Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
novel Stay With Me (instagram.com/vintageanchorbooks)

Stay With Me memang bukan novel baru. Ia sudah beredar sejak 2017 lalu dan berhasil meraih beberapa nominasi penting di ranah sastra. Termasuk Women's Prize for Fiction dan Goodreads Choice Award. Padahal ini adalah karya debut sang penulis, Ayobami Adebayo. 

Adebayo memilih untuk menyarikan cerita dari negara asalnya sendiri, Nigeria. Semua ia rangkum dalam buku setebal 300 halaman. Premisnya berkutat pada kehidupan pasutri bernama Yejide dan Akin yang harus berhadapan dengan isu infertilitas. 

Apa yang membuat novel ini begitu dipuja? Yuk, simak beberapa poin menarik dari novel ini. Banyak wawasan baru tentang Afrika dan feminisme yang bisa kamu ulik, lho. 

1. Poligami ternyata hal yang lumrah dipraktikan di Afrika Sub-Sahara, termasuk Nigeria

novel Stay With Me (instagram.com/aaknopf)

Wawasan ini mungkin tidak banyak diketahui orang. Maklum, poligami adalah salah satu isu yang jadi perdebatan sengit dan nyatanya sebagian besar manusia menganggapnya kurang etis atau tidak bermoral. Sejumlah negara bahkan memberlakukan aturan ketat dan pelakunya bisa dituntut hukuman pidana. 

Nyatanya, sebuah riset yang dilakukan PEW Research Center pada 2020 menemukan bahwa Afrika Sub-Sahara adalah region yang penduduknya paling banyak terlibat dalam pernikahan poligami (lebih spesifiknya poligini, laki-laki yang menikahi lebih dari satu perempuan). 

Ini diamini oleh Adebayo yang dalam novel debutnya juga mencatut fenomena itu lewat kehidupan pernikahan Yejide dan Akin. Setelah beberapa tahun menikah dan tak kunjung dikaruniai anak, keluarga besar mereka menikahkan Akin dengan perempuan lain bernama Funmi. 

Yejide dan Akin sendiri lahir dari orangtua yang terlibat dalam pernikahan poligami. Masing-masing memiliki banyak saudara dari ibu tiri yang jumlahnya lebih dari satu. 

2. Masyarakat Afrika percaya bahwa banyak anak lebih baik

Editorial Team

Tonton lebih seru di