5 Langkah Menerapkan Self Compassion dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam hidup, pasti ada naik-turun. Terkadang kamu melalui berbagai macam masalah, kesulitan, atau kesalahan tertentu. Mudah bagi suara inner critic untuk mengambil alih dan mengintimidasi. Kamu jadi mudah merasa sedih, marah, bahkan kecewa dan malu pada diri sendiri.
Perasaan negatif yang terus disimpan-simpan ini kelak akan menjadi sampah. Jauh lebih baik, untuk kamu gantikan dengan perasaan mau menerima dan mengerti apa adanya. Pada akhirnya, kamu harus bisa menjadi sahabat yang baik bagi dirimu untuk bisa melewati setiap keadaan dalam hidup. Salah satu caranya ialah, menerapkan self-compassion.
Tentu ini bisa berbeda bagi setiap orang. Namun, pada dasarnya, self-compassion bisa kamu terapkan melalui lima langkah sederhana berikut.
1.Menerima setiap kelebihan dan kekuranganmu

Coba tuliskan di secarik kertas apa yang kamu tahu adalah kelebihan dan kekuranganmu. Tidak perlu menutup-nutupi. Percaya, deh, tidak ada manusia yang sempurna. Jauh lebih baik untuk menjadi jujur dan apa adanya terhadap dirimu.
Dari situ, kamu akan belajar untuk mengenal dan menerima dirimu. Jangan bandingkan kelebihan dan kekuranganmu dengan kelebihan dan kekurangan orang. Sadari bahwa kalian pada dasarnya adalah dua pribadi berbeda yang tidak bisa dibandingkan.
Kebaikan pada diri sendiri bermula ketika kamu mampu menerima dirimu apa adanya. Termasuk, berdamai dengan setiap keadaan yang ada.
2.Mengakui setiap perasaan yang kamu rasakan, termasuk yang tidak enak sekalipun

Mudah bagi kita untuk mengakui perasaan positif seperti bahagia, sukacita, bangga, dan masih banyak lagi. Bagaimana dengan perasaan negatif seperti sedih dan gelisah? Demi terlihat kuat, kebanyakan orang lebih memilih untuk menyembunyikannya.
Tanpa mereka sadari, justru itu yang membawa masalah lebih besar. Kamu seperti sedang memendam-mendam sampah yang bisa meledak kapan saja.
Belajarlah untuk menjadi pendengar yang baik pada dirimu sendiri terlebih dulu. Setiap perasaan, senegatif apa pun, tetap perlu diakui dan diterima. Karena itu yang membantumu untuk mengenali akar masalah dan mampu menyelesaikannya.
3.Menetapkan batasan yang sehat, termasuk pada diri sendiri

Batasan yang sehat bukan hanya penting dalam relasi dengan orang lain, tapi juga dengan diri sendiri. Apa saja yang perlu dibatasi? Tentunya pikiran, perbuatan, termasuk kebiasaan. Misal, kamu tahu kebiasaan bekerja berlebih tidak baik untuk kesehatan.
Karena itu, belajarlah untuk tegas pada diri sendiri dalam menetapkan jadwal. Berbuat baik tidak selalu berarti melakukan hal yang menyenangkan, melainkan melakukan apa yang benar dan bermanfaat bagi dirimu.
4.Gantikan tuduhan dengan afirmasi positif

Suara inner critic bila dibiarkan lambat laun bisa menjadi bibit benih kebencian pada diri sendiri. Karena itu sifatnya destruktif dan merusak. Lambat laun kamu akan mendefinisikan dirimu berdasarkan suara kritik itu.
Coba gantikan kalimat negatif itu dengan afirmasi positif. Saat nanti kamu berbuat kesalahan atau mengalami kegagalan, alih-alih menghakimi dirimu, ucapkan kalimat seperti, “Tidak apa-apa, setiap orang bisa berbuat salah”, atau, “Kegagalan adalah hal yang lumrah, aku sudah melakukan yang terbaik”.
Hal sesimpel ini akan membantumu untuk mengenal dan memahami diri sendiri apa adanya.
5.Berani untuk speak up

Sebelum kamu menuntut orang untuk mendengarmu, mengapa tidak mencoba dengan mulai mendengarkan dirimu? Speak up pendapat, speak up ketika seseorang melanggar batasmu, speak up ketika kamu merasa sedih, speak up karena kamu tahu kamu layak didengar dan pendapatmu berharga.
Memang kelihatannya sederhana, tapi tahukah kamu, speak up untuk sesuatu yang menurutmu penting adalah salah satu cara untuk berbuat baik pada diri sendiri. Ini menunjukkan bahwa kamu pun menghargai opinimu.
Setiap hal selalu dimulai dengan perubahan sederhana. Setialah pada prosesmu, ya. Tidak perlu menoleh ke kanan-kiri. Bagaimana pun, hanya kamu yang paling mengenal dirimu.