5 Alasan Pujian Bisa Menjadi Beban, Waspadai Respon Hati!

Siapa yang tidak suka dipuji? Pujian bisa terdengar manis dan menyejukkan di telinga, memberi semangat dan motivasi untuk terus melakukan lebih. Namun bagai pedang bermata dua, pujian pun bisa berdampak mematikan bila tidak diresponi dengan benar.
Alih-alih memberi semangat, pujian malah bisa menjadi beban bagi seseorang. Apa kamu juga merasakan hal yang sama? Coba renungkan, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Mungkin lima alasan di bawah ini adalah jawabannya.
1.Kamu menjadikan pujian adalah goal terakhirmu

Salah satu alasan mengapa pujian terasa berat karena kamu menganggap pujian adalah satu-satunya hal yang wajib kamu raih. Kamu tidak fokus pada proses, melainkan hasil akhir sehingga ketika kegagalan datang, kamu tidak siap dan malah menyalahkan diri sendiri.
Dari sini saja terlihat respon hatimu yang tidak benar. Kamu terlalu mengelu-elukan kata-kata orang hingga tanpa sadar menumbuhkan pandangan tak sehat terhadap pujian. Segera berubah, ya.
2.Kamu berpikir harus terus mencetak prestasi

Atau bisa jadi kamu si ambisius yang berpikir harus selalu melakukan hal produktif agar bisa dihargai orang lain. Kamu menyibukkan diri, mengejar banyak hal, dan ujung-ujungnya untuk menuai pengakuan orang.
Padahal, pujian sama sekali bukan tuntutan bagimu untuk selalu sempurna. Tidak apa-apa jatuh dan gagal, itu adalah hal lumrah.
3.Kamu menaruh iri pada keberhasilan orang

Wajar tidak bahagia, kamu sendiri yang mencari-cari sumber penyakit dengan membanding-bandingkan hidupmu dan hidup temanmu. Padahal, hidup setiap orang berbeda. Waktu setiap orang pun berbeda. Keberhasilan mereka tidak berarti kegagalanmu, begitu pun sebaliknya.
Jadi, gak perlu risau kalau pekerjaan orang lain dipuji sementara milikmu dikritik. Nanti ketika giliranmu mendapat pujian, kamu tidak bisa meeresponi dengan benar karena motivasi awalmu sudah salah.
4.Kamu meletakkan keberhargaan diri pada pengakuan orang

Pujian dapat menjadi beban ketika kamu menaruh keberhargaan diri di atas pengakuan mereka. Saat diakui, kamu akan merasa aman. Saat menerima teguran, kamu merasa kerdil. Ini disebabkan kamu tidak memiliki pandangan diri yang sehat.
Jangan jadikan pujian sebagai tolak ukur keberhasilan. Roda hidup akan selalu berputar. Kamu tidak bisa terus berada di atas, dan itu tidak apa-apa.
5.Menganggap pujian sebagai tuntutan

Salah satu respon hati yang salah terhadap pujian ialah menganggap pujian sebagai tuntutan. Kamu merasa semua hal harus dilakukan dengan baik dan sempurna semata-mata hanya demi pujian.
Jelas kamu tidak akan menikmati prosesnya. Yang ada malah terbeban dan terus merasa harus melakukan lebih.
Pujian ada untuk menguatkan, jangan sampai itu menjadi beban karena respon hatimu yang salah. Terlalu terobsesi dengan pujian membuatmu tidak dapat menikmatinya.