Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Respons yang Bikin Orang Malas Curhat padamu, Jangan Ulangi ya!

Pexels.com/charlotte-may
Pexels.com/charlotte-may

Siapa sih, yang gak pernah curhat atau dicurhati? Entah oleh teman atau saudara, pasti sudah biasa, kan? Namun apakah responsmu selama ini saat menerima curhatan sudah tepat?

Sebab jika responsmu gak tepat, bisa membuat orang yang curhat padamu kesal, lho. Dia akan enggan curhat lagi bahkan membencimu. Yang terakhir itu buruk banget, kan? Makanya, jangan ulangi lagi respons seperti di bawah ini, ya!

1. Curhatnya baru kemarin, hari ini sudah lupa

Pexels.com/gabby-k
Pexels.com/gabby-k

Kejadian seperti ini pasti disebabkan oleh kurang berkonsentrasinya kamu saat dicurhati. Mungkin kamu lagi sibuk sehingga mendengarkan curhatannya sambil mengerjakan sesuatu. 

Bisa juga sejak awal kamu sudah menganggap gak penting isi curhatannya. Apa pun itu, dia pasti jadi menyesal sudah repot-repot curhat padamu. Masa iya, harus mengulanginya lagi cuma biar kamu ingat?

Kurang kerjaan banget. Maka jika kamu lagi sibuk, lebih baik memberinya waktu khusus untuk curhat setelah kesibukanmu selesai. Jujur saja gak apa-apa, kok.

2. Curhatnya sudah panjang lebar, tanggapanmu irit banget

Pexels.com/william-fortunato
Pexels.com/william-fortunato

Kalau kamu memang lagi sibuk, yang keliru ialah orang yang curhat. Sudah tahu kamu kelihatan sibuk, kenapa masih diajak curhat? Namun bagaimana jika kamu sebenarnya gak lagi sibuk?

Tanggapanmu yang sama sekali gak sebanding dengan panjang curhatannya tentu bikin dia kecewa. Masa begitu doang? Jangan-jangan dari tadi kamu gak menyimak sehingga bingung saat hendak menanggapi.

3. Tanggapanmu lumayan banyak sih, tetapi seperti sekadar untuk menyenangkannya

Pexels.com/julia-larson
Pexels.com/julia-larson

Ada orang yang senang jika selalu didukung. Bahkan sekalipun tindakannya kurang tepat. Dia malah akan tersinggung bila orang lain mengoreksi meski untuk kebaikannya juga.

Orang tipe begini kalau curhat sebaiknya kamu 'iya'-kan saja. Daripada kamu kena semprot, kan? Namun ada juga lho, yang sengaja curhat padamu karena benar-benar ingin mendengar pendapatmu tentang masalahnya.

Bahkan pendapat yang paling berlawanan dengan pendapatnya. Dia ingin mendengar perspektif lain dan sangat mengharapkan kejujuranmu. Biar kalau dia salah, dia bisa cepat memperbaiki diri. Bukan malah makin salah.

4. Curhatnya belum kelar malah kamu gantian curhat

Pexels.com/gary-barnes
Pexels.com/gary-barnes

Ini bukan lagi lomba curhat, ya? Maka jika seseorang lagi curhat padamu, kamu fokus saja pada curhatannya. Sampai curhatnya tuntas dan cukup puas dengan tanggapanmu.

Bukan justru kamu seperti gak sabar untuk curhat padanya juga. Paham sih, kamu mungkin juga lagi ada unek-unek. Namun tahan diri dong.

Kamu bisa curhat lain waktu. Biar dia gak merasa kamu cuma mementingkan curhatanmu sendiri dan gak peduli pada curhatannya.

5. Curhatannya kamu bocorin, ya? Jahat!

Pexels.com/ivan-samkov
Pexels.com/ivan-samkov

Bahkan meski dia gak bilang curhatannya wajib dirahasiakan, sebaiknya kamu memang gak menceritakannya pada orang lain. Kan, kamu gak tahu pasti boleh atau gak. Apalagi kalau memang dia minta dirahasiakan.

Kebangetan deh, kalau kamu tetap gak bisa menjaganya di antara kalian saja. Dia sudah percaya sama kamu, tetapi kamu menyalahgunakan kepercayaannya. Dia bisa malu banget kalau curhatannya tersebar.

Dicurhati memang gak sama dengan saat kamu mengobrol biasa dengan seseorang. Curhat itu obrolan yang mendalam. Gak akan dilakukan hanya untuk membicarakan masalah-masalah sepele.

Jadi kalau kamu dipilih sebagai teman curhat, itu artinya dia merasa nyaman dan percaya padamu. Lebih dari rasa nyaman dan percayanya pada orang lain. Maka bersikaplah lebih serius saat dicurhati siapa pun, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us