5 Cara Kendalikan Egomu, agar Gak Egois dan Dimusuhi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua orang punya ego. Yang membedakan, kadarnya masing-masing. Ego yang kelewat tinggi, akan menjadikanmu pribadi egois. Sikap demikian, gak hanya menghambat kemajuan diri, karena kamu cenderung berpandangan sempit, tapi juga mempengaruhi hubunganmu dengan orang lain.
Gak ada yang suka bergaul, apalagi punya pasangan orang yang egois. Orang egois, kerap jadi musuh banyak orang. Maka dari itu, ego yang kamu punya mesti dikendalikan. Misalnya saja, dengan beberapa cara berikut ini.
1. Jangan gampang sakit hati
Ego yang ada dalam dirimu, berusaha meyakini, bahwa dunia harus berjalan sesuai dengan kehendakmu. Sayangnya, kehidupan gak berlangsung seperti itu.
Kalau kamu selalu berpandangan orang lain mesti bersikap sesuai dengan standar yang kamu punya, alamat bakal sering sakit hati, kecewa, atau malah jadi memicu pertengkaran akibat salah paham.
Karena itu, langkah pertama supaya kamu bisa mengendalikan ego, berusahalah untuk gak reaktif dan mudah tersinggung. Hidupmu bakal jadi lebih damai, lho.
2. Sadari, kamu gak harus selalu jadi pemenang
Bukannya punya hasrat untuk jadi pemenang atau nomor satu di berbagai bidang itu gak baik. Hanya saja, ego yang ada dalam diri, akan berusaha membagi dunia ini ke dalam dua kelompok, pemenang dan pecundang. Cara pandang itulah yang mesti dihindari.
Karena kamu harus terima kenyataan, bahwa sekalipun kamu sudah berusaha keras, gak bisa menjamin bakal selalu jadi pemenang. Akan selalu ada orang yang lebih pintar, lebih cepat, dan lebih segalanya.
Toh, kekalahan itu gak selamanya buruk. Jika kamu mampu menerima kegagalan dengan tenang dan sikap yang matang, malah mampu memacumu jadi lebih baik. Jadi, jangan biarkan egomu yang di luar kendali itu membuatmu merasa rendah diri atau gak berharga ketika mendapati kekalahan, ya. Itu sama sekali gak benar!
3. Jangan merasa kalau kamu lebih unggul dari orang lain
Editor’s picks
Meski kamu punya prestasi segudang, penampilan good looking, harta yang melimpah, hal-hal tersebut gak menjadikanmu boleh untuk merasa paling unggul dibanding orang lain. Sikap jemawa dan sombong seperti itu, malah bisa menjatuhkanmu ke titik nadir.
Sikap merasa paling unggul, selain akan membuatmu dijauhi, juga bisa membuatmu gak berkembang. Karena kamu telah merasa 'cukup'. Sama sekali gak ada kemauan untuk belajar atau menimba pengalaman. Sudah merasa superior!
Baca Juga: Menikahlah dengan Dia yang Mau Menurunkan Ego Untukmu, Ini 5 Alasannya
4. Perbanyak syukur
Ego yang kamu punya, akan selalu mendorongmu untuk ingin lagi dan lagi. Bila kamu gak mengendalikannya, kamu gak akan pernah merasakan kepuasan lahir batin. Meski sudah punya banyak hal yang membuat iri orang lain, kamu selalu merasa kurang.
Perasaan kurang ini yang dapat menghancurkan. Karena akan mendorongmu melakukan segala cara, meski harus membentur aturan, untuk memuaskan keinginan yang gak akan kamu dapat. Karena egomu kegedean!
Maka dari itu, cara melawannya adalah dengan perbanyak syukur. Kalau sudah bersyukur, yang sedikit pun akan terasa cukup. Betul?
5. Berhenti mendefinisikan pencapaian sebagai nilai diri
Alasan inilah yang sering membuat orang jadi egois. Karena menjadikan pencapaian atau prestasi sebagai self-value. Padahal, mau kamu berprestasi atau gak, kamu sudah berharga, kok. Dan nilai seseorang itu bukan pada pencapaian, melainkan manfaat apa yang bisa kamu beri dari pencapaian itu.
Walaupun kamu gak punya piala berderet di rumah, tapi senyum ramahmu pada orang-orang, kebaikan hatimu untuk membantu mereka, kegigihanmu bekerja supaya bisa mandiri, membuatmu jadi sosok yang berarti. Jadi, jangan lagi bersikap egois demi membuatmu merasa berharga, ya!
Semoga tips tadi bisa membantumu untuk gak lagi jadi egois. Hidup jadi sepi, kalau kamu dimusuhin orang-orang!
Baca Juga: 5 Ujian buat Kamu yang Gak Egois, Sering Kesal Sendiri
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.