Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jangan Keliru, Ini 5 Macam Self Care yang Malah Berujung Toksik

Ilustrasi seorang wnaita sedang tersenyum gembira setelah berbelanja (Pexels.com/Tim Douglas)

Bicara mengenai self care pasti gak bisa jauh-jauh dari yang namanya love language, nih. Love language gak mesti harus ditujukan pada pasangan, kok. Mengetahui love language juga bisa banget ngasih manfaat buat kita supaya lebih mencintai diri sendiri. Salah satu cara paling efektif ya dengan melakukan self care.

Tapi pada praktiknya, banyak juga yang sering keliru sampai-sampai kebablasan. Bukannya melakukan self care, malah jadi toksik. Biar kamu gak kejebak self care yang salah dan jadi toksik pastinya kamu wajib banget tahu, nih, self care seperti apa yang seharusnya kamu hindari. Langsung aja intip bareng-bareng, yuk!

1.Olahraga tapi biar bikin orang lain terkesan

Ilustrasi seorang pria sedang melatih otot lengan menggunakan dumbbell (Pexels.com/Andres Ayrton)
Ilustrasi seorang pria sedang melatih otot lengan menggunakan dumbbell (Pexels.com/Andres Ayrton)

Apa, sih, yang bikin kamu semangat olahraga? Ingin kurus atau ingin sehat atau justru malah pengen narik perhatian orang lain? Kalau alasannya yang terakhir, namanya udah salah kaprah, Guys. Bukannya self care malah toksik. Sebaiknya benahi dulu, deh, alasanmu untuk berolahraga.

Karena kalau alasanmu sekadar ingin membuat orang terkesan, kamu bakalan berhenti olahraga saat tujuanmu sudah tercapai. Lain halnya kalau kamu mau berolahraga karena ingin sehat. Entah pada akhirnya membuat orang lain jadi terkesan atau gak setidaknya manfaat dari olahrga akan kamu dapatkan untuk dirimu sendiri.

2.Cuma mau baca hal-hal yang positif

Ilustrasi seorang wanita tersenyum dikelilingi dengan buku (Pexels.com/George Milton)
Ilustrasi seorang wanita tersenyum dikelilingi dengan buku (Pexels.com/George Milton)

Siapa yang punya love language word of affirmations? Ayo, angkat tangan! Kalau kamu salah satunya, kamu harus inget satu hal ini baik-baik, deh. Meski kamu ingin menciptakan suasana penuh dengan positive vibes bukan berarti kamu lantas menolak mentah-mentah segala hal yang berbau negatif ke dalam hidupmu.

Sikap denial semacam ini akan membuat kamu jadi pribadi yang anti kritik juga, lho. Karena kamu cuma mau membaca atau mendengar hal-hal yang sifatnya positif saja. Sesekali menerima hal yang negatif juga gak ada salahnya, lho, supaya hidupmu tetap seimbang dan gak malah berubah jadi toxic positivity.

3.Quality time yang kebablasan

ilustrasi seseorang tengah memilih tontonan di Netflix (pexels.com/Karolina Grabowska)

Punya love language quality time bukan berarti mengimplementasikannya dengan binge watching Netflix seharian, maraton drama korea sampai pagi, atau bahkan saking quality time-nya sampai lupa mandi. Haduh, jangan sampai self care toksik semacam ini kamu alami, deh.

Meski lagi me time, self pampering atau apapun kamu menyebutnya bukan, berarti bisa kebablasan juga, dong? Tetap ingat waktu dan bijaklah dalam menggunakannya karena bagaimanapun juga setiap detikmu itu berharga, lho.

4.Boros berkedok self reward

ilustrasi dua orang perempuan sedang memilih pakaian (Pexels.com/Anna Tarazevich)

Kalau ngomongin love language receiving gift apalagi buat diri sendiri gak bakalan bisa lepas dari yang namanya self reward. Eits, tapi banyak banget, nih, yang sukanya kebablasan alias jatuhnya malah boros.

Hayo, siapa yang suka melakukan hal satu ini? Kasih hadiah ke diri sendiri tentu aja boleh. Tapi, meski begitu tetap harus terkontrol. Beberapa kali aja cukup, kok. Kalau setiap hari namanya boros, Guys!

5.Katanya me time malah kerja

Ilustrasi makan siang sambil mengecek pekerjaan. (Pexels.com/Tony Schnagl)

Apakah kamu termasuk salah satu orang yang workaholic? Kalau jawabannya iya pasti kamu udah gak asing lagi sama yang namanya membatalkan janji berkedok sedang ingin me time padahal faktanya kamu malah sibuk kerja.

Hal semacam ini jangan sering kamu lakuin, guys. Kalau ada kesempatan kerja, ya kerja, kalau me time, ya me time. Agar upaya self care kamu bisa ter-manage dengan baik.

Nah, sekarang udah tahu, kan, apa aja self care yang ternyata malah toksik. Perbaiki semua itu dengan melakukan self care yang lebih berkualitas. Buat diri kamu nyaman dan bahagia, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us