Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Santai Hadapi Saudara yang Pamer Pencapaian, Anti Kena Mental!

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Md Khairul Hasan)
ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Md Khairul Hasan)

Kumpul keluarga apalagi di momen hari raya seharusnya gak diisi dengan saling pamer pencapaian. Namun, nyatanya ini masih sering terjadi.

Niat saudara-saudaramu mungkin awalnya cuma buat mengabarkan kehidupan masing-masing. Akan tetapi, mereka dengan mudah tergelincir dalam kesenangan memamerkan apa-apa yang sudah diraih atau dimiliki.

Misalnya, seseorang seharusnya cukup mengatakan pekerjaannya baik-baik saja ketika ditanya. Namun, kemudian muncul perasaan tidak afdal apabila tak memberikan lebih banyak perincian.

Tujuannya untuk meyakinkan orang bahwa pekerjaannya aman dan kehidupannya di tanah orang sejahtera. Maka, dia pun mulai membicarakan kenaikan jabatan yang berpengaruh pada gajinya, apa saja yang sudah berhasil dibelinya, dan sebagainya.

Saudaramu yang lain juga tak mau kalah. Ia merespons dengan pamer pencapaian juga bahkan mungkin membumbuinya supaya terdengar lebih hebat. Meski kamu tidak nyaman dengan suasana ini, hadapi sesantai mungkin. Berikut lima caranya.

1. Dengarkan saja sambil mengudap

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Mushtaq Hussain)
ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Mushtaq Hussain)

Saudara-saudaramu sudah bersahut-sahutan memamerkan pencapaiannya. Kamu gak usah menambah panas suasana dengan ikut-ikutan membicarakan prestasi apalagi kaitannya dengan materi. Sikap suka pamer tak baik. Dirimu tidak perlu menirunya hanya agar dapat mengimbangi percakapan.

Biarkan saja mereka berlomba-lomba mencetak skor tertinggi untuk daftar pencapaian yang diceritakan. Kamu tak gantian menceritakan satu pun pencapaianmu juga gak masalah. Pencapaian pribadimu diceritakan atau tidak pada orang lain tak memengaruhi kehidupanmu yang sesungguhnya. Daripada dirimu ikut pamer, mending menjadi pendengar saja.

Teruslah mengangguk-angguk siapa pun yang sedang memamerkan pencapaiannya. Jangan lupa kamu tetap sambil menikmati apa saja yang tersaji di meja. Orang-orang kalau sudah asyik pamer biasanya gak ingat makan dan minum. Ketimbang aneka hidangan mubazir, dirimu saja yang menikmatinya. Minum dan makan secukupnya juga membantu pikiranmu tetap tenang serta waras.

2. Kasih pujian biar mereka tambah semangat bercerita

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Kenneth Surillo)
ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Kenneth Surillo)

Terkadang kamu perlu menjadi kompor tanpa maksud yang buruk. Saudara-saudaramu akan merasa lebih puas kalau dapat memamerkan apa pun secara maksimal. Ini memerlukan pancingan dari pendengarnya. Orang yang sama-sama gemar pamer tidak akan sudi memberikan pancingan seperti itu.

Mereka dikuasai perasaan gak mau kalah. Maka kamu saja yang mengalah dengan mengambil peran sebagai pemancing cerita. Contohnya, A bilang kariernya makin moncer. Dia sampai kewalahan diminta menjabat ini itu. Tanyakan padanya alasan menolak berbagai tawaran jabatan tersebut dan apa saja fasilitas yang akan diperoleh seandainya ia menerima.

Anggap saja kamu sedang menambah wawasan. Meski dirimu juga gak perlu terlalu memercayainya karena mungkin dilebih-lebihkan. Lakukan hal yang sama pada saudaramu lainnya yang juga memamerkan sesuatu. Dia pamer mobil baru tanyakan harganya sudah termasuk aksesori atau belum, tingkat kenyamanannya, dan sebagainya. 

3. Kasih tantangan sesuai apa yang dipamerkannya

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/fauxels)
ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/fauxels)

Orang yang hobi pamer kadang juga perlu diberi sedikit tantangan untuk menguji kebenaran ceritanya. Tentu kamu tetap harus melakukannya dengan halus biar gak terkesan menantang egonya. Contoh, dua saudaramu sama-sama memamerkan rumah. Saudara pertama bilang lokasi rumahnya sangat strategis.

Maklum saja, perumahan komersial berharga mahal sehingga memprioritaskan kenyamanan dan kemudahan akses penghuni. Saudara kedua tidak mau kalah. Ia bilang rumahnya luas serta bisa buat lari-lari. Rumahnya tak seperti rumah sekarang yang biasanya kecil-kecil dan sumpek. Di rumahnya, kamar yang bukan utama saja luas.

Jangan ragu buat menunjukkan ekspresi senang saat kamu mendengar cerita mereka. Lalu katakan pada keduanya berarti kapan-kapan dirimu boleh menginap di rumah mereka daripada mencari hotel. Bila setelah kamu bilang begitu mereka malah kebanyakan alasan seakan-akan menolak gagasan itu, kemungkinan besar mereka cuma berbual. Sedikit tantangan darimu sontak bikin mereka kebingungan.

4. Main sama keponakan-keponakan yang lucu

ilustrasi mengajak bermain (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi mengajak bermain (pexels.com/MART PRODUCTION)

Tapi kalau kamu menjadi merasa gerah dan tak kuat lagi mendengarkan saudara-saudara yang pamer segala hal, selamatkan mentalmu. Dirimu tidak perlu terus bertahan berada di tengah mereka. Alihkan perhatianmu pada para keponakan saja. Meski anak-anak juga suka pamer, paling cuma heboh menunjukkan mainan-mainannya.

Ini gak bikin dirimu minder apalagi tersinggung. Ajak mereka bermain bersama selagi orangtuanya sibuk mencari validasi atas pencapaian masing-masing. Kamu bahkan gak usah pamit sama mereka untuk pindah ke area anak-anak. Tak seorang pun benar-benar memperhatikanmu. 

Menjauhlah senatural mungkin agar dirimu tidak terkesan kesal pada mereka. Keuntungan dari cara ini ialah mentalmu lebih aman dari tekanan seolah-olah dirimu harus sesukses mereka. Bonusnya, kamu menjadi om atau tante kesayangan para keponakan. Bukankah sebetulnya ini juga prestasi yang belum tentu bisa dilakukan oleh semua orang?

5. Cari hawa segar sambil istirahat dengan bersantai di teras

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Rene Terp)
ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Rene Terp)

Selain bermain bersama keponakan, kamu juga hanya perlu pindah lokasi biar terbebas dari pamer berdalih cerita doang. Biasanya obrolan tentang pencapaian masing-masing terjadi di ruangan yang minim gangguan dari orang luar. Biar percakapan lebih seru dan tak sedikit-sedikit terusik oleh sapaan orang yang melintas.

Maka aksi pamer pencapaian kerap terjadi di ruang tamu atau ruang tengah. Bukan di teras yang bakal menarik perhatian tetangga. Mereka yang melihat kalian sedang berkumpul menjadi tertarik buat mampir atau sekadar menyapa dari balik pagar. Saudara-saudaramu yang tengah pamer tidak akan senang diinterupsi.

Mending kamu saja yang pindah ke sana. Dirimu bisa duduk-duduk santai bahkan rebahan kalau pagar cukup tinggi. Jika ada saudara yang bertanya kenapa kamu di luar, bilang saja mencari udara segar.

Cara itu juga cocok buatmu yang introver dan mulai kehabisan energi berhari-hari terus mendengar suara banyak orang. Sambil istirahat, dirimu dapat membuka medsos sebentar untuk mengunggah foto atau melihat berita terkini biar gak kudet.

Kumpul keluarga yang ideal memang tidak diwarnai dengan aksi pamer. Antarsaudara seharusnya dapat saling menerima dengan apa adanya. Sehebat apa pun seseorang di luar rumah, bila telah kembali ke tengah keluarga hendaknya melepaskan diri dari atribut-atribut kesuksesan. Namun, apabila aksi pamer seperti ini tak terhindarkan, hadapi sesantai mungkin biar kamu gak stres sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us