Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Langkah Praktis untuk Mengatasi Burnout Saat Belajar

ilustrasi wanita pegang kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Burnout adalah kondisi meningkatnya jarak mental seseorang dari pekerjaannya, disertai perasaan negatif, rendahnya harga diri, dan terkurasnya energi. Burnout akademis biasanya berasal dari stres akibat beban sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan faktor psikologis lainnya yang sering muncul saat belajar.

Siswa mungkin merasakan kelelahan emosional, cenderung tidak peduli, dan merasa kurang berprestasi. Lantas, bagaimana cara mengatasi burnout? Berikut empat langkah praktis untuk mengatasi burnout saat belajar!

1. Luangkan waktu untuk beristirahat

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Lisa Fotios)

Ingat, kamu bukan robot yang harus terus menerus belajar. Manusia tidak bisa selalu termotivasi dan produktif sepanjang waktu. Penting untuk memberi waktu istirahat dan mengisi ulang pikiran. Utamakan kesehatan dan stamina agar bisa terus melangkah maju.

Jika kamu merasa burnout, luangkan waktu untuk memberi penghargaan pada diri sendiri, seperti menikmati makanan enak, tidur yang cukup, atau melakukan hobi. Dengarkan dan validasi perasaanmu, serta pahami keinginan tubuh dan pikiranmu. Tidak ada salahnya beristirahat sejenak daripada memaksakan diri hingga hasilnya tidak maksimal.

2. Evaluasi dan rencanakan kembali jadwal belajar

ilustrasi menulis di tablet (pexels.com/Jess Bailey Designs)

Burnout saat belajar juga bisa menjadi tanda bahwa kamu perlu meninjau kembali kebiasaan belajarmu. Belajar selama dua jam terus menerus mungkin terasa produktif, tetapi apakah itu efektif? Apakah kamu benar-benar bisa menyerap semua materi, atau justru membuang energi hanya untuk menghafal? Lebih baik jika kamu menerapkan waktu istirahat di sela-sela belajar.

Cobalah mengatur timer selama 25–30 menit untuk fokus belajar tanpa gangguan, diikuti dengan istirahat 5–15 menit. Manfaatkan waktu istirahat untuk mengisi ulang tenaga, seperti menonton video, makan camilan, jalan kaki, tidur siang, atau menekuni hobi.

3. Fokus pada kemajuan belajar

ilustrasi ceklis (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Hentikan kebiasaan membandingkan kemajuan belajarmu dengan orang lain. Setiap orang memiliki tangga kemajuan masing-masing, jadi tidak perlu merasa iri. Fokuslah pada diri sendiri dan setiap kemajuan yang kamu buat, meskipun hanya membaca satu halaman atau mengerjakan 5–10 soal.

Memiliki dorongan untuk belajar memang menyenangkan, tetapi juga sulit. Agar bisa terus belajar, penting untuk merawat pikiran dan tubuh. Temukan keseimbangan antara kehidupan sehari-hari dan tugas sekolah, dan lakukanlah langkah demi langkah.

4. Bersikap baik pada diri sendiri

ilustrasi perempuan di pantai (pexels.com/Oleksandr P)

Ingat, belajar adalah sebuah proses, bukan hanya tentang hasil akhir. Terkadang, kamu terlalu fokus pada hasil sehingga lupa menghargai apa yang telah dicapai. Ketika merasa lelah atau burnout, ingatlah untuk merayakan pencapaianmu.

Sebagai kiat tambahan, cobalah menemukan orang-orang dengan semangat belajar yang sama. Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain; sebaliknya, bekerjasamalah dengan mereka dan pelajari cara belajar mereka. Setiap orang memiliki waktu mereka sendiri untuk bersinar, dan kamu pun akan memiliki waktu itu.

Burnout akan membuatmu merasa sangat negatif dan tidak bisa belajar dengan efektif. Ingatlah bahwa perjalanan belajar adalah proses yang unik untuk setiap individu. Jangan ragu untuk mengambil waktu untuk diri sendiri dan menjaga kesehatan mental serta fisikmu.

Dengan pendekatan yang seimbang dan penuh perhatian, kamu akan menemukan cara terbaik untuk belajar dan tumbuh. Jangan lupa, setiap langkah kecil yang kamu ambil menuju tujuanmu adalah pencapaian yang layak dirayakan. Teruslah berusaha, dan jangan lupakan pentingnya beristirahat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fibia Tista Avanti
EditorFibia Tista Avanti
Follow Us