5 Sebab Orang Tetap Suka Ngutang Meski Kaya, Asetnya Gak Likuid

Pernahkah kamu dibuat bingung saat menghadapi teman, tetangga, atau saudara yang ingin berutang? Bukan lantaran kamu gak punya uang buat dipinjamkan padanya.
Hanya saja setahu kamu, dia bukanlah orang yang ekonominya pas-pasan. Dia bahkan punya rumah yang lebih bagus daripada rumahmu atau jabatan yang lebih tinggi di kantor.
Kamu jadi bertanya-tanya, "Serius nih, dia gak ada duit?" Terserah apa jawabanmu nanti, mari mencari tahu sebab-sebab seseorang sudah kaya, tetapi kebiasaan berutangnya tak juga berhenti. Jangan ditiru, ya!
1. Kekayaannya cuma numpang lewat

Dia mendapatkan warisan yang cukup besar dari orangtuanya. Akan tetapi, dia gak pintar dalam mengelolanya. Warisan sebanyak apa pun yang diterimanya menjadi tak berbekas alias habis begitu saja.
Demikian pula dengan gajinya yang sebenarnya gak kecil. Dia tidak bijaksana dalam membelanjakannya. Jangankan untuk menabung dan berinvestasi, cukup buat sebulan saja rasanya selalu mustahil.
2. Gak punya aset yang mudah dicairkan

Dia tidak berfoya-foya dengan penghasilan atau warisan yang diperoleh. Namun pemikirannya kurang panjang ketika berusaha mengelola harta yang dimilikinya. Contoh, semua uangnya diinvestasikan ke properti.
Sekalipun kemungkinan keuntungannya di masa depan terbilang besar, dia tidak dapat mencairkannya dengan cepat apabila ada kebutuhan tak terduga. Inilah sebabnya, idealnya kamu tetap punya tabungan dan investasi yang likuid seperti deposito serta emas.
Kalau terjadi sesuatu, tabungan tinggal ditarik sesuai kebutuhan. Deposito pun bisa dicairkan sewaktu-waktu, tak harus menunggu jatuh temponya. Emas juga tinggal dijual ke toko.
3. Berpikir utang asal tak banyak-banyak sebagai hal yang lumrah

Padahal, justru inilah yang membuat orang-orang tak habis pikir ketika dirinya ingin berutang. Masa dia punya rumah besar, kendaraan sendiri, dan tanah di mana-mana; satu atau dua juta saja mesti pinjam orang?
Bila dia termasuk orang terdekatmu, meski kamu membantunya untuk saat ini, cobalah buat menasihatinya juga. Beri tahu dia bahwa sikap seperti itu malah mendatangkan banyak omongan miring. Lain jika dia memang gak punya apa-apa.
4. Terlalu banyak cicilan

Akhirnya, penghasilan atau warisan sebesar apa pun bisa menjadi kurang berarti apabila cicilan yang harus ditanggung banyak sekali. Apalagi setiap cicilan ada bunganya.
Gajinya yang berlipat-lipat darimu dapat saja tak bersisa gara-gara digunakan untuk membayar beragam cicilan. Belum lagi biaya hidup sehari-hari. Doronglah ia untuk gak terus-menerus mengambil cicilan baru dan segera menyelesaikan cicilan lama satu per satu.
5. Memang punya sifat ingin memanfaatkan orang lain

Orang tipe begini memang ada. Mau sekaya apa pun dirinya, mentalnya memang mental benalu. Prinsipnya ialah sebisa mungkin dirinya tak keluar uang meski itu untuk kebutuhannya sendiri.
Dia bakal sering minta dibayari siapa pun saat berbelanja atau makan di luar. Kalau dia tidak bisa mendapatkan sesuatu secara gratis, minimal dia akan berutang. Walau tentu saja, besar kemungkinan dia tak bakal membayarnya sekalipun sebenarnya dia punya uang.
Memiliki teman, saudara, atau tetangga yang seperti ini memang bikin gak habis pikir, ya? Sekarang setelah kamu tahu sebab-sebabnya, jadikan pelajaran supaya kamu tak mengikuti jejaknya. Sebisa mungkin jangan berutang, apalagi saat kamu sebenarnya sudah kaya. Malu!