Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Mengapa Virus Corona Tidak Etis Dijadikan Lelucon 

nytimes.com

Beberapa waktu belakangan ini, nama Virus Corona menjadi melejit secara global. Bermula dari Tiongkok, virus mematikan ini pun kini ditemukan di sejumlah negara lain seperti Iran, Italia, dan yang terbaru di tanah air.

Namun sayangnya, di tengah isu sensitif lagi menoreh duka karena tidak sedikit yang berujung kematian akibat virus ini, masih ada segelintir pihak yang memanfaatkan peristiwa ini untuk menjadikannya bahan lelucon. Salah satunya seperti video musik yang mengangkat nama virus ini sebagai judulnya.

Betapa sangat disayangkan, di saat saudara kita sedang berjuang melawan virus, masih ada yang melepaskan rasa empati terhadap satu sama lain. Akhirnya lelucon dengan konten wabah virus ini mencuat dan ramai di jagat maya. Yuk jadi manusia yang bijak.

Berikut ini 5 alasan mengapa virus corona tidak layak dijadikan lelucon. Semoga dapat mencerahkanmu!

1. Karena virus ini adalah penyakit yang dapat mematikan, sehingga manusia seharusnya membangun empati satu sama lain, bukan malah tidak peduli

Unsplash.com/ Jusdevoyage

Meski tidak terkena virus ini, bukan berarti kita sebagai manusia malah menyudutkan mereka yang sedang berjuang melawan virus. Jangan sampai rasa empati menjadi hilang sehingga akhirnya menjadi tidak peduli terhadap satu sama lain. Ingat, sebagaimana musibah lainnya seperti banjir atau gempa, maka musibah tersebut tidak etis untuk dijadikan sebagai cemoohan atau bahan guyonan.

Yuk, bangun rasa empati pada saudara-saudara kita dan lakukan hal semampumu untuk membantu mereka, misalnya berdoa agar Sang Maha Pencipta dengan kuasa-Nya menghilangkan penyakit tersebut.

2. Akan menimbulkan kesedihan bagi korban yang sedang dalam perawatan dan juga keluarganya

Unsplash.com/Thom Holmes

Bayangkan jika kamu terkena virus tersebut dan sedang insentif dalam perawatan pihak medis, sementara di luar sana segelintir oknum lewat media sosial asyik menjadikan wabah penyakit ini sebagai bahan lelucon.

Tentu kamu akan merasa sedih lantaran perlakukan pihak di luar sana yang seolah tidak peduli dengan perasaan para penderita penyakit ini. Tak hanya itu, keluarga korban dari virus ini juga akan terkena dampaknya lantaran orang-orang menganggap virus ini dengan sikap jenaka.

3. Bikin manusia jadi kurang beradab

Pixabay/whoismargot

Adab adalah hal yang harus dimiliki setiap manusia, dan salah satu adab yang harus manusia junjung adalah adab terhadap satu sama lain. Cobalah untuk tidak membicarakan hal-hal yang sensitif seperti wabah penyakit sebagai guyonan atau lelucon yang memantik tawa.

Ingat, Sang Khalik menciptakan manusia lengkap dengan hati dan pikiran. Oleh karena itu, sudah seharusnya seseorang peka terhadap saudaranya yang lain dan bisa menjaga sikap alias adab dalam menanggapi sesuatu, ya.

4. Bisa mematikan hati nurani

Unsplash.com/ Anton Kraev

Seseorang yang menganggap remeh sesuatu sebagai prinsip hidup biasanya akan gampang sekali berbuat sesuka hati. Termasuk juga melakukan tindakan kurang terpuji seperti menjadikan isu wabah penyakit sebagai guyonan. Ketahuilah, tidak semua isu harus dijadikan konten untuk dibuat lucu atau lelucon.

Inilah alasannya mengapa menjadikan wabah virus sebagai lelucon dapat mematikan hati nurani seseorang. Sebab ia akan sulit merasa peka akan kondisi orang lain dan merasa hal yang ia lakukan tidak kelewatan alias baik-baik saja.

Yuk, kita introspeksi diri, jangan sampai bercanda dengan membawa-bawa wabah penyakit ini sebagai bahan guyonan. Jadilah bijak, ya.

5. Dapat memantik amukan massa

Unsplash.com/Ra Dragon

Ingatlah, dengan bersikap abai dan malah menjadikan virus corona sebagai konten lelucon, maka hal ini akan memantik amukan massa. Tak hanya itu, orang-orang akan melihat sebelah mata dirimu lantaran perbuatan yang kamu kerjakan. Yuk, mulailah bersikap bijaksana dan pilah lagi hal-hal mana yang tidak seharusnya kamu jadikan bahan lelucon.

Ketahuilah, introspeksi diri dan mendoakan saudara-saudara kita yang terkena musibah jauh lebih mulia dari pada sibuk menjadikan virus ini sebagai bahan melucu. Jangan sampai kita rela menggadaikan rasa empati hanya demi membuat wabah ini santer menjadi konten lelucon.

Jadilah manusia yang peka dan bijak dalam menentukan sikap, bukan malah ikut-ikutan arus dan tidak peduli dengan sesama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anggita Amelia
EditorAnggita Amelia
Follow Us