5 Cara Orang Menurunkan Semangatmu di Tahun Baru, Jangan Terpengaruh!

Di tahun baru, suntikan semangat sangat dibutuhkan. Kalau baru memasuki Januari saja semangatmu sudah rendah, bulan-bulan berikutnya sulit untuk meningkat. Malah kecenderungannya akan terus menurun. Kecuali, dirimu mendadak mendapatkan sesuatu yang amat menyenangkan.
Itu bakal bikin semangatmu seketika melonjak. Akan tetapi, kejadian seperti ini tentu tak dapat terlalu diharapkan. Lebih baik sejak awal kamu sendiri yang menumbuhkan serta merawat rasa antusias dalam menyambut tahun baru. Sayangnya, dirimu juga tak terlepas dari pengaruh lingkungan.
Apa yang dikatakan orang-orang di sekitarmu dapat menaikkan atau menurunkan semangat. Kalau semangatmu tinggi otomatis dirimu juga merasa optimis. Sebaliknya semangat yang rendah membawamu pada pesimisme.
Untuk menjaga semangatmu tetap tinggi, perilaku teman seperti di bawah ini wajib diwaspadai. Ada yang gak suka dirimu menjalani tahun baru dengan energik.
1. Menyampaikan prediksi suram tahun baru secara berlebihan

Dia bukan ahli ekonomi. Namun, perkataannya seputar prediksi tahun yang baru seakan-akan ia tahu betul ekonomi nasional dan dunia. Masalahnya, dia hanya menyorot hal-hal terburuk yang dapat terjadi. Mengobrol dengannya cuma menciptakan ketakutan yang kuat dalam dirimu.
Tentu di setiap tahun baru kemungkinan terbaik dan terburuk dapat terjadi. Akan tetapi, jangan terlalu polos ketika kamu berhadapan dengan orang yang agresif mencekokimu dengan perkiraan suramnya tahun baru. Jangan-jangan dia bukannya benar-benar memahami hal tersebut. Ia sekadar ingin menularkan kecemasannya padamu.
Atau, dia berusaha menurunkan semangatmu agar mudah baginya mengalahkan pencapaianmu di tahun yang baru. Ia menganggapmu sebagai saingan berat yang gak bisa dikalahkan dengan kompetisi secara sehat.
Ketika kemampuannya untuk bersaing denganmu kurang, dia memilih menggembosi semangatmu dulu. Apabila semangatmu sudah rusak, boleh jadi dirimu mundur dari arena pertarungan.
2. Apa pun rencanamu, dia bilang gak mungkin atau sulit

Dia seperti menjelma dinding yang menghalangi perjalananmu. Kamu mengatakan rencana tentang apa saja, jawabannya sama dan tidak tergoyahkan. Yaitu, tak mungkin rencana itu dapat dilaksanakan dengan baik. Walaupun dirimu sudah melengkapi dengan penjelasan seputar langkah-langkahnya, ia tetap pada pendiriannya.
Bahkan ekspresinya seperti meremehkan kemampuanmu untuk mewujudkan rencana tersebut. Dia dapat memiliki segudang alasan dari pernyataannya atau sekadar berkeras tanpa memberikan argumen apa pun. Sekalipun dirimu punya pendapat yang berbeda darinya terkait rencana-rencana itu, lambat laun kamu bisa terpengaruh.
Sikapnya yang sedikit lebih baik tetapi sama-sama menurunkan semangatmu adalah menyebut rencanamu sulit dilaksanakan. Dia tidak menutup pintu kemungkinan kamu akan berhasil.
Namun, menurutnya peluang itu kecil sekali. Pendapatnya ini mending gak usah digali lebih lanjut. Semua penjelasannya hanya akan membuat semangatmu kian tergerus.
3. Selalu kembali ke rendahnya pencapaianmu di tahun sebelumnya

Pengetahuannya akan tahun lalu yang gak berjalan baik bagimu menjadi petaka. Dia seperti memanfaatkannya buat terus membayangimu dengan aneka kegagalan itu. Contohnya, kamu berencana di tahun yang baru harus bisa mengumpulkan uang muka rumah. Ia tahu bahwa tahun lalu pun rencanamu sama, tapi tidak tercapai.
Bukannya dia menyemangatimu biar tahun ini benar-benar terwujud, ia malah bilang paling-paling bakal sama saja. Tabungan yang sedianya buat uang muka rumah akan terpakai lagi untuk hal-hal lain. Padahal, tahun kemarin itu terpaksa dilakukan karena ada kebutuhan yang gak bisa ditutup dengan dana daruratmu.
Misalnya, orangtua sakit keras dan anak-anak harus patungan biaya rumah sakit. Setiap anak dikenai iuran belasan bahkan puluhan juta rupiah. Tak cuma tabungan bakal uang muka rumahmu yang terpakai. Kamu juga sampai menjual perhiasan dan barang-barang lain yang cukup bernilai.
Belum terkait pencapaianmu lainnya yang lebih rendah daripada harapan. Ia mengulitinya satu per satu. Seakan-akan dia hendak berkata bahwa tahun ini pasti tak akan lebih baik daripada tahun sebelumnya.
Sekarang kamu cuma bisa berusaha bertahan dari upayanya meruntuhkan semangatmu. Namun, jadikan pelajaran agar ke depan sebisa mungkin orang lain tidak tahu detail targetmu yang gak terlaksana.
4. Menceritakan kegagalan banyak orang

Tak hanya kegagalanmu di tahun sebelumnya yang dapat digunakan seseorang untuk menurunkan semangatmu. Jika dia tahu cerita orang-orang tentang kegagalannya yang serupa dengan rencanamu sekarang, ini juga akan dimanfaatkan. Ia menakut-nakutimu bermodalkan kisah kegagalan mereka.
Dia seperti mendorongmu agar mengambil kesimpulan bahwa jika orang-orang gagal, maka kamu pun tak mungkin berhasil. Misalnya, dirimu ingin mulai membangun usaha sampingan biar dapat penghasilan tambahan. Ia berkata bahwa kawan-kawannya gagal membuka usaha sampingan seperti itu.
Memang pengalaman gagal orang lain patut menjadi bahan belajarmu. Supaya dirimu tidak melakukan kesalahan yang sama seperti mereka. Namun bila kamu lantas berpikir pasti bakal gagal juga, artinya kawanmu sukses menjatuhkan semangatmu.
Jika dilihat dari sikapnya yang kurang suportif pada rencana baikmu untuk tahun yang baru, ia bahkan kurang tepat disebut kawan. Dia lebih menyerupai musuh dalam selimut.
5. Membandingkanmu dengannya seakan-akan kamu lebih payah

Kali ini teman tidak membawa-bawa orang lain dalam percakapan kalian. Namun, dia terlalu mencontohkan dirinya sendiri lalu seperti membandingkannya denganmu. Ada kesan ia meninggikan dirinya dan merendahkanmu. Masih dengan contoh keinginanmu membuka usaha sampingan.
Dia berkata kalau ia mau pasti juga bisa dan kemungkinan berhasilnya lebih besar. Dia menyebutkan sumber daya yang dimilikinya. Seperti pengalamannya dalam pekerjaan yang sesuai dengan rencana usaha. Juga modal yang cukup tidak hanya buat memulai, tapi juga mengantisipasi risiko usaha di bulan-bulan pertama.
Lalu dia mengatakan bidang kerjamu bahkan berbeda sekali dari bidang usaha sampingan yang direncanakan. Pendapatanmu juga masih kecil. Ia meragukan dirimu telah siap dari segi modal. Satu sisi, perkataannya bisa membantumu untuk lebih realistis serta berhati-hati dalam melangkah. Di sisi lain, semangatmu mungkin akan terpengaruh secara negatif.
Orang lain memang tidak wajib membantumu mengobarkan semangat. Akan tetapi, bila ada teman yang seperti ingin menurunkan semangatmu segera ambil jarak darinya. Kenali kemampuanmu menahan pengaruh buruk perkataan orang terhadap psikismu. Lebih baik kamu menghindarinya daripada semangatmu telanjur drop serta sulit dinaikkan kembali.