Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Hal Ini Jadi Bukti Dewi "Dee"Lestari adalah Penulis yang Gak Ada Matinya!

instagram.com/deelestari

Kamu penggemar buku? Pasti kamu tahu Supernova, Madre, Filosofi Kopi, Rectoverso dan Perahu Kertas. Ya, deretan buku itu adalah karya-karya intelek penulis kenamaan Indonesia, Dewi Lestari.

Novelis kelahiran Bandung, 20 Januari 1976 ini memang terkenal mencipta karya yang cukup fenomenal di kalangan penikmat buku. Tak hanya pandai menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan, Dee, begitu sapaan akrabnya, punya daya tarik yang membuatnya memiliki banyak sekali penggemar. Mengapa sih Dee begitu dicintai penggemarnya?

1. Bukan perkara yang mudah untuk melahirkan fiksi ilmiah, tapi Dee mampu mewujudkannya.

Default Image IDN

Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh (2001); Akar (2002); Petir (2004); Supernova 4: Partikel (2012), Gelombang (2014); dan Inteligensi Embun Pagi (2016) adalah karya Dee yang dikemas dalam seri Supernova, yang sangat cerdas. Dee, utamanya dalam Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh; dan Akar merevolusi pikiran pembaca dengan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sangat menarik. Memang tak mudah melahirkan fiksi ilmiah, tapi Dee mampu mewujudkannya dan membuat pembacanya makin cerdas dan jatuh cinta kepadanya.

2. Belasan tahun menciptakan fiksi ilmiah, riset Dee tentu tak main-main. Tentu hal ini membuktikan bahwa Dee adalah penulis yang telaten.

Default Image IDN

Dee, dalam beberapa talkshow, kerap mengungkapkan betapa tak mudahnya ia melakukan riset untuk melahirkan karya-karyanya. Dalam akun media sosialnya pun, ia punya bagan yang runut untuk menulis alur-alur cerita. Ibarat koki, ia menyiapkan bahan-bahan untuk masakan tak main-main. Perkawinan ilmu alam dan fiksi adalah keterpaduan riset dan pemikirannya melahirkan karya yang spektakuler.

3. Dee selalu berhasil memunculkan karakter yang kuat dalam diri tokoh yang diceritakannya. Bukankah ini bukti dia penulis istimewa?

Default Image IDN

Semua karakter yang ‘ditempel’ Dee pada karyanya selalu punya peran yang kuat. ‘Sekecil’ apa pun tokohnya, ia selalu menempatkannya menjadi peran yang penting dalam sebuah cerita. Misalnya tokoh Jeroen, adik Keenan dalam novel Perahu Kertas. Kemunculannya hanya sepersekian bagian buku, tapi karakternya kuat, membuat cerita hidup. Kemunculannya pun menjadi penting untuk kelangsungan alur berikutnya.

4. Tak terbelenggu kritik, ia hanya terus ingin berusaha membangun cerita dan mengasah cara bercerita agar lebih menarik.

Default Image IDN

Dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu, Dee mengaku tak terbebani dengan kritik terhadap karya-karyanya yang digolongkan sebagai karya abu-abu. Ia menganggap dikotomi sastra dan karya pop tak menjadi pertimbangannya berkarya.

“Saya lebih tertarik ke persoalan membangun cerita dan cara bercerita. Mungkin, pendekatan saya demikian karena begitu jugalah ekspektasi saya terhadap sebuah buku. Ceritanya memikat atau tidak. Itu saja. Mau itu sastra atau bukan, saya nggak peduli. Dan kayaknya itu memang lebih baik jadi tugas kritikus. Tidak usah menjadi beban penulis.”

5. Novel pertamanya saja langsung sensasional. Dan Dee selalu konsisten berkarya.

Default Image IDN

Novel pertamanya, Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, yang terbit pada 2001, langsung laku 12.000 eksemplar dalam masa penjualan 35 hari. Sebuah pencapaian yang fantastis kala itu.

6. Dee juga perempuan kreatif. Gak cuma jago nulis, Dee jago bikin lagu.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160628/dongeng-secangkir-kopi-cinta-dewi-dee-y-cd6d7b-e7502498552ba010d8960d968838a2f9.jpg

Dalam kumpulan cerpen Rectoverso, Dee tak hanya menulis cerita, tapi ia juga menulis lagu. Lagu itu menjadi satu kesatuan dengan kumpulan cerpen sehingga membantu pembaca meraih intepretasinya sendiri terhadap kisah yang dibangun Dee.

7. Dee adalah sosok perempuan multitalenta. Selain menulis, Dee juga jago menyanyi.

Default Image IDN

Ini sungguh suatu paket yang komplit. Tak cuma jago nulis cerita dan lagu, Dee ternyata juga jago menyanyi dan bisa main piano. Lagunya yang ia nyanyikan sendiri, Malaikat Juga Tahu, bahkan pernah menduduki tangga lagu teratas. Ia juga sempat tergabung dalam grup musik Rida, Sita, Dewi pada era 90-an.

8. Novel-novelnya hampir semua diangkat menjadi film.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160628/biografi-dewi-lestari-2-5cd4c549701b3e2927ef2a8f437f8682.jpg

Sebuah pencapaian ketika hampir semua karya Dee diangkat menjadi film layar lebar. Madre, Filosofi Kopi, Perahu Kertas, Supernova, dan Rectoverso sukses menghiasi layar kaca bioskop. Penggarapannya pun tak main-main. Filmnya juga digarap sutradara-sutradara tersohor, seperti Hanung Bramantyo dan Angga Dwimas Sasongko.

Nah, sekarang jadi tambah cinta kan sama Dewi Lestari?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hanum Putri Anjani
EditorHanum Putri Anjani
Follow Us