sangat panjang untuk sampai ke meja makan.

“Saya berharap buku ini bisa sampai ke sana karena kita yang paling akan terkena dampak dari perubahan iklim, terutama anak-anak,” harap penulis, Tini Martini.

Dipublikasikan secara online melalui website Greeneration Foundation dan IKEA, kamu bisa mengunduhnya secara gratis untuk buah hatimu!

Kamu bisa mengikuti kegiatan-kegiatan online yang mengedukasi dan bermanfaat, terutama untuk mengisi akhir pekan anak di masa pandemik seperti sekarang. Salah satunya adalah workshop yang diadakan oleh IKEA, bekerjasama dengan Greeneration Foundation dan Kedutaan Besar Swedia dalam kampanye Indonesian Children Care for The Environment (ICCFTE).

Acara ini akan berlangsung pada Sabtu (10/4/2021) mendatang. Kegiatannya berupa webinar untuk anak-anak Sekolah Dasar tentang pentingnya makanan dan bagaimana cara mengolah sampahnya.

Selain itu, ada juga praktik berkebun sederhana di rumah masing-masing. Kamu bisa mendaftarkan si kecil di www.ikea.co.id/in/campaigns/makanan-itu-berharga.

Tentunya, orangtua punya peran penting dalam menjaga lingkungan dengan cara yang paling dekat dengan kehidupan kita, yaitu memberi pemahaman pada anak mengenai makanan yang harus dihabiskan supaya gak terbuang sia-sia. Setiap makanan sangat berharga untuk dibuang.