5 Alasan Ini Menunjukkan Bahwa Terlalu Bersyukur Juga Gak Baik, Lho!

Kamu terlalu nyaman dengan rasa syukurmu atas hidup sampai-sampai gak menyadari bahwa kehidupanmu sedang dilanda masalah. Bahkan setelah menyadari kehadiran permasalahan hidup kamu justru menganggap hal tersebut wajar terjadi dan harus lebih bersyukur lagi karena masih ada orang lain yang lebih berat masalah hidupnya.

Padahal masalah yang hadir haruslah dicari solusinya ataupun dikelola supaya berdampak negatif seminimal mungkin. Hal tersebut karena masalah yang didiamkan bukannya akan mereda dengan sendirinya tapi justru akan semakin kompleks hingga dapat merembet pada hal lainnya. Maka dari itu, kamu boleh bersyukur dalam memandang permasalahan hidup setelah berusaha menyelesaikannya bukan hanya berpangku tangan dengan dalih harus mensyukuri hidup.

Setiap orang di dunia ini pastinya memiliki bakat, potensi, atau keahlian yang menjadi kelebihannya. Sayangnya, gak semua orang memanfaatkannya dengan maksimal bahkan gak menyadari kelebihannya tersebut.

Terlebih orang dengan pandangan harus selalu mensyukuri hidup, maka ketika ada kesempatan untuk mengembangkan dirinya sendiri ia cenderung menganggap bahwa kehidupannya sudah cukup baik. Padahal rasa syukur yang seperti itu justru membuat masa depannya gak bisa berkembang lebih baik lagi meski ada banyak peluang yang menghampiri. Jadi, jangan bersikap seperti itu, ya!

Suatu kesalahan bagi orang yang terlalu berlebihan dalam rasa syukur adalah hal yang sangat maklum. Dalihnya ialah tidak ada manusia yang gak punya salah atau tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Padahal dengan mengevalusi kesalahan diri bukan artinya menyalahkan diri sendiri ataupun gak mensyukuri keadaan. Justru dengan evaluasi dapat memahami dan memperbaiki segala hal yang salah sehingga dapat menjadi bekal untuk lebih baik lagi ke depannya.

Melihat kesuksesan orang lain gak heran jika banyak yang beranggapan positif maupun negatif. Di mana pandangan perspektif mampu membuatnya termotivasi untuk berhasil sukses pula. Sedangkan padangan negatif merasa iri hati bahkan merasa rendah diri yang akhirnya menjadi insecure.

Nah, beda halnya dengan para kaum penuh syukur berlebihan atas hidupnya. Saat melihat peluang kesuksesan dari orang lain, ia cenderung gak mempelajarinya bahkan melihatnya saja enggan. Hal tersebut didasarkan atas dalih hidupnya telah cukup gak perlu melihat peluang dari kesuksesan orang lain. Jika rasa syukur diukur dari hal itu yang ada kamu hanya merugikan dirimu sendiri, lho!

Apa sih orang makas itu? Ya, singkatnya dia adalah orang yang gak punya keinginan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dengan usahanya. Lantas dari sisi mana bisa mirip dengan orang dengan rasa syukur yang berlebihan? Coba lihat bagaimana pandangan hidup orang yang over  dalam bersyukur? Bisa dilihat bahwa mereka juga seperti orang pemalas yang enggan mengubah hidupnya menuju arah yang lebih baik meski ada banyak peluang yang menghampiri.

Bedanya jika orang malas dikarenakan gak ingin bersusah payah ataupun bekerja keras untuk meraih kesuksesan. Sedangkan orang dengan rasa syukur berlebihan merasa bahwa hidupnya sudah sangat cukup jadi gak perlu lagi merasa kurang, kurang, dan kurang. Namun, keduanya sama-sama bertujuan akhir pada penolakan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan masa depannya bukan? Iya pastinya.

Tapi nih bukan berarti kamu gak boleh bersyukur, lho. Bersyukur boleh-boleh saja asalkan paham porsinya dan yang pasti gak merugikan hidupmu. Jadi, saat ini kamu merasa menjadi yang sudah bersyukur sesuai porsinya atau hanya over bersyukur tanpa adanya usaha untuk maju nih?