Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bolehkah Sahur Dulu Baru Mandi Wajib Haid? Ini Penjelasannya

ilustrasi sahur (pexels.com/RDNE Stock project)

Pada dasarnya, puasa di bulan Ramadan merupakan puasa wajib yang harus dilakukan oleh seluruh umat muslim. Namun, terdapat golongan tertentu yang tidak diwajibkan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan, salah satunya adalah perempuan yang sedang haid atau nifas.

Dikutip Medical News Today, haid atau disebut juga sebagai menstruasi adalah siklus alami dalam tubuh perempuan, di mana terjadi peluruhan dinding rahim berubah menjadi darah yang kemudian mengalir keluar dari tubuh melalui vagina. Menurut ajaran Islam, perempuan muslim yang sedang haid tidak diperbolehkan berpuasa, termasuk puasa Ramadan.

Mereka diwajibkan untuk menyucikan diri terlebih dahulu dengan melakukan mandi wajib sesuai syariat Islam sebelum manjalankan ibadah puasa. Ini karena haid termasuk ke dalam salah satu hadas besar.

Meskipun begitu, terdapat pertanyaan yang sering dilontarkan, yakni bolehkah sahur dulu baru mandi wajib setelah haid? Nah, untuk mengetahui jawabannya, mari simak penjelasan melalui artikel ini.

1.Kewajiban bersuci atau mandi wajib setelah haid

ilustrasi mandi (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, haid merupakan hadas besar dan perempuan muslim yang haid wajib mandi setelah haidnya selesai. Dikutip NU Online, perempuan yang sudah diperbolehkan mandi wajib ditandai dengan darah tidak keluar lagi dari kemaluannya mencapai 24 jam, baik terus-menerus dalam sehari semalam atau terputus-putus.  

Apabila keluarnya darah belum mencapai 24 jam, misalnya 3 jam keluar darah lalu berhenti, kemudian keluar darah lagi, maka dapat diartikan bahwa ini belum diperbolehkan mandi wajib. Di samping itu, kewajiban seorang muslimah untuk menyucikan diri setelah haid juga tertera dalam QS. Al-Maidah ayat 6:

“Wahai orang-orang yang beriman. Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”

2.Ibadah yang dilarang bagi perempuan saat haid

ilustrasi wanita muslim (pexels.com/Thirdman)

Dikarenakan haid termasuk ke dalam hadas besar, maka ada sejumah ibadah yang dilarang bagi perempuan muslim saat haid. Menurut Ustadz Irfan Supandi, M.Ag., dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedi Puasa (2008), beberapa ibadah yang dimaksud, yakni:

  • Salat

Para ulama sepakat bahwa kewajiban salat fardu gugur bagi perempuan yang sedang haid dan mereka tidak perlu melakukan qada apabila telah suci. Sebagaimana diriwayatkan dari Mu’adzah, bahwasannya seorang perempuan bertanya kepada Aisyah RA.

“Apakah salah seorang dari kami mengganti salatnya apabila ia suci?”, Aisyah RA, kemudian balik bertanya, “Apakah kamu ini penganut paham Haruri? Dahulu kami haid pada masa Nabi SAW dan beliau tidak menyuruh kami mengganti salat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Puasa

Perempuan yang sedang haid dilarang berpuasa. Jika untuk salat fardu tidak ada qada, maka lain halnya dengan berpuasa. Perempuan yang sudah suci dari darah haid diwajibkan mengganti puasanya atau mengqadanya di hari-hari lain.

  • Bersetubuh bagi suami istri

Bagi perempuan yang sedang haid diharamkan untuk bersetubuh bersama suaminya. Hal ini sebagaimana didasarkan pada surat Al-Baqarah ayat 222:

“Dan mereka bertanya kepadamu dari hal haid. Katakanlah, ‘Ia itu adalah suatu gangguan, sebab itu hendaklah kamu menjauhi perempuan-perempuan saat haid.’” (QS. Al-Baqarah:222)

  • Tawaf

Tawaf adalah berjalan mengelilingi ka'bah sebanyak tujuh kali. Yang bisa melaksanakan tawaf tentunya hanya yang sedang menunaikan ibadah haji atau umrah. Larangan tawaf bagi perempuan haid mengacu pada sabda Rasulullah SAW kepada Aisyah RA, yang berbunyi:

“Kerjakanlah, semua amalan hajimu kecuali tawaf di Baitullah hingga engkau suci.” (HR. Bukhari)

  • Menetap di masjid

Larangan bagi peremuan haid menetap di masjib bukan tanpa alasan. Jelas ini karena kekhawatiran adanya darah menetes atau membekas di tempat suci.

  • Talak

Perempuan yang sedang haid tidak boleh diceraikan oleh suaminya. Jika terlanjur menceraikan istrinya, maka talaknya tidak sah.

3.Bolehkah sahur dulu baru mandi wajib haid?

ilustrasi sahur (pexels.com/cottonbro studio)

Terkait dengan pertanyaan boleh atau tidaknya sahur sebelum mandi wajib haid, laman NU Online menyebut tidak ada larangan bagi seseorang dalam kondisi junub atau belum mandi wajib menikmati santap sahur. Sebab, sahur bukanlah tergolong aktivitas yang dilarang bagi orang junub.

Meski begitu, jika mempertimbangkan dari segi keutamannya, tentu kamu dianjurkan untuk melaksanakan mandi wajib terlebih dahulu sebelum sahur. Sebagaimana tertera dalam sebuah hadis yang dijelaskan oleh Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki, sebagai berikut:

“Orang yang berpuasa boleh menunda mandi junub hingga waktu setelah fajar terbit. Tetapi, lebih utama adalah ia menyegerakan mandi wajib sebelum terbit fajar atau sebelum subuh.” (Syeikh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki dalam Ibanatul Ahkam)

Akan tetapi, jika memang terpaksa tidak sempat mandi wajib karena waktunya mepet, kamu dianjurkan untuk membasuh kemaluan dan berwudu terlebih dahulu sebelum sahur. Hal ini karena makan dan minum bagi orang junub adalah makruh, sebelum orang tersebut berwudu dan membasuh kemaluannya. Anjuran ini diterangkan oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Minhaj Al-Qawim yang menyatakan:

“Dimakruhkan bagi junub, makan, minum, tidur, dan bersetubuh sebelum membasuh kemaluan dan berwudu. Karena ada hadis sahih yang memerintahkan hal demikian dalam permasalahan bersetubuh, dan karena mengikuti sunah Nabi dalam persoalan lainnya, kecuali masalah minum, maka dianalogikan dengan makan.” (Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Minhaj Al-Qawim)

4.Waktu yang tepat untuk mandi wajib haid

ilustrasi keramas (pexels.com/Armin Rimoldi)

Dikutip Kemenag Bali, para ulama mengatakan bahwa orang-orang yang junub di waktu malam pada bulan Ramadan, diperbolehkan untuk mandi junub di waktu fajar atau setelah waktu subuh tiba.

Dengan kata lain, jika kamu sudah selesai haid namun belum mandi wajib karena suatu hal hingga waktu subuh, maka itu tidak masalah dan puasa kamu tetap dinilai sah. Terkait hal ini sudah diterangkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, sebagai berikut:

“Barang siapa di waktu subuh masih junub atau perempuan haid yang sudah suci sebelum fajar, kemudian keduanya tidak mandi kecuali setelah fajar, maka puasa pada hari itu sudah mencukupi bagi keduanya.”

Itulah tadi penjelasan mengenai bolehkah sahur dulu baru mandi wajib haid. Meskipun diperbolehkan untuk sahur sebelum mandi wajib haid, namun jika melihat dari segi keutamaannya, tentulah yang paling baik adalah mandi wajib terlebih dahulu sebelum makan sahur. Dengan begitu, kamu bisa menjalankan ibadah puasa seharian dalam keadaan suci dari hadas besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Delvia Y Oktaviani
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us