Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sebab Utama Gen Z Lebih Aware pada Mental Health, Faktor Lingkungan?

ilustrasi sedang mengalami mental health (pexels.com/Maksim Goncharenok)
ilustrasi sedang mengalami mental health (pexels.com/Maksim Goncharenok)

Gen Z lahir dan tumbuh dalam era digital, dimana internet, media sosial, dan teknologi jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, faktanya, mereka juga merupakan generasi yang sangat memperhatikan isu-isu kesehatan mental. Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z lebih terbuka ketika membahas masalah-masalah terkait kesehatan mental, seperti stres, kecemasan, depresi, dan burnout.

Pertanyaannya adalah, kenapa Gen Z begitu peduli dengan kesehatan mental mereka? Berikut lima penyebab utama yang menjelaskan kenapa generasi ini punya perhatian besar pada mental health. Kamu termasuk Gen Z yang seperti ini?

1. Akses informasi yang lebih terbuka tentang kesehatan mental

ilustrasi bermedia sosial (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi bermedia sosial (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Penyebab utama kenapa Gen Z lebih peduli pada kesehatan mental adalah karena mereka punya akses yang lebih terbuka terhadap informasi soal kesehatan mental ini. Berkat internet dan media sosial, informasi tentang berbagai kondisi kesehatan mental seperti anxiety, depresi, dan gangguan mental lainnya lebih mudah diakses. Artikel, video, podcast, dan bahkan kampanye dari influencer soal kesehatan mental bisa ditemukan dengan cepat.

Selain itu, Gen Z juga punya kesempatan untuk mencari bantuan profesional secara online, lewat terapi virtual atau konseling daring. Akses mudah ini memungkinkan mereka untuk mencari tahu lebih banyak tentang gejala-gejala yang mereka alami, cara mengatasi masalah kesehatan mental, dan pentingnya menjaga keseimbangan emosional itu sendiri.

2. Tekanan sosial dan kecemasan yang lebih tinggi akibat media sosial

ilustrasi cemas (pexels.com/Tim Gouw)
ilustrasi cemas (pexels.com/Tim Gouw)

Teknologi dan media sosial memang memberi banyak manfaat, tapi di sisi lain, ini juga meningkatkan tekanan sosial bagi Gen Z. Platform seperti Instagram, TikTok, dan X biasanya menampilkan gambaran sempurna tentang kehidupan orang lain. Alhasil, ini bisa menyebabkan perbandingan yang gak realistis. Bisa dibilang, tekanan untuk selalu terlihat bahagia, sukses, dan menarik secara fisik jadi sangat besar bagi generasi ini.

Perbandingan sosial yang konstan ini bisa dengan mudah memicu perasaan gak puas terhadap diri sendiri, serta kecemasan dan stres. Saat melihat kehidupan orang lain yang tampak ideal, anggota Gen Z akan merasa hidupnya kurang baik, dan ini akan mempengaruhi kesehatan mental mereka.

3. Mudah menemukan kisah-kisah orang lain tentang kesehatan mental

ilustrasi reaksi setelah terpapar berita negatif (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi reaksi setelah terpapar berita negatif (pexels.com/Liza Summer)

Gen Z hidup di era dimana berbagi cerita tentang kesehatan mental di ruang publik jadi lebih umum. Banyak artis, influencer, dan bahkan tokoh masyarakat yang terbuka soal pengalaman mereka dengan gangguan kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, atau bipolar.

Sehingga, kisah-kisah ini memberikan validasi dan menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental adalah hal yang nyata dan bisa dialami oleh siapa saja, termasuk oleh orang-orang yang tampak sukses atau bahagia. Akhirnya, keterbukaan ini menginspirasi Gen Z untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental mereka sendiri. Mereka sadar bahwa merasa cemas, stres, atau tertekan adalah hal yang wajar dan bukan sesuatu yang harus disembunyikan.

4. Berubahnya paradigma tentang keseimbangan kehidupan dan karir

ilustrasi meraih kesuksesan (freepik.com/freepik)
ilustrasi meraih kesuksesan (freepik.com/freepik)

Gen Z biasanya punya pendapat yang berbeda tentang keseimbangan antara kehidupan dan karir dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka lebih fokus pada kesehatan emosional dan mental daripada sekadar mengejar karir yang sukses. Banyak dari mereka yang gak ingin mengorbankan kesehatan mental demi ambisi pekerjaan.

Gen Z cenderung menilai kesuksesan gak hanya dari segi material atau prestasi karir, tapi juga dari seberapa baik mereka bisa menjaga kesehatan mental dan menikmati kehidupan. Mereka percaya bahwa keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya.

5. Dampak dari berbagai tantangan global

ilustrasi merasa sendiri (pexels.com/Kha Ruxury)
ilustrasi merasa sendiri (pexels.com/Kha Ruxury)

Gak bisa dimungkiri, Gen Z tumbuh di era yang penuh dengan tantangan global, seperti krisis ekonomi, perubahan iklim, pandemi, dan ketidakpastian politik. Alhasil, ini menciptakan apa yang disebut sebagai trauma kolektif, dimana satu generasi mengalami kesulitan bersama yang mempengaruhi kondisi mental mereka. Pandemi COVID-19, misalnya, sudah memperburuk kondisi kesehatan mental di seluruh dunia, dengan meningkatnya kecemasan, depresi, dan perasaan kesepian.

Inilah yang bikin Gen Z lebih menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental mereka. Mereka melihat langsung bagaimana situasi yang penuh tekanan bisa mempengaruhi kesejahteraan mental, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Akibatnya, mereka jadi lebih waspada dan berusaha mencari cara untuk mengatasi stres dan kecemasan yang muncul.

Gen Z adalah generasi yang sangat peduli dengan kesehatan mental dan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kesadaran terhadap kesehatan mental di kalangan Gen Z merupakan perkembangan positif yang menunjukkan bahwa generasi ini gak hanya peduli pada kesuksesan materi, tapi juga pada kesejahteraan emosional dan mental mereka. Sehingga, Gen Z diharapkan bisa menciptakan lingkungan yang lebih mendukung kesehatan mental, baik bagi diri sendiri maupun bagi generasi yang akan datang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desria
EditorDesria
Follow Us