Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Berada di Circle yang Hobi Ngobrolin Materi

ilustrasi sekelompok teman
ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Bedakan antara ngobrol biasa dengan pamer dan mengejek
  • Jangan tampak terlalu skeptis atau justru percaya begitu saja
  • Bukan berarti kamu harus ikut bicara
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menurutmu, menyenangkan atau tidak jika segala hal seputar materi menjadi bahan percakapan wajib di mana pun dan kapan pun? Kalau kebetulan kamu paling malas mengobrolkan tentang gaji, barang bermerek, dan semacamnya pasti terganggu oleh orang-orang yang membicarakannya terus. Masalahnya, mereka malah orang-orang yang setiap hari di sekitarmu. Sekelompok teman kantor misalnya, selalu mengisi percakapan di jam makan siang dengan hal-hal yang berbau materi. Di grup pertemanan juga sama.

Apakah keluar dari lingkaran pertemanan tersebut menjadi satu-satunya solusi? Sebaiknya tentu hubungan itu dipertahankan. Soal rasa gak nyamanmu bisa diperbaiki dengan cara-cara di bawah ini. Jika kamu punya circle yang hobi ngobrolin materi, out atau keluar dari pertemanan tersebut menjadi opsi terakhir.

1. Bedakan antara ngobrol biasa dengan pamer dan mengejek

ilustrasi sekelompok teman
ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Yan Krukau)

Kamu dapat mudah sekali merasa terusik kalau mencampuradukkan segala bentuk obrolan terkait materi. Seolah-olah semuanya pasti negatif. Padahal, gak setiap topik materi buruk untuk didengarkan.

Pahami bedanya teman-temanmu cuma berbincang biasa dengan suka pamer atau menghina orang. Contoh percakapan yang masih netral, mereka hanya membicarakan harga jam tangan para artis. Atau, rumah siapa yang paling megah di antara para pesohor itu.

Dapat pula kawan-kawanmu membahas harga mebel berdasarkan jenis materialnya. Juga harga kaveling dan perumahan sekarang. Bila isi percakapan cuma begini, seharusnya gak jadi masalah untukmu. Sama sekali tidak ada orang yang hendak memamerkan kekayaannya apalagi mengejek salah satu dari kalian. Sikapi dengan santai.

2. Jangan tampak terlalu skeptis atau justru percaya begitu saja

ilustrasi sekelompok teman
ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Jopwell)

Memang omongan orang seputar materi bisa bikin ragu. Terutama kalau perkataannya fantastis dan kurang sesuai dengan apa yang terlihat olehmu. Misalnya, salah satu teman bilang pendapatannya dari konten di media sosial per bulannya mencapai sekian juta rupiah.

Namun, menurutmu gak mungkin sampai sebesar itu bila dilihat dari jumlah pengikut dan tayangannya. Dalam hati tentu kamu berhak meragukannya. Akan tetapi, jangan menampakkannya.

Demikian pula hindari dirimu seketika menganggap perkataan orang seputar materi sebagai kebenaran. Kamu masih perlu mengeceknya. Jangan gampang mengagumi hal-hal yang tidak jelas. Materi adalah bahan yang empuk buat siapa pun berbual agar hidupnya terlihat mengesankan.

3. Bukan berarti kamu harus ikut bicara

ilustrasi sekelompok teman
ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Kindel Media)

Misalnya, kelompokmu terdiri dari lima orang. Kalau empat orang sudah asyik membahas materi, gak berarti kamu mesti ikut meramaikan. Ambil peran pasif saja sebagai pendengar. Ini tidak membuatmu tampak mencurigakan, kok.

Terpenting raut wajah dijaga agar tidak terlihat sebal atau bosan. Peran pendengar penting sebab semua orang yang berbicara pada dasarnya ingin didengarkan. Dirimu juga bisa merespons singkat agar tidak terkesan terlampau pasif.

Contohnya, dengan berkata, "Oh ya?" Atau, katakan kamu baru tahu. Lalu biarkan kawanmu kembali berbicara untuk meyakinkanmu. Respons itu sudah menunjukkan dirimu cukup terlibat dalam obrolan. Tanpa kamu perlu mendorong diri berbicara lebih banyak.

4. Ambil hikmahnya

ilustrasi sekelompok teman
ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/cottonbro studio)

Misalnya, teman-temanmu lagi seru membahas harga jam, tas, sepatu, pakaian, dan gawai masing-masing. Kalau kamu mengutamakan pikiran buruk pasti semua itu terdengar sangat memuakkan. Sama sekali gak ada manfaatnya buatmu.

Justru cuma bikin hatimu panas. Dirimu memandang mereka semua hanya saling pamer dan tak mau kalah. Akan tetapi, suasana hatimu bakal membaik jika momen ini dijadikan kesempatan memetik hikmah sebanyak mungkin.

Paling gampang yaitu kamu menjadi tahu harga berbagai produk dari merek yang berlainan. Dirimu dapat menilai apakah kualitasnya terlihat sebanding dengan harganya atau gak. Kalau tidak, berarti kamu tak usah ikut membelinya.

Hikmah berikutnya, dirimu mengerti tanpa perlu mengorek informasi seputar cara mereka membelanjakan uangnya. Itu membuatmu termotivasi untuk lebih bijak mengatur keuangan. Obrolan yang tadinya kurang bermakna bagimu, ternyata tetap kasih sejumlah manfaat.

5. Gak usah berusaha terlalu keras mengalihkan topik

ilustrasi sekelompok teman
ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Kamu gak suka membahas materi secara panjang lebar. Apalagi kalau sudah menjurus ke pamer atau ejek-ejekan. Namun, terlalu berisiko buatmu jika berusaha begitu keras mengubah topik. Seperti mereka lagi membahas mobil masing-masing. Kemudian kamu tiba-tiba mengubah topik ke pekerjaan.

Padahal kalian sedang berbincang di luar jam kerja. Selain celetukanmu mengganggu keseruan mereka, kamu bakal disangka insecure. Sekalipun dirimu juga punya mobil, mereka bakal berpikir kamu merasa kalah.

Bila satu kali usahamu mengganti topik percakapan tidak berhasil, tak usah melakukannya lagi. Ikuti saja aliran obrolan mereka daripada dirimu dicap pengganggu. Mereka punya minat yang sama dan akan tetap membicarakannya meski kamu kurang nyaman.

6. Tinggalkan bila benar-benar tak tahan

ilustrasi sekelompok teman
ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/fauxels)

Seperti disebutkan di awal, out menjadi opsi terakhir kalau kamu sudah benar-benar tak tahan mendengarkan mereka membahas materi. Pun arti keluar atau meninggalkan di sini tidak selalu dirimu gak mau lagi berteman sama mereka.

Jika mereka hanya terlalu asyik membahas materi dan kamu bosan, tinggalkan sampai topiknya berubah. Dirimu dapat kembali lagi selepas mereka membicarakan hal-hal lain. Pun caramu pergi jangan menunjukkan kemarahan.

Santai saja seperti dengan alasan kamu ada urusan lain. Sementara itu, bila dirimu justru kerap diolok-olok seputar materi oleh kawan sendiri, menjauhlah untuk selamanya. Candaan yang sehat seharusnya gak menyakiti siapa pun apalagi terus-menerus.

Obrolan di antara teman-teman dekat memang bisa sangat memengaruhi kamu. Apalagi mengenai materi yang terbilang topik sensitif. Kalau kamu punya circle yang hobi ngobrolin materi, hindari bersikap kasar seakan-akan mereka terlarang membicarakannya. Nanti malah kamu susah punya kawan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Ide Outfit Syar'i untuk Acara Maulid Nabi, Fashionable!

04 Sep 2025, 22:45 WIBLife