Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Istilah 'Angsty' dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi angsty
Ilustrasi angsty (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Banyak istilah yang menggambarkan kecemasan (anxiety), salah satu yang populer adalah 'angsty'. Istilah ini banyak digunakan dalam budaya populer, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda yang sedang mencari jati diri.

Meski wajar dirasakan, kondisi angsty yang dibiarkan bisa memengaruhi suasana hati dan hubungan dengan orang lain. Yuk, kenali lebih dalam apa itu angsty dan temukan cara untuk mengatasinya agar pikiran kembali tenang!

1. Apa itu 'angsty'?

Ilustrasi angsty
Ilustrasi angsty (pexels.com/MART PRODUCTION)

Angsty dalam Cambridge Dictionary termasuk kata slang yang digunakan sehari-hari untuk menggambarkan seseorang yang merasa seperti:

  • sering khawatir atau tidak bahagia, terutama tentang masalah pribadi
  • semuanya mengerikan dan hidup mereka sungguh sulit
  • tidak ada yang mengerti mereka atau mengerti apa yang mereka alami
  • mereka sendirian di dunia karena semua orang menentang

Penggunaan kata angsty sebagai slang dalam percakapan sehari-hari seringkali ironis atau merendahkan. Misalnya, istilah ini dapat digunakan untuk menggambarkan seseorang yang stres karena masalah-masalah kecil yang tidak penting dan membesar-besarkannya secara berlebihan.

Dari sisi psikologi, mengutip dari laman Verywell Mind, Heather Hagen, LMFT, Direktur Eksekutif Layanan Rawat Jalan Klinis, Newport Healthcare, mengungkapkan bahwa 'angst' merujuk pada kecemasan dan gejolak emosi. Seseorang yang merasa 'angsty' mungkin merasakan, menunjukkan, atau mengekspresikan kekhawatiran, ketakutan, kegelisahan, atau rasa tidak aman.

Adapun istilah 'angst' sendiri aslinya berasal dari bahasa Jerman yang berarti takut atau cemas. Istilah ini pertama kali muncul dalam bahasa Inggris melalui terjemahan karya psikoanalis Austria, Sigmund Freud. Seiring popularitasnya, istilah ini diadopsi ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1940-an.

2. Bentuk perasaan 'angsty'?

Ilustrasi angsty
Ilustrasi angsty (pexels.com/Liza Summer)

Seseorang yang merasa angsty mungkin mengalami:

  • Emosi yang intens: Seseorang yang merasa angsty mungkin mengalami kondisi emosional yang meningkat, dimana mereka merasa cemas, takut, tertekan, marah, atau frustrasi. Mereka mungkin rentan terhadap ledakan emosi ketika merasa kewalahan.
  • Perubahan suasana hati: Seseorang mungkin mengalami perubahan suasana hati yang berbeda-beda. Mereka mungkin merasa stres dan khawatir di satu saat, marah atau kesal di saat berikutnya, lalu merasa bersalah atau sedih tak lama kemudian.
  • Kegelisahan: Orang tersebut mungkin sering merasa gelisah dan ketenangan pikiran mungkin sulit diperoleh.
  • Ketakutan eksistensial: Penderitanya mungkin bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial seperti makna hidup dan tujuan hidup. Mereka mungkin mengalami rasa takut yang mendalam dan tidak terfokus terhadap kondisi manusia atau keadaan dunia secara umum.
  • Sinisme: Orang tersebut mungkin memiliki pandangan sinis terhadap kehidupan dan motif orang-orang di sekitar mereka.
  • Pemberontakan: Orang tersebut mungkin mengalami kesulitan dengan aturan, figur otoritas, dan norma-norma masyarakat. Mereka mungkin cenderung terlibat dalam perilaku pemberontakan, baik melalui tindakan pembangkangan kecil maupun pelanggaran yang lebih serius yang melanggar aturan atau hukum.
  • Kreativitas: Orang tersebut mungkin menemukan bahwa mereka mampu mengekspresikan emosi mereka dengan lebih baik melalui media kreatif seperti seni, musik, puisi, atau tulisan.

3. Penyebab merasa 'angsty'

Ilustrasi angsty
Ilustrasi angsty (pexels.com/Engin Akyurt)

Berikut ini adalah beberapa penyebab potensial timbulnya rasa angsty:

  • Masa remaja: Masa remaja dapat melibatkan berbagai perubahan mental dan fisik. Selama masa ini, remaja mungkin bergulat dengan pertanyaan tentang identitas, rasa memiliki, dan tempat mereka di dunia, yang dapat menyebabkan kecemasan.
  • Ketegangan hubungan: Baik itu mempertahankan hubungan yang sudah ada maupun menjalin hubungan baru, hubungan bisa jadi sulit. Penolakan, putus cinta, perselisihan, kesalahpahaman, dan konflik dapat membebani hubungan dan menyebabkan perasaan depresi dan terisolasi.
  • Persaingan: Persaingan sering membangkitkan energi dan kegembiraan, tetapi juga dapat menimbulkan ketidakpastian dan stres. Persaingan dapat terjadi di berbagai bidang, termasuk olahraga, sekolah, pekerjaan, keluarga, pertemanan, media sosial, dan banyak lagi.
  • Kegagalan: Mengalami kemunduran atau tidak mampu memenuhi harapan pribadi, sosial, atau keluarga dapat menyebabkan perasaan kecewa dan gelisah.
  • Emosi yang belum terselesaikan: Emosi yang tertekan, trauma masa lalu, atau masalah yang belum terselesaikan dapat muncul kembali dan berkontribusi pada gejolak emosi yang berkelanjutan.
  • Ketidakpastian: Ketakutan dan ketidakpastian tentang masa depan dapat menyebabkan stres dan kecemasan.
  • Perubahan mendadak: Peristiwa yang tiba-tiba atau tak terduga dapat memicu rasa takut dan panik. Rasa takut akan hal yang tidak diketahui seringkali membangkitkan kecemasan kita dalam situasi yang memicu.
  • Masalah sosial-politik: Kekhawatiran terhadap ketidakadilan sosial, masalah politik, diskriminasi, dan krisis lingkungan, dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya dan frustrasi.
  • Kelebihan informasi: Paparan berita yang menyedihkan secara terus-menerus dapat menyebabkan kelebihan informasi dan keputusasaan.
  • Ekspresi kreatif: Ekspresi artistik dapat disertai dengan perasaan ragu terhadap diri sendiri dan rasa takut terhadap kritik atau penolakan, yang mengarah pada kegelisahan.

Angsty juga terkadang dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan mental. Berikut beberapa kondisi yang dapat memicu angsty.

  • Kecemasan: Gangguan kecemasan melibatkan kekhawatiran dan ketakutan berlebihan terhadap berbagai aspek kehidupan.
  • Depresi: Banyak orang yang hidup dengan depresi sering merasa cemas dan khawatir. Ketidakmampuan mengendalikan perasaan atau keengganan untuk merasakan apa yang dirasakan dapat memicu kecemasan dalam situasi sehari-hari.
  • Gangguan obsesif-kompulsif (OCD): OCD melibatkan pikiran-pikiran yang mengganggu dan tidak diinginkan atau perilaku berulang. Obsesi dan kompulsi ini sering kali menyebabkan tekanan dan gangguan pada kehidupan sehari-hari, sehingga menimbulkan perasaan angsty.

4. Jenis-jenis 'angsty'

Ilustrasi angsty
Ilustrasi angsty (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ada beberapa jenis perasaan angsty. Baca terus untuk melihat apakah ada yang sesuai dengan kondisimu saat ini.

  • Teenage angst: Remaja sering mengalami masa transisi perubahan fisik dan emosional, yang membuat mereka merasa tidak aman, kewalahan, cemas, dan tidak dicintai. Hal ini dapat menyebabkan para remaja ini mengalami dan menunjukkan perasaan cemas, yang umumnya disebut sebagai "teenage angst (kecemasan remaja)".
  • Spiritual angst: Spiritual angst atau kecemasan rohani dapat muncul dalam berbagai bentuk. Orang-orang dengan keyakinan agama yang mendalam mungkin takut akan murka atau penghakiman Tuhan dan mencoba melawan kecemasan tersebut dengan berjaga-jaga, berpuasa, hingga mengaku dosa. Di sisi lain, orang yang merasa tidak yakin dengan imannya mungkin mempertanyakan diri sendiri dan tujuan hidup mereka. Ketidakpastian ini dapat menjadi sumber utama kecemasan.
  • Creative angst: Jika kamu seorang yang kreatif atau seseorang yang berprofesi di bidang kreatif, kamu mungkin merasa frustrasi jika hasil karyamu tidak sesuai dengan harapan. Kamu mungkin juga merasa cemas apakah orang-orang akan menyukai karyamu atau tidak.

5. Cara mengatasi rasa 'angsty'

Ilustrasi angsty
Ilustrasi sesi terapi (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Berikut adalah beberapa strategi dari Hagen yang dapat membantu kamu jika sedang merasakan kecemasan atau angsty.

  • Kembangkan kesadaran diri: Kenali perasaan cemas dan perhatikan apa yang memicunya.
  • Batasi pemicu stres: Identifikasi sumber stres yang memicu kecemasan dan ambil langkah-langkah untuk meminimalkannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan batasan, mengelola waktu secara efektif, atau mengurangi paparan terhadap situasi pemicu.
  • Terhubung dengan orang lain: Bagikan kekhawatiran dengan teman atau anggota keluarga tepercaya. Terkadang, sekadar membicarakan perasaan dapat memberikan kelegaan.
  • Ekspresikan diri: Temukan jalan keluar yang sehat untuk emosi kamu. Tulis jurnal, ciptakan karya seni, mainkan musik, atau lakukan segala bentuk ekspresi diri yang sesuai dengan preferensi.
  • Fokus pada saat ini: Cobalah untuk tetap fokus pada saat ini alih-alih berkutat pada masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan. Mindfulness dapat membantu kamu memusatkan perhatian pada saat ini.
  • Berlatih bersyukur: Renungkan aspek-aspek positif dalam hidup. Memupuk rasa syukur dapat membantu mengalihkan fokus dari perasaan negatif.
  • Cobalah meditasi: Meditasi dan latihan pernapasan adalah cara yang sangat baik untuk mengurangi rasa cemas. Ada banyak kursus online, aplikasi, dan teknik yang tersedia untuk membantu kamu memulainya.
  • Berbaik hatilah pada diri sendiri: Bersikaplah welas asih terhadap diri sendiri. Perlakukan diri dengan empati dan pengertian yang sama seperti yang kamu berikan kepada teman yang sedang berjuang.
  • Praktikkan perawatan diri: Praktikkan kebiasaan sehat seperti mengikuti jadwal tidur yang seimbang, mengonsumsi makanan sehat, dan latihan fisik dalam rutinitas harian.
  • Cari bantuan profesional: Jangan ragu untuk menghubungi bantuan profesional jika merasa membutuhkan dukungan ekstra. Ada terapis dan kelompok konseling untuk segala usia dan kebutuhan yang siap membantumu.

Nah, itulah yang dimaksud dengan istilah 'angsty', yang mungkin pernah kamu dengar, bahkan sedang kamu alami saat ini. Kamu bisa ikuti cara mengatasi angsty di atas untuk mengurangi kekhawatiran berlebih. Tetap semangat dan selalu berpikir positif!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tanda Pasangan Tak Nyaman dengan Circle Pertemananmu

01 Nov 2025, 12:58 WIBLife