Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Manfaat Iktikaf Ramadan di Masjid dan Cara Mengamalkannya dengan Benar

Ilustrasi ibadah (pexels.com/Alena Darmel)
Intinya sih...
  • Iktikaf memperkuat hubungan dengan Allah, menjernihkan hati, dan mendekatkan diri kepada-Nya.
  • Iktikaf menjadi jalan untuk meraih keutamaan malam lailatul qadar dan membawa ketenangan batin.
  • Iktikaf dimulai dengan niat ikhlas, dilakukan dalam sepuluh hari terakhir Ramadan, dan berisi amalan ibadah.

Ramadan adalah bulan penuh berkah yang menawarkan banyak kesempatan untuk meningkatkan ibadah. Salah satu amalan istimewa yang sangat dianjurkan adalah iktikaf, yaitu berdiam diri di masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah.

Rasulullah selalu melaksanakan iktikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan, menjadikannya contoh bagi umat Islam yang ingin meraih keutamaan malam lailatul qadar. Iktikaf bukan sekadar berdiam diri di masjid, tetapi juga menjadi sarana untuk memperbanyak ibadah, merenungi diri, dan memperbaiki hubungan dengan Allah.

Lalu, apa saja manfaat dari iktikaf dan bagaimana cara melaksanakannya dengan benar? Yuk, simak selengkapnya!

1. Keutamaan iktikaf di bulan Ramadan

Ilustrasi ibadah (pexels.com/Ahmed Aqtai)

Iktikaf memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah memperkuat hubungan dengan Allah. Dalam kesibukan dunia, sering kali kita lalai dalam beribadah dan terlalu fokus pada urusan materi. Dengan beriktikaf, kita memiliki kesempatan untuk menjernihkan hati, meningkatkan keimanan, dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Selain itu, iktikaf juga menjadi jalan untuk meraih keutamaan malam lailatul qadar. Malam ini disebut dalam Al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, di mana doa-doa dikabulkan dan pahala dilipatgandakan. Dengan beriktikaf, peluang untuk mendapatkan malam penuh kemuliaan ini semakin besar.

Iktikaf juga membawa ketenangan batin. Dengan menjauhkan diri dari hiruk-pikuk dunia dan fokus beribadah, hati menjadi lebih damai dan pikiran lebih jernih. Ini adalah kesempatan emas untuk merefleksikan diri dan memperbaiki kualitas ibadah.

2. Cara melaksanakan iktikaf dengan benar

Ilustrasi ibadah (pexels.com/Abdullah Ghatasheh)

Iktikaf dimulai dengan niat yang ikhlas karena Allah. Niat ini penting agar ibadah yang dilakukan selama iktikaf benar-benar bermakna dan membawa manfaat spiritual.

Waktu terbaik untuk beriktikaf adalah sepuluh hari terakhir Ramadan, tetapi jika tidak memungkinkan, seseorang tetap bisa beriktikaf dalam waktu yang lebih singkat sesuai kemampuannya. Yang terpenting adalah menjaga kualitas ibadah selama berada di masjid.

Saat beriktikaf, isi waktu dengan berbagai amalan, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, salat sunah, serta memperbanyak doa dan istigfar. Hindari kegiatan yang tidak bermanfaat, seperti mengobrol berlebihan atau sibuk dengan ponsel. Tujuan utama iktikaf adalah meningkatkan kualitas ibadah, bukan sekadar berada di dalam masjid.

Jika memungkinkan, pilih masjid yang nyaman dan memiliki fasilitas yang mendukung, seperti tempat wudu yang bersih dan suasana yang kondusif untuk ibadah. Ini akan membantu menjaga kekhusyukan selama beriktikaf.

3. Dampak iktikaf dalam kehidupan

Ilustrasi ibadah (pexels.com/Alena Darmel)

Iktikaf tidak hanya memberikan manfaat selama Ramadan, tetapi juga berdampak besar dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu manfaatnya adalah meningkatkan kedisiplinan dalam ibadah. Setelah menghabiskan waktu berhari-hari fokus pada ibadah, seseorang biasanya menjadi lebih terbiasa untuk salat tepat waktu, membaca Al-Qur’an secara rutin, dan menjaga hubungan dengan Allah di luar Ramadan.

Selain itu, iktikaf membantu seseorang untuk lebih mengendalikan hawa nafsu dan emosi. Dengan mengurangi interaksi duniawi dan memperbanyak ibadah, seseorang lebih mudah mengontrol amarah, menahan diri dari perkataan yang sia-sia, dan lebih sabar dalam menghadapi ujian kehidupan.

Iktikaf juga menanamkan kebiasaan untuk lebih banyak merenungi diri dan memperbaiki kesalahan. Setelah mengalami kedamaian spiritual di masjid, seseorang cenderung lebih introspektif dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik setelah Ramadan berakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Maya Fahel
EditorMaya Fahel
Follow Us