Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sikap Toleransi saat Perjalanan Mudik sampai Tiba di Kampung Halaman

ilustrasi perjalanan mudik bersama keluarga (pexels.com/Tim Mossholder)
Intinya sih...
  • Mudik Lebaran adalah tradisi yang dinantikan jutaan pemudik
  • Sikap toleransi diperlukan saat perjalanan agar aman dan nyaman
  • Bersikap penuh etika dan bijaksana, dukung sesama pemudik di kampung halaman

Mudik Lebaran menjadi tradisi yang dinantikan. Jutaan pemudik berbondong-bondong menuju daerah asalnya untuk merayakan Idulfitri bersama keluarga di kampung halaman. Di tengah hiruk pikuk perjalanan jauh, hingga sesampainya di rumah, ada beragam hal yang menunjukkan betapa istimewanya tradisi ini karena melatih diri untuk saling menghargai.

Ya, sikap toleransi, ini memang diperlukan demi keselamatan dan kelancaran bersama hingga saling bergembira setibanya di tempat tujuan. Apa saja sikap toleransi saat perjalanan mudik sampai tiba di kampung halaman?

1.Menghormati sesama pengguna jalan

ilustrasi kemacetan pada musim mudik Lebaran (pexels.com/el jusuf)

Perjalanan jauh bebarengan momen mudik Lebaran kerap dihiasi antrean panjang. Kemacetan pun tak terhindarkan pada jam-jam tertentu dan daerah arus mudik. Dalam kondisi ini, sikap toleransi diperlukan agar perjalanan aman dan memberikan kenyamanan bagi semua orang, baik pengguna jalan maupun warga sekitar.

Maka, pastikan fisik kuat dan kesehatan prima sebelum perjalanan, sehingga mampu mengontrol emosi menghadapi situasi ini. Salinglah menghormati sebagai sesama pengguna jalan, tertiblah berlalu lintas supaya gak memperburuk situasi. Ciptakan suasana harmonis di jalan untuk mencegah potensi konflik yang membahayakan.

2. Gunakan dan berbagi fasilitas umum dengan bijaksana

ilustrasi rest area mudik (pexels.com/Gustavo Fring)

Ada jutaan manusia selama perjalanan mudik, maka terapkan juga sikap toleransi dalam memanfaatkan fasilitas umum. Berbagilah ruang menggunakan rest area, gak perlu berlama-lama di toilet untuk berfoto atau hal yang di luar tujuannya, rapikan kembali tempat ibadah setelah selesai.

Dengan memahami pentingnya sikap toleransi di tempat yang menyediakan fasilitas istirahat pemudik, maka perjalanan nyaman untuk bersama. Sederhana namun bermanfaat baik bagi semua penggunanya.

3.Menghargai perbedaan saat kumpul keluarga dan momen silaturahmi

ilustrasi berkumpul keluarga (pexels.com/Askar Abayev)

Setelah sampai di tujuan, waktunya bertemu dan kumpul keluarga. Nah, karena ini adalah hal yang dinantikan, maka jaga suasananya agar menyenangkan. Begitu pula ketika momen silaturahmi dengan para tetangga, bersikaplah toleransi terhadap segala jenis perbedaan.

Misalnya, kalau ada anggota keluarga yang berpandangan beda ketika sedang ngobrol bersama, entah dalam hal apa saja seperti pola hidup, pergaulan, pekerjaan, dan lainnya, daripada mendebatkan mending bersikap terbuka dan menghargai. Tidak perlu sampai ribut-ribut untuk menunjukkan pendapatmu yang terbaik, masing-masing punya sudut pandang, jangan rusak suasana kebersamaannya hanya karena tak mampu bersikap toleran.

Gak usah menghakimi, fokuslah menikmati momen istimewa ini dengan santai dan ceria. Kedepankan nilai-nilai toleransi dalam acara silaturami tanpa membesarkan perbedaan. Mudik bakal berkesan ketika selama di kampung halaman tercipta keharmonisan.

4.Bersedia beretika seperti daerah tujuan

ilustrasi orang sedang menyapa (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setiap daerah punya tata krama, bersikaplah penuh etika baik. Wujud sikap toleransi dalam hal ini yaitu seperti mendengarkan orang yang sedang berbicara secara aktif tanpa terburu menyela. Berjalan sambil menyapa dan tersenyum ketika melewati sekelompok orang yang sedang duduk santai di depan rumahnya.

Etika yang baik, membuatmu mudah diterima, sekalipun itu daerah tanah kelahiran, karena kini hidupmu di kota, jangan melupakan tata krama kampung halaman. Hindari bersikap angkuh sekalipun sudah sukses, tetaplah rendah hati dan hormati adat serta masyarakat setempat.

5.Saling membantu dengan ketulusan

ilustrasi persiapan memasak (pexels.com/Monstera Production)

Seberhasil apa pun setelah merantau ke kota, ketika mudik tetaplah bijaksana. Dukung dan bantu sesama yang membutuhkan. Ini bisa dilakukan dari perjalanan mudik hingga tiba di daerah tujuan.

Ketika dalam perjalanan melihat kendaraan pemudik mogok atau tersesat, berempatilah membantunya sebagai sesama pemudik. Kepedulian ini akan meringankan beban mereka, sekaligus meningkatkan bahagiamu karena memberi manfaat orang lain.

Hingga tiba di kampung halaman, meski di rumah orangtua, ikutlah bergotong royong mempersiapkan segala sesuatunya untuk momen Lebaran. Bangun solidaritas bagi sesama pemudik ketika di jalan, dan pererat relasi keluarga saat di rumah dengan ringan tangan memberikan bantuan.

Mempraktikkan sikap-sikap toleransi gak hanya di keseharian biasanya, saat momen istimewa melakukan mudik Lebaran hingga menikmati kebersamaan keluarga, juga perlu bersikap demikian. Ketika setiap orang sadar untuk mengedepankan sikap toleransi saat perjalanan mudik sampai tiba di kampung halaman, momen Lebaran bakal terasa lebih indah dan penuh berkah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us