Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Sisi Buruk Terlalu Percaya pada Pikiran Positif, Jadi Buta Fakta! 

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/Sam Lion)

Tidak dapat dimungkiri jika pikiran positif bisa meningkatkan rasa percaya diri. Kamu tidak mudah takut dan gelisah meskipun menghadapi situasi terdesak. Namun demikian, pikiran positif juga harus tetap dikontrol agar tidak membawa sisi buruk. Jangan sampai kamu terlalu percaya dan menempatkan pikiran positif di atas segalanya.

Alih-alih menumbuhkan sikap optimis, kamu justru jadi orang yang kerap mengalami penyesalan. Pikiran positif bisa menjadikan seseorang buta fakta. Jika kamu tidak ingin mengalami sisi buruk berikut, segera kontrol pikiran positif dalam diri.

1. Tidak mampu mengendalikan emosi

ilustrasi sosok sederhana (pexels.com/Toni Ferreira)

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pikiran positif. Karena ini bisa meningkatkan rasa percaya diri. Tapi lain halnya saat kamu menempatkan pikiran positif di atas segalanya. Karena pasti ada sisi buruk yang menyertai.

Salah satunya adalah tidak mampu mengendalikan emosi. Kamu jadi orang yang terlalu percaya diri dalam menyikapi persoalan. Seolah tidak mengenal rasa takut dan gelisah. Pada akhirnya, emosi yang tidak tepat justru menjerumuskan diri ke dalam situasi terburuk.

2. Menjadi orang yang buta fakta

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/Juan Martin Lopez)

Kita memang harus mau menerima fakta. Karena ini adalah gambaran kondisi sebenarnya. Meskipun fakta tersebut jauh dari yang kamu ekspektasikan. Nama demikian, hal ini tidak terjadi pada orang yang terlalu percaya pada pikiran positif.

Ia tidak mampu menilai segala sesuatu secara objektif. Ekspektasi dan gambaran sekilas sudah menjadi pedoman utama. Orang-orang tersebut tumbuh menjadi pribadi yang buta fakta. Ia lebih nyaman jika harus menolak kebenaran.

3. Tidak mampu berpikir realistis

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pola pikir realistis membuat seseorang berhati-hati sebelum melangkah. Ia mampu melihat situasi nyata secara jelas dan detail. Dalam bersikap ia tidak pernah ceroboh. Apalagi mengambil sikap hanya untuk menuruti tuntutan emosi.

Kemampuan ini tidak akan dimiliki oleh orang yang percaya pada pikiran positif terlalu berlebihan. Ia hanya berpatokan pada penilaian sesaat, tanpa mau mempertimbangkan situasi nyata. Akibatnya, dalam menyikapi masalah tidak mampu berpikir secara realistis.

4. Sering ceroboh dalam mengambil keputusan

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Keputusan yang diambil pasti memiliki konsekuensi. Jika kamu harus menanggung dampak yang baik tentu tidak masalah. Tapi menjadi penyesalan jika kamu harus menghadapi situasi terburuk. Pastinya menjadi situasi yang tidak diharapkan.

Menjadi orang yang terlalu percaya pada pikiran positif, sudah saatnya belajar mengendalikan diri. Tanpa disadari sudah ceroboh dalam mengambil keputusan. Kamu hanya melihat permasalahan dari satu sisi terbaik. Tapi tidak mampu membaca kemungkinan buruk yang bisa hadir.

5. Respon yang tidak sehat terhadap kegagalan

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kegagalan sudah seharusnya disikapi dengan cara bijaksana. Jangan sampai kamu memungkiri kenyataan pahit yang terjadi. Siap tidak siap, harus menerima dengan lapang hati. Sudahkah kamu memiliki kemampuan tersebut dalam menghadapi kegagalan?

Ternyata menjadi kendala tersendiri saat kamu tumbuh menjadi orang yang terlalu percaya pada pikiran positif. Saat menghadapi kegagalan, justru menunjukkan respon yang tidak sehat. Kamu berusaha menolak realita yang terjadi. Pikiran positif selalu meyakinkan bahwa segala sesuatunya tidak bermasalah.

6. Kesulitan mengenali risiko

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Risiko harus diantisipasi sejak awal. Karena ini bisa menggagalkan rencana yang sudah disusun sejak jauh-jauh hari. Di sisi lain, tidak semua orang mampu mengenali risiko yang bisa saja terjadi. Kondisi demikian tentu menjadi peringatan.

Untuk kamu yang terlalu percaya pada pikiran positif, sekarang saatnya berbenah. Karena alur berpikir seperti ini bisa menutup mata dari kebenaran. Sikap positif yang berlebihan dapat menghambat kemampuan seseorang untuk merencanakan dan mengelola risiko secara efektif.

7. Tidak memiliki sikap waspada

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/RDNE Stock Project)

Pikiran positif membantu kamu tetap tenang saat menghadapi permasalahan. Tidak ada sikap panik atau gelisah berlebihan. Namun demikian, pikiran positif yang terlalu mendominasi diri justru menjerumuskan ke dalam situasi tak diharapkan.

Akibatnya, kamu menjadi orang yang tidak memiliki sikap waspada sama sekali. Dalam bertindak selalu mengedepankan sikap ceroboh. Kamu sudah tenggelam dengan pikiran positif yang belum tentu terbukti kebenarannya.

Pikiran positif ibarat dua sisi yang berlawanan. Jika kamu bisa mengendalikan sesuai porsinya, justru membawa pengaruh baik. Tapi saat berlebihan terlalu percaya diri justru mendatangkan sisi buruk. Mengingat akan hal tersebut, kamu harus bisa mengendalikan pola pikir dengan bijaksana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us