4 Dampak Buruk Schadenfreude, Bisa Menghambat Kesuksesanmu!

- Schadenfreude membuatmu kehilangan empati terhadap orang lain, sehingga kamu sulit membangun hubungan yang baik.
- Fokusmu akan teralihkan dari pengembangan diri sendiri karena sibuk menikmati kegagalan orang lain.
- Perasaan iri dan kompetisi tidak sehat akan tumbuh, menjauhkanmu dari dukungan dan kerjasama yang sebenarnya bisa membuatmu berkembang.
Pernah gak, diam-diam kamu merasa senang waktu melihat orang lain gagal atau kena masalah? Misalnya, sainganmu di kelas akhirnya dapat nilai jelek, atau teman yang sering pamer akhirnya dimarahi atasan. Perasaan puas kayak gitu ada istilahnya, lho, namanya schadenfreude. Kata ini berasal dari bahasa Jerman, yang secara harfiah berarti “kesenangan dari penderitaan orang lain”.
Meskipun ini adalah reaksi manusiawi yang kadang muncul tanpa sengaja, kalau terlalu sering dan dibiarkan terus-menerus, efeknya bisa buruk banget buat perkembangan diri kita sendiri. Kenapa? Karena saat kita sibuk menikmati kegagalan orang lain, kita bisa kehilangan fokus untuk memperbaiki diri. Nah, berikut ini empat dampak buruk dari schadenfreude yang tanpa sadar bisa menghambat kesuksesanmu!
1. Schadenfreude bikin kamu kehilangan empati

Saat terbiasa senang melihat orang lain jatuh, tanpa sadar kamu sedang menurunkan kemampuanmu buat berempati. Lama-lama, kamu bisa jadi cuek, dingin, dan susah peduli sama perasaan orang lain. Padahal, empati itu penting banget, baik dalam kehidupan sosial maupun profesional.
Orang yang punya empati cenderung lebih mudah membangun relasi, dipercaya, dan dihargai. Kalau kamu mulai kehilangan empati, hubunganmu dengan orang lain juga bisa ikut rusak. Ujung-ujungnya, kamu bisa dijauhi atau bahkan gak dipercaya dalam lingkungan kerja maupun pertemanan.
2. Fokusmu jadi teralihkan dari pengembangan diri

Kebiasaan menikmati kegagalan orang lain bikin kamu sibuk ngurusin urusan orang lain, bukan memperbaiki diri sendiri. Tanpa sadar, kamu jadi lebih banyak mengamati kelemahan orang lain dibanding mikirin apa yang perlu kamu tingkatkan dari diri sendiri.
Ini bahaya banget, karena perkembangan pribadi butuh fokus dan kesadaran penuh. Gimana kamu bisa sukses kalau waktumu habis buat berharap orang lain jatuh? Daripada nyari celah kelemahan orang, mending waktu dan tenaganya dipakai buat upgrade skill, memperluas koneksi, atau ngerjain hal-hal produktif yang mendekatkan kamu ke tujuan hidup.
3. Menyuburkan rasa iri dan kompetisi gak sehat

Schadenfreude sering datang dari akar rasa iri. Kamu mungkin merasa gak nyaman saat orang lain sukses, jadi begitu mereka gagal, ada rasa puas tersendiri. Namun ini bukan cara berpikir yang sehat, apalagi kalau kamu pengin tumbuh dan berkembang bareng orang lain.
Lingkungan yang kompetitif itu wajar, tapi kalau kompetisinya gak sehat, itu justru bikin kamu terus-terusan bandingin diri sama orang lain. Akibatnya? Kamu capek sendiri dan malah menjauh dari orang-orang yang sebenarnya bisa jadi teman belajar. Padahal, saling dukung dan belajar bareng itu justru lebih bikin kamu berkembang dan kuat secara mental.
4. Menutup pintu kesempatan baik dalam hidupmu

Percaya atau enggak, orang lain bisa merasakan energi negatif yang kamu pancarkan. Kalau kamu punya kebiasaan senang lihat orang jatuh, hal itu bisa terlihat dari sikap, omongan, bahkan cara kamu memperlakukan orang lain. Hal ini bisa bikin banyak orang enggan bekerja sama atau memberi kamu peluang.
Dalam dunia kerja, misalnya, orang yang dikenal toxic cenderung gak diajak bareng dalam proyek penting. Bahkan dalam pertemanan pun, kamu bisa ditinggalin pelan-pelan. Akhirnya, kamu kehilangan banyak kesempatan baik cuma karena sikap negatif yang sebenarnya bisa dikontrol.
Schadenfreude yang dibiarkan tumbuh bisa bikin kamu jauh dari empati, fokus, dan kesempatan baik dalam hidup. Mending ubah energi itu jadi motivasi buat jadi lebih baik. Kalau lihat orang lain sukses, coba deh belajar dari mereka. Kalau lihat mereka gagal, gunakan sebagai pengingat biar kamu gak jatuh di lubang yang sama. Ingat, kesuksesanmu gak ditentukan oleh kegagalan orang lain, tapi dari seberapa besar usahamu buat terus tumbuh dan belajar.