6 Tanda Emotional Abuse Orangtua ke Anak, Hindari Sebelum Menyesal

Hubungan orangtua dan anak dianggap sebagai salah satu ikatan cinta yang paling alami. Tentu setiap anak mengharapkan orangtuanya selalu menyayangi dan memberi perhatian sepenuh hati. Sayangnya, orangtua tidak selalu seperti itu.
"Emotional abuse adalah setiap perilaku non fisik yang bertujuan untuk mengontrol, menghukum, merendahkan atau mengucilkan orang lain," kata Beverly Engel, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, dilansir Forbes.
Masih banyak orangtua yang masih melakukan kekerasan secara emosional pada anaknya. Kekerasan secara emosional dapat meninggalkan bekas luka yang mendalam lebih dari kekerasan fisik. Berikut tanda-tanda perilaku emotional abuse yang dilakukan oleh orangtua kepada anak.
1. Mengabaikan anak

Pengabaian didefinisikan sebagai kegagalan untuk merawat sesuatu dengan benar. Hal itu juga merupakan salah satu tanda utama dari orangtua yang melakukan kekerasan secara emosional, atau emotional abuse.
Pengabaian membuat anak merasa orangtuanya tidak terlalu peduli dengan mereka. Entah itu mengabaikan kebutuhan emosional seperti ketika mereka marah, kebutuhan fisik ketika sakit atau lapar, ataupun hanya mengabaikan tanpa alasan.
2. Terus menerus mengkritik atau menyalahkan

Dilansir Mindbodygreen, seorang terapis pernikahan dan keluarga Annette Nuñez, mengatakan bahwa kritik terus-menerus atau menyalahkan dapat menjadi bentuk kekerasan emosional. Memiliki orangtua yang selalu mengkritik atau menyalahkanmu, dan tidak pernah bertanggung jawab atas diri mereka sendiri, adalah kekerasan emosional.
Terlihat seperti orangtua yang mempermainkan anak, mengatakan semuanya selalu salah anak. Umumnya, orangtua yang melakukan emotional abuse menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka.
3. Kekerasan verbal

Ini merupakan tanda yang paling jelas. Seorang terapis hubungan, Ken Page mengatakan pelecehan verbal ada dalam spektrum, dengan bentuk yang lebih halus hingga yang terbuka.
"Di ujung paling ekstrem dari spektrum adalah kekejaman verbal dengan berteriak, membentak, merendahkan karakter seseorang, merendahkan siapa mereka dan merendahkan nilai-nilai mereka dan melakukannya dengan cara yang kasar dan kejam," kata Ken Page, seorang terapis hubungan, dilansir Mindbodygreen.
Seperti yang Page katakan, kekejaman verbal orangtua pada anak dapat dilihat dari bagaimana orangtua membentak dan berteriak kepada anak. Hal itu dapat membuat anak ketakutan dan mengalami trauma masa kecil.
4. Suka membanding-bandingkan

Orangtua yang sering membandingkan anak mereka juga merupakan tanda dari emotional abuse. Membandingkan dengan saudara kandung, teman sebaya, atau bahkan diri mereka sendiri, dapat membahayakan anak mereka.
Contohnya seperti ketika orangtua menanyakan kenapa anaknya tidak dapat seperti anak lainnya. Hal seperti itu dapat membuat anak merasa tidak dicintai dan tidak merasa cukup.
5. Memaksa anak menjadi apa yang orangtua inginkan

Orangtua yang melakukan emotional abuse melihat anak-anak mereka sebagai perpanjangan dari diri mereka sendiri dan bukan sebagai individu dengan hak mereka sendiri. Mereka ingin anak mereka berhasil mewujudkan impian mereka yang belum terpenuhi.
Orangtua seperti itu lebih cenderung menginginkan anak mereka mencapai tujuan yang tidak boleh mereka capai, tanpa mempedulikan keinginan anak. Mereka tidak mempertimbangkan keinginan, preferensi, dan temperamen anak dan memaksa untuk tunduk pada keinginan mereka.
6. Tidak mau meminta maaf

Orangtua yang suka melakukan kekerasan emosional secara konsisten menolak untuk meminta maaf atau mengakui bahwa tindakan mereka salah. Orangtua yang melakukan kekerasan emosional lebih cenderung memberi tahu anak mereka bahwa mereka terlalu dramatis atau berlebihan.
"Orangtua yang melakukan kekerasan emosional tidak memiliki kemauan untuk mengakui tindakan mereka dan/atau dampak dari tindakan mereka,” kata seorang konselor kesehatan mental Lawrence Lovell, dilansir Bustle.
Orangtua yang meskipun mereka mungkin meminta maaf dengan kata-kata, mereka tidak menindaklanjutinya dengan mengubah perilaku mereka. Tentu hal tersebut membuat dampak yang buruk bagi anak untuk merasa bahwa mereka selalu salah.
Di atas tadi merupakan tanda orangtua yang melakukan emotional abuse kepada anak mereka. Jangan pernah melakukan hal tersebut demi kebaikan dan tumbuh kembang anak, ya!