5 Tanda Kamu Terlalu Khawatir dengan Pikiran Orang Lain

Demi menjaga penilaian orang tetap baik, kamu memilih untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Padahal, keinginan orang gak selalu sejalan dengan keinginanmu. Namun, kamu tetap melakukannya agar tetap dianggap baik.

Selain itu, kamu merasa kalau menolak permintaan orang justru akan dianggap jahat. Walhasil, kamu malah terjebak menjadi people pleasure. Gak selalu berimbas positif, terkadang kamu malah bisa jadi kesal sendiri saat mengikuti keinginan orang.

Gak berhenti dengan keinginan untuk selalu menyenangkan orang, kamu juga jadi terlalu 'jahat' pada diri sendiri. Demi memenuhi ekspektasi orang, kamu gak ragu untuk mengkritik diri sendiri secara berlebihan.

Gak heran, sih, hal ini terjadi karena kamu kelewat khawatir andai melakukan kesalahan di hadapan orang. Kamu gak mau mengecewakan orang, apalagi sampai menghancurkan harapan mereka yang terlanjur tinggi padamu.

Meski bisa terlalu keras mengkritik diri sendiri, tapi sayangnya kamu malah gak bisa mencerna masukan dari orang lain dengan baik. Bukannya gak bisa menerima kritik, kamu justru jadi sering salah mengartikan maksud orang.

Dalam pikiranmu, orang mengkritik karena mereka gak puas pada sikap atau kinerjamu. Muncul anggapan juga kalau kritikan mereka jadi bukti kalau kamu gak cukup baik di hadapan orang lain. Yuk, kurang-kurangin overthinking macam ini.

Sebenarnya, cukup bijak saat kita merasa harus berhati-hati dengan apa yang akan diucapkan. Namun, gak jarang rasa khawatir akan pemikiran orang membuat kita malah makib gak berani menyampaikan pendapat meski sudah melewati pertimbangan panjang.

Hal ini dipicu oleh pemikiran kalau ada kemungkinan perkataan kita bisa mengecewakan orang lain. Membayangkan orang lain jadi tidak suka padamu hanya karena memilih lebih terus terang saat menyampaikan pendapat bisa terasa menyiksa.

Rasa khawatir terhadap penilaian orang ternyata juga terlihat saat ingin meminta bantuan. Mengulurkan bantuan untuk orang lain gak pernah jadi masalah, tapi beda cerita saat kamu yang sedang butuh bantuan. Meski wajar meminta bantuan orang lain, tapi kondisi ini justru jadi bumerang bagimu.

Ada anggapan kalau kamu bisa saja dinilai lemah karena gak mampu melakukan sesuatu hal. Rasa enggan untuk minta bantuan juga bisa muncul karena tidak ingin merepotkan orang lain. Padahal, saling tolong menolong dalam kebaikan adalah bentuk kebersamaan sosial.

Kita gak akan pernah bisa mengendalikan pemikiran orang lain terhadap siapa pun. Jadi, alih-alih merasa khawatir, ada baiknya kalau kita terus berusaha berbuat baik tanpa harus terbebani dengan penilaian orang. Sesekali juga boleh kok abaikan komentar orang, terlebih yang sifatnya negatif.