Apa Itu Positive Reinforcement? Ini Penjelasan hingga Manfaatnya!

Pernah merasa lebih semangat melakukan hal baik setelah diberi pujian atau hadiah? Nah, kamu mungkin sedang mengalami positive reinforcement alias penguatan positif. Dalam dunia psikologi dan kehidupan sehari-hari, teknik ini terbukti ampuh untuk membentuk kebiasaan yang baik, baik pada anak, rekan kerja, hingga diri sendiri.
Biar semakin paham tentang apa itu positive reinforcement, langsung saja simak penjelasan lengkap mulai dari pengertian, manfaat, hingga cara menerapkan positive reinforcement dengan efektif lewat artikel berikut ini. Langsung scroll!
1. Apa itu positive reinforcement?

Positive reinforcement adalah proses memberikan respons yang menyenangkan setelah seseorang melakukan perilaku positif, dengan tujuan agar perilaku tersebut diulang di masa depan. Misalnya, anak yang diberi pujian setelah merapikan mainannya cenderung akan mengulangi kebiasaan itu. Teknik ini sering digunakan dalam pendidikan, pengasuhan, hingga pelatihan hewan.
Dalam psikologi, reinforcement berarti sesuatu yang memperkuat respons terhadap suatu rangsangan. Sementara itu, "positif" mengacu pada tambahan stimulus yang bersifat menguntungkan. Maka dari itu, positive reinforcement menjadi cara efektif untuk membangun kebiasaan baik lewat penghargaan.
2. Manfaat positive reinforcement

Salah satu manfaat utama dari positive reinforcement adalah menciptakan lingkungan yang suportif dan penuh motivasi. Baik di sekolah, rumah, maupun kantor, penghargaan yang diberikan atas perilaku positif bisa meningkatkan semangat dan rasa percaya diri seseorang. Ini juga membantu memperkuat hubungan antara individu, karena menciptakan rasa dihargai dan dipahami.
Jika diterapkan dengan tepat, metode ini juga mampu mengurangi stres, meningkatkan produktivitas, dan membangun komunikasi yang lebih sehat. Makanya, gak heran kalau banyak guru, orang tua, hingga manajer memilih pendekatan ini dalam membina hubungan yang positif.
3. Contoh positive reinforcement

Contoh sederhana dari positive reinforcement bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang guru memberikan stiker bintang pada siswa yang mengerjakan PR dengan rapi adalah salah satu contohnya. Begitu juga saat orangtua memuji anak karena berbicara sopan atau membantu di rumah.
Di dunia kerja, atasan yang memberi apresiasi atau bonus atas kinerja karyawan juga sedang menerapkan metode ini. Bahkan dalam pelatihan hewan, memberikan camilan saat anjing duduk sesuai perintah juga termasuk bentuk positive reinforcement. Kuncinya adalah memberikan respons menyenangkan segera setelah perilaku positif terjadi.
“Ada banyak bentuk positive reinforcement yang bisa digunakan selain pujian verbal, seperti pelukan, stiker, mainan, acungan jempol, tepuk tangan, camilan, atau hak istimewa tambahan seperti waktu layar yang lebih lama,” jelas Susan Birch, profesor psikologi di University of British Columbia, dilansir Today’s Parent.
4. Jenis-jenis positive reinforcement

Positive reinforcement bisa datang dalam berbagai bentuk, tergantung situasi dan individu yang diberi penghargaan. Jenis-jenis positive reinforcement secara umum dibagi menjadi empat kategori utama:
Natural Reinforcer (Penguat Alami)
Penguat ini terjadi secara otomatis sebagai hasil langsung dari perilaku.
Contoh: Anak belajar dengan rajin, lalu mendapat nilai bagus.Social Reinforcer (Penguat Sosial)
Berupa pujian atau ekspresi positif dari orang lain.
Contoh: Guru mengatakan “kerja bagus”, orang tua memberi pelukan atau acungan jempol.Tangible Reinforcer (Penguat Berwujud)
Hadiah dalam bentuk benda fisik yang disukai.
Contoh: Permen, stiker, mainan, uang.Token Reinforcer (Penguat Token)
Simbol atau poin yang bisa ditukar dengan hadiah.
Contoh: Bintang emas, koin mainan, atau stempel yang bisa dikumpulkan untuk mendapatkan hadiah.
5. Cara menggunakan positive reinforcement

Agar positive reinforcement efektif, pastikan penghargaan diberikan segera setelah perilaku baik muncul. Ini penting supaya otak langsung mengasosiasikan tindakan positif dengan hal yang menyenangkan. Selain itu, pilih bentuk penghargaan yang relevan dan bermakna bagi penerimanya.
“Semakin sering kamu melakukannya, semakin mudah untuk mengenali momen yang layak dipuji, dan semakin banyak perilaku baik yang muncul,” kata Susan Birch.
Konsisten juga sangat penting. Berikan reinforcement secara konsisten agar kebiasaan baru benar-benar terbentuk. Seiring waktu, kamu bisa mulai mengurangi penghargaan eksternal saat perilaku positif sudah menjadi kebiasaan.
Itulah beberapa hal penting yang perlu kamu tahu soal positive reinforcement. Dengan memahami konsep ini, kamu bisa lebih mudah membentuk kebiasaan positif, baik dalam diri sendiri maupun orang lain. Jadi, yuk mulai terapkan teknik ini dalam kehidupan sehari-hari!