Psikolog Ungkap 5 Cara Anti Galau dan Overthinking, Gen Z Wajib Tahu!
- 62% Gen Z ingin memulai bisnis sendiri, menunjukkan ambisi tinggi dalam mencapai tujuan
- Psikolog Irma Gustiani menekankan pentingnya memberikan afirmasi positif dan merawat diri untuk menghasilkan tindakan positif
- Kecerdasan dan self-improvement juga penting, serta perlu lingkungan yang positif dan dukungan saat mengalami kecemasan
Jakarta, IDN Times - Deloitte Global mengeluarkan Gen Z and Millennial Survey 2023 yang mengungkapkan bahwa 62 persen Gen Z sudah atau ingin memulai bisnis sendiri. Di samping itu, riset dari Indonesia Gen Z Report 2024 by IDN Media memaparkan data bahwa Gen Z menyisihkan sebagian pendapatannya untuk terus mengembangkan diri.
Data tersebut menggambarkan ciri khas Gen Z yang punya ambisi tinggi dalam mencapai suatu hal. Namun di balik semangat itu, tak jarang Gen Z kerap overthinking dan galau. Nah, psikolog Irma Gustiani punya beberapa cara singkat agar Gen Z tidak overthinking dan galau. Simak, yuk!
1. Berikan afirmasi positif pada diri sendiri setiap hari

Irma memandang Gen Z sebagai generasi yang melek dengan teknologi. Mereka memiliki ciri khas karakter yang independen, kritis, inklusif, dan bisa menerima berbagai keberagaman. Namun di balik karakternya yang kuat, Irma mengungkapkan bahwa Gen Z terbilang cukup rentan mengalami kecemasan.
"Yang sering banget dialami Gen Z itu kecemasan dan rasa galau, gelisah. Galau banget mau ngapain. Itu perasaan yang normal. Setiap dari kita ketika melalui fase transisi dari remaja ke dewasa pasti mengalami kecemasan dan ketidaknyamanan. Nah, yang paling penting adalah gimana kita bisa meyakini diri kita untuk bisa melewati hal itu," paparnya saat ditemui di press conference Sunsilk Black Shine #MyKilauTime pada Rabu (12/6/2024) di Jakarta.
Maka dari itu, Irma mengatakan pentingnya memberikan afirmasi positif kepada diri sendiri setiap hari. Perasaan yang positif mampu menghasilkan tindakan yang positif.
"Itu namanya afirmasi. Ketika kita menyakini bahwa kita bisa dan mampu, maka pikiran dan perasaan lebih positif. Kemudian, tindakan juga lebih positif. Kita akan melakukan hal-hal yang tujuannya untuk menggapai mimpi," sambungnya.
2. Harus merawat diri sebagai bentuk mencintai diri sendiri

Kedua, hal yang tidak boleh dilewatkan oleh Gen Z adalah merawat diri. Menurut Irma, self care sangat perlu dilakukan untuk menciptakan aura positif.
"Self care penting banget dari head to toe. Apalagi kalau rambut shining, pasti ada rasa bahagia dan nyaman. Kita jadi punya vibrasi yang sangat positif banget ke teman-teman lain. Jadi, merawat diri adalah checklist penting," katanya.
Ari Astuti selaku Head of Hair Care Unilever Indonesia, juga memiliki pandangan yang serupa. Ketika seseorang mencintai dirinya, maka kepercayaan dirinya juga akan meningkat.
"Supaya kita bisa menghargai diri sendiri dan meningkat rasa kepercayaan dirinya, dibutuhkan merawat diri," ucap Ari.
3. Terus mengembangkan potensi diri karena cantik gak cuma dilihat dari fisik
Salah satu hal yang bisa membuat seseorang tidak lagi merasa insecure adalah kepercayaan diri dan keyakinan untuk terus mengembangkan keterampilan. Irma mengatakan bahwa kecantikan tidak hanya dipandang dari segi fisik saja, tetapi juga self improvement.
"Kita perlu kecerdasan supaya gak cuma cantik fisik, tapi juga knowledgeable," ujarnya.
Untuk itu, Gen Z butuh role model yang bisa menjadi panutan dari segi apa pun yang positif. Dengan begitu, seseorang bisa bangkit kembali saat terjatuh.
Irma menambahkan, "Ini bisa jadi contoh juga buat teman-teman Gen Z lain bahwa ketika ada suatu hal yang gak nyaman, ya jangan berhenti. Kita harus take action."
4. Cari lingkungan yang bisa memberikan dukungan penuh untukmu
Resep anti galau lainnya adalah memiliki lingkungan yang positif dan suportif. Sebagai individu yang berada dalam fase transisi, Gen Z butuh dukungan dalam memutuskan berbagai hal penting di hidupnya.
Irma menegaskan, "Yang harus dilakukan itu mencari dukungan. Kita tuh perlu punya sistem dukungan suportif. Kalau lagi overwhelming atau cemas, kita tahu pada siapa kita akan biacara."
5. Cara coping stress lain dan tidak membandingkan diri dengan orang lain
Agar tidak terkungkung dalam pikiran yang rumit, Gen Z bisa menenangkan diri dengan mencari hal-hal positif lainnya. Salah satu coping stress yang bisa dilakukan Gen Z adalah terapi musik. Secara psikologis, Irma mengatakan bahwa musik dengan lirik yang positif bisa membangkitkan semangat.
Ia menambahkan, "Kalau lagi galau, saranku dengarkan lagu yang positif supaya kita juga lebih positif. Ini penting banget membangkitkan suasana hati, kepercayaan diri, dengan salah satunya mendengarkan musik. Auditori atau pendengaran kita itu salah satu bagian sensor tubuh yang sangat luar biasa untuk bisa mengingat. Jadi, konten positif, irama menyenangkan itu meningkatkan kebahagiaan."
Tak lupa sebagai psikolog, Irma juga berpesan pada Gen Z untuk tidak terlalu memaksakan diri. Terkadang, Gen Z dianggap sebagai generasi yang lembek karena sering membandingkan diri dengan orang lain.
Untuk mematahkan hal tersebut, Irma berpesan, "Being confident aja, kerjakan dan lakukan. Kalau gagal, ya lakukan lagi. Kalau capek, ya istirahat."