5 Alasan Jangan Hakimi Orang Lain dari Aibnya yang Terbuka

Apakah kamu sering tanpa sadar memiliki kebiasaan menilai orang lain? Bahkan, saat kamu belum terlalu mengenalnya secara utuh pun tetap kamu lakukan. Jika ini merupakan hal yang sudah menjadi kebiasaan dalam hidupmu, maka segera hentikanlah, karena meski disengaja maupun gak, tetap saja menilai orang lain tanpa mengenalnya secara lebih dekat dan utuh, itu termasuk menghakiminya. Tentu saja, hal ini bukanlah sesuatu yang baik.
Mungkin kamu sempat mendengar atau mengetahui aib dari orang tersebut. Akan tetapi, apa pun alasannya, kamu gak berhak menghakimi orang lain, siapa pun dia dan apa pun aibnya yang terbuka, itu bukanlah menjadi urusanmu. Berikut lima alasan, mengapa kamu sebaiknya jangan semena-mena menghakimi orang lain dari aibnya yang terbuka.
1.Gak ada satu orang pun di dunia ini yang benar-benar sempurna

Di dunia ini gak ada satu orang pun yang benar-benar sempurna. Sebaik apa pun orang itu, tetap saja memiliki kekurangan dalam dirinya. Jika kamu sibuk menghakimi orang lain karena ada aibnya yang terbuka, dan kamu juga belum tahu hal yang sebenarnya, maka itu bukanlah tindakan yang bijaksana.
Cobalah belajar memahami bahwa meski manusia adalah makhluk yang paling sempurna, namun itu bukan berarti gak memiliki kekurangan dalam dirinya. Kelemahan pasti akan tetap ada, dan jika ternyata kelemahan atau aib orang lain terbongkar, ada baiknya janganlah kamu ikut mengumbarnya.
Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya. Jadi, jika kamu mendengar aib seseorang terbuka, maka cukuplah diam dan mengamati saja untuk kamu jadikan pembelajaran.
2.Aib orang lain yang terbuka itu sudah pasti informasinya gak lengkap

Penting banget untuk kamu lakukan sebelum menilai orang lain, apalagi dari aibnya yang terbuka. Sesuatu yang berupa aib dan jika itu tersebar ke mana-mana, biasanya informasinya pasti gak lengkap, bahkan sudah mendapat campuran informasi dari berbagai pihak. Sebelum menilai orang lain, ada baiknya kamu memastikan dulu tentang kebenaran faktanya.
Jangan sampai kamu menilai hingga menghakimi orang lain, namun kamu belum mengetahui seluruh informasi dan kebenarannya. Apalagi jika kamu juga belum tahu tentang sumber permasalahannya.
Bijaklah dalam menyikapi hal ini, daripada kamu sibuk menghakiminya, akan lebih baik jika kamu mencoba memberikan dukungan bagi orang tersebut untuk menghadapi permasalahan yang sedang terjadi.
3.Cobalah posisikan dirimu seperti orang tersebut

Alasan berikutnya agar kamu jangan semena-mena menghakimi orang lain yaitu, karena kamu gak tahu apa yang orang tersebut rasakan ketika ada orang yang menghakiminya dari satu sisi saja. Oleh karena itu, cobalah posisikan dirimu seperti orang tersebut, sebelum kamu menghakimi dia hanya dari aibnya yang terbuka.
Kamu pasti juga gak mau, apabila ada orang lain yang menghakimimu secara sepihak saja, kan? Lantas, mengapa kamu juga melakukannya? Setiap orang memiliki aibnya masing-masing, hanya saja ada yang terbuka dan ada pula yang masih tertutup.
Jika kamu ingin menjaga aibmu sendiri, maka jagalah juga aib orang lain. Meskipun, ada yang sudah terbuka, sikapilah dengan bijak, bukan malah ikut menyebarluaskan dan menghakiminya.
4.Semena-mena terhadap orang lain itu dapat menghilangkan sikap toleransimu

Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, di mana perbedaan semakin banyak terjadi dalam berbagai hal. Maka, sikap toleransi sangatlah penting dan dibutuhkan untuk menjalani kehidupan agar selalu seimbang. Sikap toleransi mampu membuatmu menghargai perbedaan dan segala privasi orang lain.
Alasan bahwa kamu jangan semena-mena dalam menghakimi orang lain, supaya sikap toleransi dalam dirimu itu gak menghilang. Dengan begitu, kamu akan mampu mengerti dan memahami orang lain dari berbagai sisi, bukan hanya dari sisi aibnya saja. Jangan sampai sikap toleransimu berkurang, bahkan menghilang karena kebiasaanmu yang suka menghakimi orang.
5.Kehidupan yang orang lain jalani, bukanlah menjadi urusanmu

Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Segala hal baik dan buruk pun akan selalu mengiringi. Apabila dari hal buruk tersebut mengakibatkan aibnya terbuka, tetap saja kehidupan yang dia jalani itu bukan menjadi hakmu. Jadi, orang yang paling berhak menilai dan mengendalikan kehidupannya adalah dia sendiri.
Begitu pula, tentang siapa yang harus bertanggung jawab mengenai jalan hidup seseorang. Ya, jelas orang tersebut sendiri, bukan keluarganya, bukan pasangannya, bukan juga kamu. Hidup yang orang lain jalani, adalah milik dia. Hidup yang kamu jalani, adalah milikmu. Jadi, gak perlu saling mengurusi, apalagi menghakimi hidup orang lain hanya dari aibnya yang terbuka.
Aib dari orang lain yang terbuka, bukanlah menjadi urusanmu. Pahami kelima alasan di atas, agar kamu gak main hakim sendiri dalam menilai orang lain. Apa pun yang menjadi alasannya, tetap saja kamu gak berhak menghakimi siapa pun. Daripada sibuk mencelanya, lebih baik berikan dia dukungan agar kuat dalam menjalani kehidupannya.