Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ahmad Hasyim dan Pedis Care: Harapan Hidup Baru bagi Pasien Diabetes

Ahmad Hasyim Wibisono dari Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)

Bagi kebanyakan orang, tidak ada yang lebih nikmat selain makanan atau minuman manis. Bisa dibilang mengonsumsi makanan dan minuman manis sudah jadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Sebenarnya, sah-sah saja mengonsumsinya, tetapi tetap harus dalam takaran yang tepat.

Pasalnya, data International Diabetes Federation (IDF) menjelaskan bahwa, pada 2021, penderita diabetes di Indonesia meningkat pesat selama 1 dekade terakhir. Parahnya, jumlah tersebut diperkirakan akan mencapai 28,5 juta orang penderita diabates pada 2045 mendatang. Jumlah itu 47 persen lebih besar dibanding angka pada 2021, dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada.

Melihat realitas penderita diabetes yang begitu menyedihkan, laki-laki asal Malang, Jawa Timur, yang berkecimpung di dunia kesehatan, yakni Ahmad Hasyim Wibisono, mengambil tindakan. Ia menggagas sebuah layanan kesehatan di luar rumah sakit yang berfokus pada perawatan luka. Diberi nama Pedis Care, layanan itu sudah ada sejak 2015 lalu.

Ahmad Hasyim bak secercah harapan bagi para penderita diabetes yang hampir putus asa. Hasyim bersama Pedis Care dengan telaten merawat luka pada penderita diabetes. Tak heran, Hasyim dan Pedis Care mampu menerima penghargaan SATU Indonesia Awards dari Astra pada 2019 karena jasanya.

1. Perawatan luka diabetes yang begitu-begitu saja membuat Hasyim mengembangkan Pedis Care

Ahmad Hasyim Wibisono dari Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)

Pedis Care dibentuk pada 2015 oleh Ahmad Hasyim dan dua rekannya. Pada saat itu, mereka memutuskan fokus pada perawatan luka. Tidak hanya luka diabetes, tetapi juga luka bakar, kanker, dan lainnya. Kata Hasyim, luka yang dirawat selalu dalam kondisi sudah parah.

Namun, karena penyakit diabetes selalu menyerang seluruh lapisan masyarakat, baik ekonomi rendah hingga tinggi, banyak pasien yang datang. Kondisi luka mereka bisa dikatakan sudah membusuk dan berbau. Hal tersebut menjadi salah satu alasan Hasyim menggagas layanan kesehatan di luar rumah sakit ini.

Pasalnya, ketika masih duduk di bangku pendidikan profesi, tepatnya pada 2018, Hasyim saat itu sedang merawat pasien diabetes dengan luka yang parah. Laki-laki asal Malang tersebut merasa bahwa perawatan luka diabetes saat itu kurang membuahkan hasil. Perban hanya diganti, lalu dibersihkan, dan ditutup kembali. Tidak ada yang spesial katanya.

“Rata-rata pasien harus berakhir di kamar operasi untuk diamputasi bagian kakinya. Nah, itu kegelisahan dan keprihatinan kita waktu itu. Masa gak ada harapan untuk orang-orang ini, dan apakah satu-satunya cara hanya harus kehilangan kaki?” ucap Hasyim saat diwawancarai pada Sabtu (7/10/2023).

Akhirnya, Hasyim yang memang berkecimpung di dunia kesehatan mencari cara untuk membantu para penderita diabetes. Ketika sudah menemukan solusinya, Hasyim mengikuti pelatihan khusus merawat luka, mencari tahu alat khusus, serta metode merawat luka. Itu menjadi awal mula dirinya terpikir untuk membentuk Pedis Care hingga menjadi seperti sekarang.

2. Pedis Care hadirkan teknologi canggih yang mampu melihat luka diabetes secara detail

Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)

Seakan tak mau setengah-setengah, Hasyim yang sudah bertekad memberikan harapan bagi penderita luka diabetes membuat Pedis Care begitu berdampak. Pedis Care memiliki sebuah teknologi canggih yang mampu melihat luka diabetes secara menyeluruh. Bisa dibilang, ini merupakan inovasi dunia kesehatan dan teknologi yang sukses.

Melalui aplikasi yang Pedis Care gagas, pasien diminta mengirimkan foto dan video luka diabetes. Baik foto atau video, keduanya harus diambil dari berbagai angle agar mudah terbaca oleh pihak Pedis Care. Aplikasi ini bisa diakses melalui smartphone, lho.

Apabila foto dan video sudah dikirimkan, nantinya Pedis Care akan memberitahu detail luka tersebut. Pasien bakal mendapatkan panjang, lebar, kedalaman, hingga kondisi luka yang akurat. Setelah itu, barulah Pedis Care memberikan rekomendasi perawatan yang tepat bagi luka tersebut.

“Oleh AI, nantinya bakal kelihatan luas luka sekian cm, kemudian jaringan yang sehat sekian persen, jaringan yang mati sekian persen, dan lainnya. (Data) Itu bakal langsung muncul, sehingga memudahkan kami dalam merawat, sehingga gak berlarut-larut,” kata laki-laki yang juga dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya itu.

Gak berhenti di situ, Hasyim mengatakan bahwa setelah pengiriman data, Pedis Care juga ikut merawat luka si pasien. Apabila pasien tidak bisa datang ke klinik, maka Pedis Care akan bantu dengan palayanan ke rumah atau homecare. Bahkan, Hasyim juga akan berkolaborasi dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk membantu.

3. Kesembuhan pasien menjadi semangat bagi Pedis Care untuk terus mengembangkan pelayanannya

Ahmad Hasyim Wibisono dari Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)

Merintis dan mengembangkan Pedis Care sejak 2015 hingga akhirnya mendapatkan penghargaan dari SATU Indonesia Awards tentu tak mudah. Hasyim mengaku bahwa Pedis Care sempat mendapati batu sandungan, seperti tidak laku di awal-awal, banyak kabar burung, hingga proses subsidi silang yang tidak mudah. Namun, semua itu berhasil Pedis Care lalui dan berdiri tegak hingga kini.

Meski sempat terseok-seok di awal, tetapi Hasyim mengaku melihat pasien yang sembuh dan bisa beraktivitas kembali menjadi kebahagiaan tersendiri. Pasien yang datang ke Pedis Care bisa dikatakan sudah sangat putus asa. Mereka sudah ke berbagai tempat, tetapi hasilnya tetap sama, bahkan divonis untuk amputasi. Namun, semua jadi berbeda ketika pasien tersebut bertemu Pedis Care.

“Ketika mereka ke Pedis Care, kita jelaskan cara kita merawat, terus kita juga kasih lihat hasil perawatan. Ini justru jadi cikal harapan baru bagi mereka untuk tidak sesuram itu. Ternyata masih ada harapan buat mereka,” ucap Hasyim.

Hasyim pun menceritakan salah satu kasus pasien diabetes dengan luka diabetes yang berhasil sembuh bersama Pedis Care. Kata Hasyim, ada salah satu kepala sekolah yang kondisi kakinya sudah bau dan busuk, sehingga tidak bisa bekerja lagi. Pedis Care pun membantu merawat lukanya hingga sembuh.

Selain memberi perawatan dari segi medis, Pedis Care juga memberikan motivasi dan dukungan secara emosional pada pasien. Menurut Hasyim, selain luka yang diobati, mental pasien juga harus diperhatikan supaya proses penyembuhan menjadi lebih cepat.

Melihat luka pasien diabetes yang berangsur pulih dan sembuh menjadi sebuah kebahagiaan bagi Ahmad Hasyim dan Pedis Care. Terhitung sudah 8 tahun Pedis Care hadir dan menjadi harapan hidup baru bagi pasien luka diabetes. Semoga Pedis Care selalu mampu memberikan secercah cahaya bagi mereka yang sedang berada di masa sulit, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Seprila Mayang
EditorSeprila Mayang
Follow Us