Ada banyak pemicu depresi yang cukup terkenal, seperti trauma, kesedihan mendalam, masalah keuangan, pengangguran, dan yang semisalnya. Tapi nyatanya, ada juga orang yang merasakan gejala-gejala depresi walaupun tidak mengalami hal-hal di atas.
Sebab, tidak selamanya depresi dipicu oleh masalah hidup yang berat. Terdapat beberapa penyebab depresi yang sebenarnya sepele, karenanya faktor penyebab ini sering kali tidak disadari dan diabaikan. Berikut beberapa di antaranya.
Kurang tidur memiliki dampak serius terhadap kondisi psikologis seseorang, seperti mudah marah dan depresi. Menurut Matthew Edlund, MD, direktur Center for Circadian Medicine, di Sarasota, Florida, dan penulis The Power of Rest, kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan aktivitas otak setelah melihat gambar-gambar yang buruk.
Ini lantaran saat kamu tidak tidur, kamu tidak punya waktu untuk mengisi kembali sel-sel otak, sehingga otak tidak berfungsi dengan baik, yang mana hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan depresi.
Berakhirnya acara di televisi ataupun film dapat memicu depresi pada beberapa orang. Hal ini dibenarkan oleh Emily Moyer-Gusé, PhD, asisten profesor komunikasi di Ohio State University, di Columbus. Menurutnya, tidak sedikit orang yang merasa tertekan setelah menyaksikan episode terakhir acara televisi atau film favorit mereka, seperti Harry Potter, dan film lain yang utamanya bertema persahabatan, serta film yang memiliki narasi mirip dengan kehidupan dan masalah yang mereka alami.
Sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2007 di American Journal of Psychiatry menemukan bahwa pria yang tidak bergaul dengan saudara mereka sebelum usia 20 lebih cenderung mengalami depresi di kemudian hari daripada mereka yang bergaul dengan saudaranya.
Menurut peneliti yang terlibat, hal ini kemungkinan dikarenakan hubungan saudara berpengaruh dalam membantu anak-anak mengembangkan kemampuan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya. Selain itu, pertengkaran yang terlalu sering dalam hubungan saudara dikaitkan dengan risiko lebih besar terkena depresi sebelum usia 50 tahun.
Menghabiskan terlalu banyak waktu di situs jejaring sosial berkaitan erat dengan meningkatnya risiko terkena depresi, khususnya pada remaja dan praremaja. Ini kemungkinan disebabkan lantaran remaja yang kecanduan internet cenderung memiliki kesulitan untuk bersosialisasi di kehidupan nyata dan umumnya memiliki pandangan hidup yang tidak realistis.
Sama halnya dengan obat apa pun, pil KB dapat memiliki efek samping. Pil kontrasepsi yang dikonsumsi secara oral mengandung progesteron sintetis, yang menurut penelitian dapat menyebabkan depresi pada beberapa wanita.
Alasan pastinya masih belum diketahui, tetapi menurut Hilda Hutcherson, MD, profesor klinis kebidanan dan ginekologi di Universitas Columbia, di New York, efek tersebut tidak terjadi pada semua perempuan, tetapi hanya pada perempuan yang memiliki riwayat depresi atau rentan terhadap depresi.
Terlalu banyak pilihan, bahkan untuk hal-hal yang sifatnya seperti, seperti skincare, makanan, perabot rumah tangga, bisa jadi pemicu depresi bagi sebagian orang. Hal ini disebabkan karena beberapa orang meresponsnya dengan cara ingin memaksimalkan, mencari item terbaik, termurah, dan yang semisalnya. Menurut Health, hal ini berkaitan dengan perfeksionisme.
Buat kamu yang sedang mengalami gejala depresi tapi tidak merasa sedang memiliki masalah yang berat, coba cek apakah ada satu atau lebih keenam poin di atas sedang kamu alami. Setelah menemukan penyebabnya, segera atasi supaya tidak semakin parah.
Jika kamu membutuhkan informasi dan konsultasi terkait depresi, kamu bisa menghubungi beberapa kontak di bawah ini: