6 Karakter Pemilik Rumah Tanpa Gorden dan Kerai, Gak Takut Kemalingan?

Pernahkah kamu bertamu ke rumah seseorang dan di sana gak ada sehelai pun gorden? Bahkan di jendela ruang tamu yang langsung menghadap ke luar pun tidak terpasang tirai atau kerai sebagai penutupnya. Padahal, jendelanya kaca dan ukurannya besar-besar.
Memang di siang hari dan lampu dimatikan, bagian dalam rumah tidak terlihat dari luar. Namun, begitu lampu dinyalakan akan seperti akurium alias segalanya tampak dengan jelas. Selama rumah itu bukan baru ditinggali sebentar, berarti pemilik rumah memang sengaja tidak memasang tirai atau kerai.
Padahal, umumnya kedua benda tersebut ada di setiap rumah untuk melindungi keamanan dan privasi penghuni. Keunikan ini bisa menunjukkan karakter pemilik rumah yang sesungguhnya. Coba cocokkan enam sifat ini dengan sang pemilik rumah. Apakah tepat?
1. Mudah berkenalan dengan orang baru

Orang yang rumahnya sengaja gak pakai gorden atau kerai senang bertemu dan berinteraksi dengan orang baru. Ia tidak bersikap sewaspada para pemilik rumah yang gak bisa menempati huniannya tanpa tirai dan kerai. Bahkan tirai di rumah mereka lebih dari satu lapis yang menunjukkan sifat sangat hati-hati.
Pemilik rumah yang membiarkan bagian dalam tempat tinggalnya terekspos selalu berpikir positif mengenai orang yang baru ditemuinya. Begitu mereka duduk berdekatan, dia tanpa ragu memulai percakapan. Ia juga merasa tidak perlu menutupi identitas aslinya dalam perkenalan tersebut.
Meski kemungkinan besar mereka tak akan bertemu lagi, pemilik rumah tanpa gorden dan tirai gak ambil pusing. Dia antusias dengan segala bentuk relasi baru. Bisa ditebak, kepribadiannya cenderung ekstrover. Akibat kebiasaannya berkenalan dengan siapa pun, lama-kelamaan kenalannya ada di mana-mana.
2. Sangat terbuka pada siapa saja, tak usah ditanya sudah bercerita

Tidak sekadar mudah berkenalan dengan orang asing, pemilik rumah yang membiarkan jendela atau pintu kacanya tanpa penutup juga terbuka sekali tentang hidupnya. Kebanyakan orang malas menceritakan berbagai hal dalam hidupnya kecuali pada sahabat. Bahkan seandainya mereka ditanya-tanya pun malah menjadi kesal.
Akan tetapi, dia justru seperti otomatis melakukannya. Ia tidak perlu ditanya-tanya dulu sudah langsung saja asyik menceritakan ini itu. Seperti liku-liku pekerjaannya dan berbagai persoalan dalam keluarganya. Tak heran kalau kamu atau siapa pun tahu banyak segala hal mengenai diri dan kehidupannya.
Ia seperti buku yang terbuka dan membiarkan siapa pun membaca isinya. Dia juga tak pernah menganggap pertanyaan orang sebagai bentuk sikap kepo. Baginya, saat orang merespons ceritanya dengan pertanyaan, artinya mereka tertarik serta benar-benar ingin tahu lebih banyak karena peduli.
3. Gampang percaya pada orang lain

Tidak sulit untukmu mendapatkan kepercayaan dari orang yang rumahnya tanpa tirai serta kerai. Kamu nyaris tak perlu melakukan usaha apa pun buat memperoleh kepercayannya. Padahal, untuk mayoritas orang soal kepercayaan ini amat mahal harganya. Namun, dia seakan-akan begitu saja memberikannya padamu.
Sampai-sampai kadang kamu bertanya-tanya apakah ia serius secepat ini memercayaimu? Biasanya, mudahnya dia memercayai orang lain juga disebabkan ia tidak suka memainkan kepercayaan siapa pun. Dia menjadi berpikir semua orang pasti seperti dirinya. Ia termasuk polos sekali karena amat jarang berpikir buruk tentang orang lain.
Tanpa dirinya mendapatkan janji-janji apa pun dapat langsung memercayai kenalan baru sekalipun. Kalaupun dia sempat meragukan seseorang, diyakinkan sedikit juga telah berubah pikiran. Meski sudah beberapa kali kepercayaannya disalahgunakan orang sepertinya ia kesulitan buat lebih mewaspadai siapa pun.
4. Suka jalan-jalan

Melalui jendela tanpa penutup apa pun, pemilik rumah ingin selalu terhubung dengan dunia luar. Banyak orang merasa tidak aman tinggal di rumah tanpa gorden atau kerai. Akan tetapi, dia justru akan merasa cemas dan gak bahagia apabila seperti terputus dari dunia luar ketika tirai dan kerai ditutup.
Keinginannya buat selalu terhubung dengan dunia luar menyebabkan hobinya ialah jalan-jalan. Dia bukan tipe anak rumahan meski ketiadaan gorden dan tirai seharusnya membuatnya lebih sering di rumah untuk menjaga keamanannya. Ia gak terlalu peduli soal keamanan rumah dan lebih tertarik buat bepergian.
Minatnya pada tempat-tempat baru sangat tinggi. Bahkan mengunjungi lokasi yang sama berkali-kali tetap terasa lebih baik daripada berdiam diri di rumah saja. Kalau dia bepergian begitu, soal keamanan rumah tak terlampau dipikirkan. Kesukaannya jalan-jalan dapat bertahan sampai tua bahkan menjadi-jadi selepas pensiun karena banyaknya waktu luang.
5. Di sisi lain ceroboh dan tidak berpikir panjang

Tampak jelas bahwa pemilik rumah tanpa gorden dan kerai kurang memperhatikan perihal keamanannya sendiri dan keluarganya. Padahal, rumah menjadi tempat kedua setelah bank untuknya menyimpan benda-benda berharga. Bahkan ketika mereka semua terlelap, nyawa menjadi taruhannya.
Rumah dengan bagian dalam terlihat jelas dari luar tentu menarik perhatian orang jahat. Bukan cuma barang-barang di dalamnya yang dapat dengan mudah diamati. Namun juga jumlah penghuni, jenis kelamin dan usianya, serta kapan kira-kira mereka tidur. Yang terakhir ini tampak jelas dari lampunya mati atau menyala dan sepi atau tidaknya rumah dari gerak-gerik penghuni.
Sifat ceroboh serta tidak berpikir panjang ini memengaruhinya dalam segala aspek. Jangankan dalam pekerjaan, saat berbicara atau melakukan hal-hal sederhana pun ia kerap ceroboh. Misalnya, dia sering lupa menaruh barang serta salah mengambil keputusan sebab orientasinya hanya saat ini.
6. Kurang bisa menjaga privasi diri dan orang lain

Jika privasi tidak dijaga, yang paling rugi tentu diri sendiri. Akan tetapi, dia kurang menyadari hal ini. Ia baru merasa menyesal sudah berbicara terlalu banyak pada orang lain sampai ke hal-hal pribadi dalam hidupnya setelah terjadi peristiwa yang kurang menyenangkan. Misalnya, apa yang diceritakannya itu malah dipelintir dan menjadi fitnah baginya.
Masalahnya, dengan kemampuan yang kurang dalam menjaga privasi diri, dia pun menjadi tidak peka terhadap batasan privasi orang lain. Ia sering main tabrak saja sehingga orang lain merasa terganggu oleh pertanyaan dan perkataannya. Barangkali kamu juga gak 1 atau 2 kali merasa kehidupan pribadimu terlalu dicampuri olehnya.
Lantaran kepekaannya terhadap batasan pribadi orang lain rendah, percuma kamu memasang wajah cemberut atau berkelit ke sana kemari dalam menjawab pertanyaannya. Kalau dirimu tidak suka privasimu diusik, mending langsung bilang. Katakan saja bahwa sesuatu yang dikomentari atau ditanyakannya termasuk privasi sehingga kamu tak mau membicarakannya lebih lanjut.
Rumah tanpa gorden atau kerai wajar apabila baru dihuni beberapa hari. Ribetnya masa pindahan mungkin membuat seseorang belum sempat membeli dan memasang penutup jendela serta pintu kaca. Akan tetapi, kalau sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dibiarkan begitu jelas ini berkaitan dengan karakter penghuninya.