Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Utama Burnout Saat Gap Year dan Cara Menghindarinya

ilustrasi lelah (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi lelah (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pernahkah kamu merasa bingung harus berbuat apa saat menjalani gap year? Mengambil jeda sebelum melanjutkan kuliah bisa jadi keputusan yang tepat untuk beristirahat dan mempersiapkan diri.

Waktu ini bisa dimanfaatkan untuk mengeksplorasi minat baru, traveling, atau bahkan bekerja paruh waktu. Namun, tanpa perencanaan yang baik, gap year juga bisa menjadi sumber stres dan burnout.

Burnout saat gap year bisa terjadi karena berbagai alasan, mulai dari kurangnya struktur hingga tekanan untuk selalu produktif. Nah, berikut adalah lima penyebab utama burnout saat gap year dan cara menghindarinya!

1. Kurangnya struktur dan tujuan yang jelas dalam kegiatan sehari-hari

default-image.png
Default Image IDN

Saat menjalani gap year, banyak yang merasa kehilangan struktur yang biasanya ada saat sekolah. Tanpa jadwal yang jelas, kamu bisa merasa bingung dan tidak produktif. Akibatnya, hari-harimu terasa panjang dan membosankan, yang pada akhirnya menurunkan semangat.

Cara menghindarinya: Buatlah rencana harian atau mingguan yang mencakup kegiatan yang ingin dilakukan. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang untuk menjaga motivasi. Dengan tujuan yang jelas, kamu bisa lebih fokus dan merasa lebih terarah dalam menjalani gap year-mu.

2. Tekanan untuk memanfaatkan setiap detik gap year dengan kegiatan produktif

ilustrasi lelah (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi lelah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak orang merasa harus memanfaatkan setiap detik gap year dengan kegiatan yang produktif. Tekanan ini bisa membuatmu merasa terbebani dan stres, bahkan muncul rasa bersalah jika tidak melakukan sesuatu yang dianggap bermanfaat.

Cara menghindarinya: Ingat, gap year adalah waktu untuk beristirahat dan mengeksplorasi minat baru. Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Beri dirimu waktu untuk bersantai dan menikmati proses. Menikmati waktu luang juga penting untuk menjaga keseimbangan mental dan fisik.

3. Isolasi sosial akibat kurangnya interaksi dengan teman dan keluarga

ilustrasi lelah (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi lelah (pexels.com/RDNE Stock project)

Tanpa lingkungan sekolah atau kampus, mungkin kamu merasa kesepian dan terisolasi. Kurangnya interaksi sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental. Rasa kesepian ini bisa semakin parah jika tidak aktif mencari cara untuk tetap terhubung dengan orang lain.

Cara menghindarinya: Tetaplah terhubung dengan teman-teman dan keluarga. Ikuti komunitas atau kegiatan yang memungkinkanmu bertemu orang baru dan membangun jaringan sosial. Mengikuti kursus atau kegiatan sukarela juga bisa menjadi cara yang baik untuk tetap aktif secara sosial.

4. Ketidakpastian masa depan yang menyebabkan kecemasan dan stres

ilustrasi stress (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi stress (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Memikirkan masa depan yang tidak pasti bisa menjadi sumber kecemasan. Kamu mungkin khawatir tentang apakah keputusan mengambil gap year adalah pilihan yang tepat. Kekhawatiran ini bisa membuatmu merasa cemas dan tidak tenang.

Cara menghindarinya: Fokus pada hal-hal yang bisa kamu kontrol. Buatlah rencana yang fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Konsultasikan dengan mentor atau konselor untuk mendapatkan perspektif yang lebih baik. Mereka bisa membantumu melihat berbagai pilihan dan membuat keputusan yang lebih informasional.

5. Kurangnya keseimbangan antara kerja keras dan waktu untuk istirahat

ilustrasi lelah (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi lelah (pexels.com/Mikhail Nilov)

Terlalu fokus pada kegiatan produktif tanpa memberi waktu untuk istirahat bisa menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Mungkin kamu merasa harus terus bekerja keras tanpa henti untuk mencapai tujuan.

Cara menghindarinya: Pastikan kamu memiliki waktu untuk beristirahat dan melakukan kegiatan yang disukai. Praktikkan self-care secara rutin, seperti olahraga, meditasi, atau hobi yang menyenangkan. Menjaga keseimbangan antara kerja dan istirahat sangat penting untuk kesehatan jangka panjang.

Dengan merencanakan kegiatan dan tetap terhubung dengan orang lain, kamu bisa menjalani gap year dengan lebih seimbang dan menyenangkan. Jangan lupa untuk memberikan dirimu waktu istirahat dan menikmati setiap momen. Selamat menikmati gap year!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhamad Aldifa
EditorMuhamad Aldifa
Follow Us