Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Sebab Orang Menjadi Antikritik, Penyampaianmu Salah atau Sifatnya?

ilustrasi antikritik (pexels.com/Mike van Schoonderwalt)
ilustrasi antikritik (pexels.com/Mike van Schoonderwalt)
Intinya sih...
  • Kritik yang tidak dihargai dapat menyulitkan kerja tim
  • Orang dengan kekuasaan besar cenderung menolak kritik dan merasa tidak perlu memperhatikan pendapat orang lain
  • Pujian berlebih dapat membuat seseorang lupa daratan dan sulit menerima kritik, sehingga reaksi terhadap kritik menjadi berlebihan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu tidak bermaksud buruk dengan mengkritik orang lain. Kritikanmu justru semata-mata agar keputusan, hasil kerja, atau kepribadiannya menjadi lebih baik lagi. Namun, orang lain belum tentu berterima kasih atas kritikmu.

Bukannya mereka senang justru marah dan tidak terima. Kritikmu dibalas dengan perkataan yang menyakitkan hati. Bahkan dirimu bisa dicopot dari suatu kedudukan hanya lantaran tak selalu mendukung apa yang dilakukan atasan.

Orang-orang yang antikritik begini jelas gak lepas dari kesalahan. Namun, sering kali sikap antikritiknya muncul karena delapan sebab berikut.

1. Merasa punya kekuasaan yang amat besar

ilustrasi kemarahan (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi kemarahan (pexels.com/Yan Krukau)

Seharusnya besarnya kekuasaan memang tidak membuat seseorang menutup telinga terhadap kritik. Apalagi berbagai kritik yang dimaksudkan untuk kebaikan. Namun, ada orang merasa mampu membungkam kritik pedas siapa pun dengan kewenangannya yang seperti tak terbatas.

Padahal, jika kekuasaannya ditelusuri lebih jauh juga tidak bakal ada artinya bila nantinya semua orang di bawahnya sudah gak respek. Sikapnya yang senantiasa menolak kritik bahkan mencemooh pemberi kritik akhirnya akan menjatuhkan diri sendiri. Kekuasaannya yang meliputi berbagai hal telah membuatnya arogan serta merasa harus selalu dipatuhi.

2. Banyak pendukungnya

ilustrasi kemarahan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi kemarahan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Makin banyak pendukung seseorang, makin ia merasa kritik tidak penting. Bahkan bila jumlah pengkritik juga tak sedikit, dia merasa aman di tengah para pendukungnya. Meski apa yang dilakukannya salah, selama ada pendukung yang loyal ia bisa terus tidak mau menerima kritik.

Sebaliknya, apabila seseorang hanya punya sedikit pendukung pasti bakal lebih memperhatikan kritik. Dengan dirinya terbuka terhadap kritik lantas melakukan perbaikan, ia berharap akan disukai oleh lebih banyak orang. Namun, setelah dukungan untuknya bertambah besar bisa saja dia berubah menjadi antikritik seperti dalam paragraf pertama.

3. Sangat yakin dengan langkah-langkah yang diambil

ilustrasi mengkritik (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi mengkritik (pexels.com/RDNE Stock project)

Seseorang sudah memikirkan keputusannya masak-masak. Kalau dia berkarya, karya tersebut juga tak lahir dalam semalam. Butuh waktu yang cukup panjang untuknya membuat konsep, mengerjakan, menyempurnakan, hingga memperkenalkannya ke publik.

Proses yang panjang bikin dia sangat yakin dengan apa yang dilakukannya. Kritik yang dilontarkan oleh orang lain sulit buat menggoyahkan keyakinan tersebut. Alih-alih ia mempertimbangkan kritikan yang masuk justru gak peduli atau menolaknya dengan keras.

Berkebalikan dengannya, orang yang tak yakin terhadap langkah sendiri bakal sangat terbuka terhadap kritik. Sisi negatifnya, orang begini gampang disetir oleh orang lain. Atau, dia menjadi selalu gak percaya diri dalam mengambil keputusan yang risikonya paling kecil sekalipun.

4. Kritik disampaikan dengan cara yang kurang baik

ilustrasi memberi nilai (pexels.com/Anastasia Shuraeva)
ilustrasi memberi nilai (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Orang yang sebenarnya gak antikritik pun bisa mendadak terlihat tidak punya kepedulian jika kritik disampaikan secara sembarangan. Dia sebenarnya tersinggung dengan cara orang lain mengkritiknya. Sebaik apa pun isi kritik tersebut, sisi emosi negatifnya telanjur terpancing. Apalagi kalau ia gampang baper.

Siapa pun yang hendak mengkritiknya mesti tahu cara berkomunikasi yang lebih baik. Setiap orang punya sensitivitas yang berbeda-beda terhadap kritik. Pahami dengan siapa kamu berbicara supaya kritikmu lebih mudah diterima olehnya. Kritik yang disampaikan saat kalian berdua saja misalnya, lebih baik dan tak terkesan mempermalukan. Lain dengan kritik yang diutarakan di depan banyak orang atau media sosial.

5. Terlalu sering dipuji atau justru sudah bosan dikritik

ilustrasi dikritik banyak orang (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi dikritik banyak orang (pexels.com/Yan Krukau)

Pujian memang bikin orang senang. Namun, terkadang sanjungan juga dapat membuat penerimanya lupa daratan. Orang yang banjir pujian bisa merasa sudah hebat dalam segala hal. Ia tidak lagi mengharapkan kritik buat memperbaiki diri, kinerja, atau karyanya. Dia hanya makin haus pujian.

Kritik malah dipandangnya seperti kerikil bahkan pasir yang sama sekali tak mengganggu langkahnya. Tapi jika seseorang hampir gak pernah dipuji dan justru terlalu sering dikritik juga bisa berakibat sama. Dia seperti sudah kebal terhadap kritik sehingga tidak lagi memedulikannya. Baik kritik disampaikan secara halus maupun kasar, ia bergeming.

6. Memandang kritik sebagai ancaman yang membahayakan

ilustrasi menolak kritik (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi menolak kritik (pexels.com/RDNE Stock project)

Ketika seseorang melihat kritik sebagai ancaman, reaksinya menjadi berlebihan. Ibarat tuan rumah yang memandang tamu di depan pagarnya sebagai orang jahat, maka dia mengambil senjata dan siap mengusirnya. Ini pula yang bakal dilakukan olehnya ketika menghadapi kritik. Tampak sekali emosinya menjadi lebai. 

Kritik sekecil apa pun disikapi dengan kemarahan. Kritik gak mengarah ke pribadinya, tetapi dia menyerang pemberi kritik secara personal. Bila kamu punya teman yang seperti ini, bantu dia supaya lebih rileks dan memandang kritik sebagai masukan yang bagus. Tenangkan dia. Jangan malah dirimu ikut mengomporinya buat melawan kritikan dengan keras.

7. Tidak belajar dari kesalahan

ilustrasi menolak kritik (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi menolak kritik (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Saat seseorang melakukan kesalahan, seharusnya dia sadar tentang pentingnya kritikan. Kritik yang datang dari siapa pun dapat menjadi bahan perbaikan supaya kesalahan serupa tidak terulang. Akan tetapi, tak semua orang cepat menyadari pentingnya mendengarkan kritik. Akibatnya, dia terbilang sering berbuat salah.

Meski suatu kesalahan memberinya konsekuensi yang begitu besar, karakternya sulit berubah. Ia begitu yakin kekeliruan yang sama tidak akan terjadi lagi tanpa perlu repot-repot memperhatikan serta menindaklanjuti kritikan. Dia terlalu keras kepala untuk mau sedikit saja mempertimbangkan kritik yang masuk.

8. Merasa lebih pandai dan berpengalaman daripada pengkritik

ilustrasi kritik seni (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi kritik seni (pexels.com/RDNE Stock project)

Beberapa individu gak mau dikritik oleh sembarang orang. Mereka bersedia mendengarkan kritik asalkan datang dari orang yang lebih pandai atau berpengalaman darinya. Bahkan orang yang memenuhi kriteria ini dapat dianggap seperti penasihat pribadinya. Namun, jangan harap mereka menyambut baik kritikan dari junior.

Kerap kali respons mereka malah terkesan kasar. Seperti dengan mereka meminta pengkritik agar tidak usah ikut campur karena gak tahu apa-apa. Bila kamu hendak mengkritik orang yang seperti di atas, pastikan dirimu punya sesuatu yang unggul dan diakuinya. Misalnya, usiamu memang lebih muda tetapi punya banyak prestasi terkait sesuatu yang hendak dikritik.

Sulitnya seseorang menerima kritik bisa membuat urusan bersama gak berjalan dengan baik. Kamu terkadang sampai perlu meminta bantuan orang lain yang lebih diseganinya untuk menasihati. Kalau dirimu baru di tahap mencari partner untuk apa pun, jadikan terbuka terhadap kritik sebagai salah satu syarat utamanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tips Memilih Tanaman Palsu Biar Terlihat Natural dan Gak Murahan

17 Des 2025, 23:42 WIBLife