5 Alasan Gak Boleh Body Shaming ke Pasangan Pengantin, Hargai Pilihan

Saat kamu memenuhi undangan pernikahan teman, saudara jauh, atau kenalan pasti salah satu yang paling bikin penasaran adalah pengantinnya. Kamu tentu sudah kenal dengan salah satunya, tetapi mungkin belum pernah sekali pun bertemu dengan pasangannya. Rasa ingin tahu begini wajar, tetapi bagaimana respon kamu selanjutnya?
Pastikan kamu tidak berkomentar negatif setelah bertemu sepasang pengantin. Jangan bilang yang satu ganteng atau cantik sedangkan paras atau bentuk tubuh pasangannya jauh di bawahnya. Hal yang sama juga tidak boleh dilakukan sekalipun di media sosial.
Walaupun kamu tidak mengenal pasangan pengantin yang ada dalam foto atau video, jaga jari supaya gak berkomentar buruk sesuka hati. Body shaming merupakan perilaku yang tidak terpuji, termasuk ketika ditujukan pada pasangan pengantin yang menurutmu perbedaannya bak bumi dengan langit. Jangan lagi suka melakukannya meski dengan maksud bercanda karena lima alasan berikut.
1. Sangat merusak kebahagiaan mereka

Pasangan pengantin tentu sedang sangat berbahagia di hari pernikahannya. Naik ke pelaminan menjadi bukti atas keseriusan cinta mereka dan telah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari. Baik pengantin pria maupun perempuan berusaha untuk tampil memesona di hari bahagianya.
Namun, komentar negatifmu tentang fisik mereka atau salah satu di antaranya dapat seketika mengubah kebahagiaan menjadi kesedihan bahkan rasa malu. Kalaupun kamu belum mampu membuat orang lain bahagia, setidaknya gak merusak kebahagiaan siapa pun. Meski pernikahan tetap berlangsung dan mereka sah menjadi pasangan suami istri, ada rasa tak enak di hati yang ditinggalkan oleh komentar bernada body shaming.
Hargai acara akbar dan niat baik mereka mengikat hubungan. Perhatianmu gak boleh tersita ke soal fisik mempelai. Apa pun pemikiran yang terlintas tentang hal tersebut, jangan sampai terucap atau diketik di kolom komentar suatu unggahan di media sosial.
2. Tidak menghargai pilihan hati orang lain

Jangan berpikir seleramu tentang pasangan lebih tinggi daripada selera orang lain. Siapa pun yang menikah tanpa paksaan akan memilih pasangannya dengan hati. Kalau hati sudah bicara, penilaian atau pendapat siapa pun menjadi tak berguna.
Ketika kamu sendiri yang menikah, tentu juga akan marah apabila pasanganmu dicela. Kamu sayang padanya dan tahu seperti apa kebaikannya. Pasti ada rasa gak terima dengan komentar buruk orang lain mengenai jasmaninya.
Lagi pula jika dilogika, repot kalau semua orang yang mencari pasangan satu selera denganmu. Kamu malah jadi berebut calon pasangan dengan mereka. Biarkan saja orang berbahagia dengan pilihan hati masing-masing.
3. Cinta memang bukan tentang fisik saja

Andai pun kamu sangat mementingkan soal fisik ketika memilih pasangan, orang lain mungkin berbeda. Lebih utama bagi mereka adalah kenyamanan dan kecocokan pikiran serta hati. Juga yang gak kalah penting adalah soal baik atau buruk sifatnya.
Pandangannya yang tak hanya mengutamakan penampilan jasmani malah bagus. Itu menghindarkannya dari kemungkinan salah memilih pasangan. Dia memandang orang lain lebih mendalam dari sekadar apa yang tampak oleh mata.
Justru seharusnya kamu belajar darinya dalam memilih pasangan. Jangan cuma terpesona oleh penampilan fisik dan lebih menghargai orang lain secara keseluruhan. Cinta terhadap banyak aspek dari diri seseorang bakal bertahan lebih lama ketimbang sekadar mengagumi pesona fisiknya.
4. Jodoh di tangan Tuhan

Masihkah kamu percaya bahwa di balik pernikahan sepasang kekasih terdapat kehendak Tuhan yang tak terelakkan? Jika percaya bahwa jodoh ada di tangan-Nya, seharusnya kamu gak berani meributkan kondisi fisik atau latar belakang pengantin.
Jika kamu mencela fisik salah satu dari mereka, itu sama dengan menghina ketetapan Tuhan atas hubungan keduanya. Jangan mencampuri pernikahan siapa pun dengan belum apa-apa sudah melakukan body shaming terhadap pasangan orang lain. Teman, saudara, atau kenalanmu tak memerlukan arti pasangan sempurna versimu.
Ia cuma perlu dipertemukan dengan orang yang tepat. Orang yang mampu membuatnya jatuh cinta, mencintainya dengan sepenuh hati, serta direstui oleh Pemilik Kehidupan buat bersatu dalam pernikahan. Kamu yang cuma manusia biasa kudu minggir dari jalannya rencana Tuhan atas keduanya.
5. Seharusnya mengucapkan selamat dan tulus mendoakan

Jangan jadikan pernikahan siapa pun sebagai ajang buat berkomentar negatif apalagi melakukan body shaming. Adanya kabar pernikahan terlebih kamu menjadi bagian dari tamu undangan harus disikapi selayaknya saudara atau teman sejati. Alih-alih mengejek salah satu dari mereka, kamu wajib mengucapkan selamat dan mendoakan segala yang terbaik buat mereka.
Semua itu harus dilakukan dengan tulus. Jangan membungkusnya dengan bentuk-bentuk kepalsuan, seperti di belakang mereka tetap saja mengkritik pedas soal fisik. Dengan atau tanpa sepengetahuan pasangan baru tersebut, sikap lain di depan dan lain di belakang menunjukkanmu tak lebih dari orang yang bermuka dua.
Begitu juga bila ada unggahan di media sosial tentang pasangan pengantin dan banyak orang melakukan body shaming. Kamu tidak perlu ikut mengetik kalimat yang buruk serta menyakitkan hati. Jadilah penyejuk hati pasangan tersebut dengan komentar berisi dukungan, ucapan selamat, serta doa.
Daya tarik fisik orang lain sudah selayaknya untuk dipuji. Akan tetapi, kondisi fisik yang menurutmu kurang ideal juga gak perlu dicemooh. Apalagi di hari bahagia sepasang kekasih yang tentu hanya mengharapkan dukungan dan doa dari tamu undangan atau teman-teman di dunia maya.