Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Cara Bijak Mengatur Media Sosial Supaya Tidak Mudah Terjebak FOMO

ilustrasi seseorang sedang memegang handphone (pexels.com/Аlex Ugolkov)
ilustrasi seseorang sedang memegang handphone (pexels.com/Аlex Ugolkov)

Fenomena FOMO atau biasa dikenal dengan Fear of Missing Out sering kali memunculkan tekanan tak kasat mata terutama di media sosial. Faktanya, sebagian orang sering merasa tertinggal atau bahkan membandingkan hidup setelah melihat unggahan story orang lain. Padahal, media sosial bisa menjadi ruang belajar hal baru bagi siapa pun jika bijak dalam menggunakannya.

Membandingkan hidup hanya akan membuatmu tidak produktif bahkan terkesan buru-buru harus seperti orang lain. Jika kamu merasakan hal tersebut, inilah saatnya menata ulang caramu menggunakan media sosial. Kamu tidak harus meninggalkan sepenuhnya, namun belajar lebih sadar dan bijak dalam menggunakannya. Berikut empat cara yang bisa dilakukan. Yuk simak!

1. Latih diri sendiri untuk menikmati momen tanpa harus membagikan di media sosial

ilustrasi seseorang sedang memotret (pexels.com/Helena Lopes)
ilustrasi seseorang sedang memotret (pexels.com/Helena Lopes)

Terhubung dengan media sosial setiap hari bisa menjadikan seseorang terlalu bergantung pada validasi eksternal. Rasanya ada yang kurang jika tidak memposting sesuatu sebagai bahan story. Namun, perlu disadari bahwa tidak semua hal perlu diabadikan.

Jika kamu menyadari, beberapa hal dalam hidup perlu disimpan sendiri agar bisa menikmati momen dengan lebih tenang. Cobalah sesekali menikmati hidup dengan pagi yang tenang ditemani secangkir kopi, menikmati tawa bersama sahabat, atau sesekali kamu boleh menangis dalam keheningan. Percayalah bahwa semua kebahagiaan bisa kamu dapatkan sendiri tanpa perlu validasi orang lain.

2. Hindari membuka media sosial pada saat bangun dan sebelum tidur

ilustrasi wanita bangun tidur bermain handphone (pexels.com/Miriam Alonso)
ilustrasi wanita bangun tidur bermain handphone (pexels.com/Miriam Alonso)

Pada saat bangun atau sebelum tidur pikiran kita sangat rentan terpengaruh oleh apa pun yang masuk. Sebab waktu ini merupakan batas antara kesadaran serta alam bawah sadar yang begitu tipis. Maka jika kamu mengisi waktu kosong ini dengan konsumsi konten kurang bermanfaat terus-menerus, hal tersebut akan berdampak buruk bagi kesehatan otak.

Sebagai pengganti kamu bisa memulai pagi dengan rutinitas kecil yang bermanfaat. Cobalah awali pagi ini dengan minum air putih, menulis jurnal syukur, atau sekadar duduk diam sembari menghirup udara pagi sebelum memulai aktivitas. Sebab, di pagi hari tubuh kita butuh tenang untuk menyambut hari serta ruang untuk melepaskan beban di malam hari.

3. Unfollow akun yang memicu perbandingan serta membuatmu merasa kurang

ilustrasi seseorang sedang memegang handphone (pexels.com/Lisa from Pexels)
ilustrasi seseorang sedang memegang handphone (pexels.com/Lisa from Pexels)

Media sosial akhir-akhir ini sering menjadi ajang kompetisi pencapaian. Mungkin kamu sering melihat temanmu baru saja memenangkan sebuah lomba atau melihat seumuranmu sudah menikah dan punya rumah. Hal inilah yang terkadang membuatmu meragukan diri sendiri.

Jika kamu terus merasa demikian, maka saatnya untuk merapikan linimasa. Cobalah untuk unfollow demi menjaga kesehatan mental sendiri. Ingat, kamu berhak memilih sesuatu yang membuatmu tumbuh serta memiliki ruang digital yang sehat.

4. Fokuslah pada tujuan hidupmu saat ini bukan konten yang kamu konsumsi

ilustrasi wanita merasa bahagia (pexels.com/olia danilevich)
ilustrasi wanita merasa bahagia (pexels.com/olia danilevich)

Algoritma media sosial membuat seseorang ketagihan untuk terus menonton konten setiap saat. Namun bukannya kamu termotivasi, hal tersebut justru membuatmu merasa kurang dan terus membandingkan. Jika kamu sering merasa struggle, maka cobalah untuk menarik kembali fokus ke dalam hidupmu.

Jadikan pencapaian orang lain sebagai motivasi untuk menjadi diri yang lebih baik. Sebab, ketika melihat orang lain lebih dulu melaju ini bukanlah sinyal tertinggal, melainkan kamu sedang berproses menuju kesuksesan dengan jalan yang berbeda. Energimu terlalu berharga jika habis digunakan untuk membandingkan hidup orang lain.

FOMO akan terus ada, tapi kamu punya kuasa untuk mengontrolnya dengan cara yang sadar dan lebih sehat. Media sosial harusnya bisa menjadi alat cerdas untuk upgrade diri, bukan membebani. Bijak bukan berarti kamu anti sosial, namun paham kendali untuk melindungi diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us