5 Tips Produktif Menulis Tanpa Bergadang, Yuk Jadi Morning Person!

Dengan alasan menunggu suasana di rumah menjadi sunyi dan nyaman buat berpikir, sejumlah penulis bekerja dari larut malam sampai pagi hari. Rasanya ide lebih mudah ditemukan dan menuliskannya pun lebih lancar pada waktu tersebut. Kamu merasa gak akan mampu berkarya dengan baik di waktu yang lain.
Memang, suasana yang hening sangat membantu meningkatkan konsentrasimu. Proses menulis menjadi lebih cepat dan gak sebentar-sebentar macet, karena perhatianmu teralihkan oleh berbagai hal. Tapi sekalipun awalnya kebiasaan bergadang terasa meningkatkan produktivitas, lambat laun justru menurunkannya.
Kamu mulai merasakan berbagai keluhan kesehatan, akibat melek di malam sampai pagi hari. Apalagi, jika paginya kamu harus beraktivitas seperti berkuliah atau melakukan pekerjaan lainnya. Sebelum badan tumbang, mari segera mengubah jam menulis dengan lima cara di bawah ini.
1. Jadi morning person dulu

Apakah kamu berencana bergadang lagi nanti malam demi menulis? Jika ingin tetap rutin menulis, sekaligus memperbaiki pola hidup, nanti malam off saja dulu dari kegiatan menulis. Tujuannya supaya kamu bisa tidur normal di malam hari dan dalam waktu yang cukup sampai besok pagi.
Tentu kebiasaan bergadang akan membuatmu sulit terlelap pada jam 10 malam atau otomatis terbangun 2 jam kemudian. Ada dorongan untuk melek hingga pagi seperti biasanya. Namun, kebiasaan baru harus terus dilatih sampai kamu terbiasa tidur sekitar 7 jam setiap malam.
Lalu bagaimana dengan tugas menulismu? Kerjakan besok pagi walaupun kamu tidak yakin dapat melakukannya dengan baik. Kamu wajib latihan tertib mengenai penggunaan waktu.
Jangan pakai waktu tidur malam buat bekerja. Tekankan dalam pikiran bahwa ini hanya persoalan menggeser waktu menulis, bukan menyia-nyiakan kesunyian malam. Intinya tetap sama, yakni menulis setiap hari.
2. Berhenti menghubungkan kehidupan penulis dengan bergadang dan kopi

Walaupun beberapa penulis sangat lekat dengan kebiasaan ini, bukan berarti kamu harus menirunya. Tidak ada salahnya memulai kebiasaan yang lebih baik sebagai penulis yang tidur malam tepat waktu, serta gak terlalu banyak mengonsumsi kopi. Apalagi meminumnya banyak-banyak, demi mata terus terbuka lebar-lebar.
Kopi yang sebetulnya baik untuk tubuh, selama tidak diminum berlebihan pun, akhirnya dapat merugikan. Kamu masih sangat boleh mengonsumsi kopi untuk memperoleh manfaat dari kandungan kafeinnya. Namun, batasi seperti hanya meminumnya pada pagi hari.
Selebihnya, minum air putih yang banyak dan jus buah, tanpa banyak pemanis. Istirahat yang cukup sepanjang malam ditambah dengan asupan makanan, serta minuman yang baik, akan meningkatkan kesehatan, juga kemampuan kerjamu dalam jangka panjang.
Bukan kebiasaan bergadang dan minum kopi banyak-banyak yang menjadikanmu seorang penulis. Namun, kegiatan membaca serta menulis secara konsisten, dengan atau tanpa bergadang dan minum kopi.
3. Menciptakan atau mencari kesunyian pada pagi sampai sore

Biasanya kamu sengaja tidur malam sangat awal, agar nanti bisa bangun dan menulis saat semua orang sudah tidur. Contohnya, tidur jam 20.00 dan nanti bangun pada 00.00. Suasana sunyi memudahkanmu memperoleh ilham, serta menjaga suasana hati tetap positif sampai tulisan selesai. Gak ada suara-suara yang memecah konsentrasi.
Jauh lebih baik, jika kamu tidak lagi mengandalkan tengah malam sampai dini hari untuk mendapatkan suasana yang sepi dan cocok buat menulis. Kamu bisa menciptakannya selama hari masih terang benderang. Bila kam menulis di rumah, misalnya, minta anggota keluarga agar tidak terlalu ribut, karena kamu sedang bekerja. Lalu, tutup pintu kamar.
Jika menulis di kampus, kamu bisa mengungsi ke perpustakaan, agar tidak terganggu oleh obrolan teman-teman. Memodifikasi suasana di sekitar harus dilakukan, agar kamu tak lagi menjadikan tengah malam, sebagai satu-satunya kesempatan terbaik buat menulis. Garis bawahi kebutuhanmu akan ketenangan, bukan waktu malamnya.
4. Latihan berpikir dan mengeksekusi ide dengan cepat

Selain untuk mencari situasi yang lebih sepi, kamu menulis pada dini hari biasanya disebabkan oleh tulisan yang tidak selesai-selesai walau sudah digarap sejak pagi. Pertanyaannya, sebetulnya seberapa panjang tulisan yang akan dibuat? Kamu perlu belajar menyelesaikan tulisan dalam sekali duduk, misalnya satu atau dua jam.
Bukan maknanya kamu gak boleh pergi ke kamar mandi selama waktu tersebut. Namun, dalam satu atau dua jam itu, kamu bisa menyelesaikan sebuah artikel atau cerita pendek. Kamu perlu mengebut penulisan dan jangan terbiasa menunda-nunda penyelesaiannya.
Untuk tulisan yang lebih panjang seperti naskah novel, kamu dapat membagi ke dalam bab-bab, jumlah halaman, atau adegan-adegan yang ingin diselesaikan dalam beberapa jam. Misalnya, kamu ingin menulis satu bab per hari. Spesifikkan lagi satu bab itu akan dikerjakan dari jam berapa sampai jam berapa.
Dengan pembatasan waktu kerja, kamu akan menulis dengan lebih disiplin. Target benar-benar selesai dan gak perlu nanti malam lembur. Kalau babnya panjang, sedangkan waktumu tidak banyak, fokus menulis beberapa adegan saja per hari. Besok dilanjutkan di waktu yang telah ditetapkan untuk menulis.
5. Menyadari akibat negatif dari selalu bergadang

Meski usia masih muda, bukan berarti kamu bakal kuat bergadang melulu. Jangan sampai pada akhirnya usia muda tetapi tubuh terasa jompo gara-gara kesalahan pola istirahat. Tidak tidur dari tengah malam sampai pagi, akan membuatmu lelah sepanjang hari.
Tidur beberapa jam di siang hari pun tak membantu memulihkan energimu. Makin hari, kamu bakal makin loyo. Lalu, satu per satu penyakit berdatangan dan lama sembuhnya.
Kalau begini, produktivitas yang selama ini dikejar mati-matian pun menjadi sia-sia. Pekerjaan sebagai penulis membutuhkan napas yang panjang. Bukan cuma saat menyelesaikan naskah yang ratusan halaman, melainkan juga sampai kamu memetik buah manis dari ketekunan menulis.
Cegah kesehatan yang gak prim, gara-gara kebanyakan bergadang, membuatmu tidak sempat menikmati manisnya perjuangan menggeluti dunia kata-kata. Mari berusaha menjadi penulis yang sehat jasmani maupun mental, yakni dengan mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan bergadang. Seperti pekerjaan yang lain, menulis dapat dilakukan kapan saja. Tidak harus pada tengah malam.
Mengatur ulang kebiasaan kerjamu penting untuk manfaat jangka panjang. Dengan selalu beristirahat cukup di malam hari, kamu malah akan kian produktif dalam menulis. Tidak tepat apabila kamu mengejar produktivitas menulis dengan mengorbankan kesehatan diri.