Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

13 Buku Digital Baru di SIBI untuk Pembaca Usia 7—9 Tahun

rekomendasi buku SIBI
rekomendasi buku SIBI (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)
Intinya sih...
  • Ada Apa dengan Kuki? Mengajarkan pentingnya merawat barang elektronik dan bertanggung jawab atas benda yang digunakan sehari-hari.
  • Aku dan Duniaku Menyampaikan pesan tentang keberanian, penerimaan diri, dan pentingnya dukungan lingkungan untuk tumbuh dan bermimpi.
  • Angon Angon Menyuguhkan pesan tentang keberanian mencoba hal baru, rasa tanggung jawab, dan pentingnya mengenal serta mencintai tradisi daerah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menumbuhkan minat baca sejak masa prasekolah ialah salah satu aspek penting dalam mendukung perkembangan imajinasi, empati, dan kemampuan berpikir kritis anak. Apabila sudah tertanam sejak dini, kebiasaan membaca pun akan lebih mudah melekat pada anak hingga ia beranjak remaja. Tentunya kebiasaan membaca harus dibarengi dengan buku bacaan berkualitas terlepas dari format penyajiannya.

Nah, melalui platform Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI), anak-anak usia 7—9 tahun alias pembaca jenjang B-2 bisa mengakses berbagai buku digital baru secara gratis dengan cerita yang relevan dan sarat akan wawasan. Buku-buku ini tak hanya menghadirkan narasi yang mudah dipahami, tetapi juga menyelipkan pesan penting mengenai keberagaman, kerja sama, konservasi lingkungan, serta kecintaan terhadap budaya lokal. Yuk, simak daftar buku digital baru di SIBI untuk pembaca usia 7—9 tahun!

1. Ada Apa dengan Kuki?

Ada Apa dengan Kuki?
Ada Apa dengan Kuki? (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Ada Apa dengan Kuki? bercerita tentang kulkas bernama Kuki yang merasa sesak dan bau lantaran Ravi dan ibunya terus menumpuk makanan tanpa memperhatikan kebersihan atau kondisi dirinya. Tatkala Kuki mogok bekerja, mereka akhirnya sadar dan memperbaiki kebiasaan buruk tersebut. Buku ini mengajarkan pentingnya merawat barang elektronik, menjaga kebersihan, serta bertanggung jawab atas benda yang digunakan sehari-hari.

2. Aku dan Duniaku

Aku dan Duniaku
Aku dan Duniaku (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Buku Aku dan Duniaku membawa pembaca mengikuti kisah Farhan, seorang anak tuli yang menjalani harinya dengan semangat dan penuh impian. Dalam keseharian yang hangat bersama keluarga dan teman-temannya, Farhan membuktikan bahwasanya keterbatasan tak menyurutkan langkah menuju cita-cita. Buku ini menyampaikan pesan tentang keberanian, penerimaan diri, dan pentingnya dukungan lingkungan untuk tumbuh dan bermimpi.

3. Angon

Angon
Angon (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Angon menghadirkan keseharian yang penuh tantangan dan kehangatan berisi pengalaman pertama Tiwi kala diajak kakaknya menggembalakan itik di sawah. Selama hari itu, Tiwi belajar menjaga kawanan itik, memahami kebiasaan hewan, serta mengenal ragam budaya lokal seperti kowangan dan bundengan. Buku ini menyuguhkan pesan tentang keberanian mencoba hal baru, rasa tanggung jawab, dan pentingnya mengenal serta mencintai tradisi daerah.

4. Bandeng, Sang Penghuni Rawa

Bandeng, Sang Penghuni Rawa
Bandeng, Sang Penghuni Rawa (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Bandeng, Sang Penghuni Rawa mengisahkan Bayu yang terhanyut dalam mimpi ajaib kemudian menyelami dunia ikan bandeng dan menyaksikan langsung bahaya sampah bagi habitat mereka. Dalam petualangan bawah air tersebut, ia belajar tentang ekosistem rawa, siklus hidup ikan, serta akibat dari perbuatan manusia. Buku ini menyampaikan pesan ekologis yang kuat tentang pentingnya menjaga lingkungan lewat kisah yang imajinatif dan sarat wawasan.

5. Duk! Duk! Duk!

Duk! Duk! Duk!
Duk! Duk! Duk! (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Duk! Duk! Duk! bercerita tentang Sita, pesut Mahakam yang lebih senang menyendiri hingga suatu hari ia terjebak dalam jaring nelayan dan membutuhkan pertolongan. Berkat bantuan Pika dan Tito, Sita akhirnya selamat dan belajar bahwasanya teman sejati akan selalu hadir di saat penting. Cerita ini menanamkan nilai persahabatan, pentingnya tolong-menolong, serta kepedulian terhadap kelestarian satwa langka secara menghibur dan penuh makna.

6. Katakan Angga!

Katakan Angga!
Katakan Angga! (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Katakan Angga! menceritakan perjalanan emosional seorang anak yang kerap merasa terbebani lantaran sulit menyampaikan apa yang ia rasakan. Berkat dukungan seorang teman, Angga akhirnya mampu berbicara jujur kepada orang dewasa di sekitarnya dan menemukan kenyamanan dalam bersikap terbuka. Buku ini menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya komunikasi, empati, dan ruang aman bagi anak untuk mengekspresikan diri.

7. Klung Klung Klung!

Klung Klung Klung!
Klung Klung Klung! (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Klung Klung Klung! menyuguhkan kisah Lala yang terpikat oleh suara angklung dan berusaha memainkannya kendati mulanya merasa sulit. Berkat bimbingan Ujang dan semangat belajar yang tinggi, Lala akhirnya mampu menghasilkan nada yang indah dari alat musik tradisional tersebut. Buku ini menanamkan semangat pantang menyerah, nilai kebersamaan, dan kebanggaan terhadap warisan budaya Indonesia dengan cara yang ceria dan inspiratif.

8. Legenda Sumber Air Suci Wendit

Legenda Sumber Air Suci Wendit
Legenda Sumber Air Suci Wendit (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Legenda Sumber Air Suci Wendit mengangkat kisah asal-usul Telaga Wendit, bermula dari usaha seorang Pendeta mengembalikan mata air yang hilang akibat bencana alam. Melalui perjalanan spiritual dan konflik tragis, lahirlah mitos tentang kera penghuni Wendit yang dulunya ialah murid-murid yang menolak kekerasan. Buku ini menawarkan perpaduan legenda, nilai kemanusiaan, dan penghormatan terhadap alam dalam narasi yang sarat simbol dan makna budaya.

9. Lemper dan Lalampa

Lemper dan Lalampa
Lemper dan Lalampa (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Lemper dan Lalampa mengisahkan Meira yang menjalin persahabatan baru melalui pertukaran makanan tradisional antara keluarganya dan keluarga pendatang dari Sulawesi Utara. Lewat pengalaman mencicipi lemper dan lalampa, Meira belajar bahwa setiap daerah punya rasa khas yang patut dihargai. Buku ini menyampaikan pesan hangat tentang toleransi, kekayaan kuliner Nusantara, dan bagaimana makanan bisa menjadi jembatan antarkebudayaan.

10. Mello & Meong Palo

Mello & Meong Palo
Mello & Meong Palo (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Mello & Meong Palo berkisah mengenai seekor kucing liar yang awalnya curiga pada manusia, tetapi akhirnya menemukan kehangatan dan tempat bernaung di rumah seorang penyayang hewan. Dalam pelukan kasih Mello, Meong Palo belajar memercayai orang lain dan merasakan arti keluarga. Cerita ini menyajikan dinamika persahabatan yang hangat dengan sentuhan budaya Bugis yang memperkaya wawasan membaca anak-anak.

11. Roket Koko

Roket Koko
Roket Koko (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Roket Koko menuturkan perjalanan seorang anak yang mulanya merasa lebih nyaman bekerja sendirian, tetapi akhirnya menemukan makna kebersamaan kala membuat proyek bersama teman-temannya. Pengalaman ini membuka mata Koko bahwa kerja sama tak hanya mempercepat pekerjaan, tetapi juga mempererat hubungan. Cerita ini menyampaikan pesan penting tentang kolaborasi dan keterbukaan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami.

12. Sasi Laut di Raja Ampat

Sasi Laut di Raja Ampat
Sasi Laut di Raja Ampat (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Sasi Laut di Raja Ampat mengangkat kisah Reu, anak Raja Ampat yang ikut dalam tradisi sasi laut dan belajar pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem laut. Melalui pengalaman menyelam dan dilema melepaskan biota laut kecil, Reu memahami bahwa aturan adat bukan sekadar larangan, melainkan bentuk tanggung jawab ekologis. Cerita ini memadukan petualangan, budaya lokal, dan pesan konservasi laut secara alami dan mendalam.

13. Syut! Kelapa Hanyut

 Syut! Kelapa Hanyut
Syut! Kelapa Hanyut (dok. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia/Buku Nonteks)

Terakhir ada buku Syut! Kelapa Hanyut yang mengikuti perjalanan sebuah buah kelapa jatuh dari pohon, hanyut di laut, kemudian tumbuh menjadi pohon baru di pantai lain. Secara alami, cerita ini menjelaskan siklus hidup kelapa serta hubungannya dengan makhluk lain di ekosistem pesisir. Buku ini secara tak langsung menyampaikan pesan mengenai adaptasi, ketahanan, dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.

Dari kelapa hanyut hingga roket buatan sendiri, deretan buku digital baru di SIBI untuk pembaca usia 7—9 tahun jadi bukti bahwa buku anak bisa menjadi medium yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai penting secara menyenangkan. Kamu bisa mulai membaca langsung pada situs resmi SIBI dan ajak anak atau adikmu menjelajahi dunia lewat bacaan yang kaya makna sekaligus imaji.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

TOP 100 Kampus Terbaik Dunia Versi The WURI 2025, Ada Pilihanmu?

20 Sep 2025, 17:28 WIBLife