Hati-Hati! 5 Kebiasaan Ini Picu Schadenfreude di Kehidupan Sehari-Hari

Pernah merasa senang ketika melihat orang lain mengalami kesialan atau kegagalan? Kalau pernah berarti kamu salah satu yang mengalami fenomena schadenfreude. Schadenfreude adalah perasaan puas atau gembira atas kesusahan orang lain. Meskipun sering dianggap sebagai reaksi manusiawi, terlalu sering mengalami atau memupuk schadenfreude bisa jadi tanda bahwa ada kebiasaan yang perlu diperbaiki.
Kebiasaan-kebiasaan tertentu ternyata bisa memicu rasa puas ini tanpa kita sadari. Kalau dibiarkan, hal ini gak cuma merusak hubungan dengan orang lain, tapi juga menciptakan pola pikir negatif yang bikin kamu sulit merasa bahagia.Yuk, kenali kebiasaan apa saja yang bisa memicu schadenfreude supaya kamu bisa menghindarinya!
1. Membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan

Sering merasa iri saat melihat kesuksesan orang lain? Membandingkan diri sendiri dengan orang lain itu wajar, tapi kalau dilakukan berlebihan, bisa jadi sumber rasa puas saat orang lain gagal. Ketika kamu selalu fokus pada pencapaian orang lain, setiap kali mereka mengalami kesulitan, ada kemungkinan kamu merasa lega karena “mereka juga gak sempurna.” Kebiasaan ini justru bikin kamu kehilangan fokus untuk berkembang. Daripada membandingkan, lebih baik fokus pada pencapaian dan prosesmu sendiri.
2. Sering menilai orang dari kekurangannya

Ada orang yang selalu melihat sisi buruk dari orang lain, baik itu kelemahan, kesalahan, atau kegagalan mereka. Kebiasaan ini bisa memicu rasa senang saat orang tersebut menghadapi kesulitan. Padahal, gak ada manusia yang sempurna. Kalau kamu terbiasa mencari-cari kekurangan orang lain, kamu hanya menanamkan pola pikir negatif dalam dirimu sendiri. Yuk, coba ubah perspektif dan fokus pada hal positif dari orang di sekitarmu!
3. Menganggap keberhasilan orang lain sebagai ancaman

Pernah merasa terancam saat orang lain berhasil? Perasaan ini biasanya muncul karena kamu melihat kesuksesan mereka sebagai kompetisi, bukan motivasi. Akibatnya, saat mereka gagal, kamu merasa puas karena “posisi amanmu” tidak terganggu. Kebiasaan ini gak cuma bikin hubunganmu dengan orang lain renggang, tapi juga menciptakan lingkungan kompetitif yang tidak sehat. Daripada terancam, jadikan kesuksesan mereka sebagai inspirasi untuk mencapai tujuanmu sendiri.
4. Senang membicarakan kegagalan orang lain

Gosip tentang kesalahan atau kegagalan orang lain mungkin terdengar menghibur buatmu? Kalau iya, hati-hati, kebiasaan ini bisa memicu schadenfreude. Saat kamu sering membicarakan kejatuhan orang lain, tanpa sadar kamu membangun rasa puas atas kesedihan mereka. Padahal, apa yang kamu bicarakan bisa menyakiti orang tersebut dan memperburuk hubunganmu dengannya. Sebaiknya, alihkan fokusmu ke topik yang lebih membangun, daripada sibuk membahas hal negatif tentang orang lain.
5. Tidak bisa mengapresiasi keberhasilan orang lain

Ketidakmampuan untuk ikut bahagia atas keberhasilan orang lain juga bisa jadi pemicu schadenfreude. Ketika kamu melihat orang lain berhasil, bukannya merasa senang, kamu malah mencari-cari alasan untuk meremehkan pencapaian mereka. Kebiasaan ini gak cuma bikin kamu terjebak dalam rasa iri, tapi juga merusak hubunganmu dengan orang-orang di sekitarmu. Belajarlah untuk tulus mengapresiasi keberhasilan orang lain, karena itu juga akan membantumu merasa lebih positif.
Schadenfreude adalah perasaan yang bisa dirasakan siapa saja, tapi bukan berarti kita tidak bisa mengendalikannya. Dengan mengenali kebiasaan-kebiasaan yang memicunya, kamu bisa mulai memperbaiki pola pikir dan sikapmu terhadap orang lain. Ingat, kebahagiaan sejati gak datang dari melihat orang lain gagal, tapi dari kemampuan untuk saling mendukung dan tumbuh bersama. Yuk, mulai sekarang fokus pada hal-hal yang positif dan bangun hubungan yang lebih sehat dengan orang-orang di sekitarmu!