Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Antigalau untuk Menghadapi Quarter Life Crisis

ilustrasi orang cemas (pixabay.com/Engin_Akyurt)
ilustrasi orang cemas (pixabay.com/Engin_Akyurt)

Quarter life crisis atau krisis seperempat abad, adalah periode saat seorang berusia sekitar 18-30 tahun yang merasa tidak memiliki arah dan tujuan, khawatir, bingung, galau akan kehidupannya di masa yang akan mendatang.

Wajar saja jika kamu mengalami quarter life crisis pada saat usia remaja menuju dewasa karena setiap orang yang hidup di dunia pasti memiliki masalah. Entah itu masalah pertemanan, pekerjaan, maupun pasangan. Akan tetapi kamu harus tetap bijak dalam menghadapi fase quarter life crisis ini. Berikut ini adalah cara-cara yang dapat kamu terapkan untuk menghadapi quarter life crisis.

1. Kenali diri sendiri

ilustrasi orang yoga (pixabay.com/leninscape)
ilustrasi orang yoga (pixabay.com/leninscape)

Mengenal diri sendiri sangatlah penting dalam menghadapi fase quarter life crisis ini, karena hal ini merupakan pusat dari pemikiran yang menentukan jalannya hidup. 

Dengan mengenal diri sendiri, kamu lebih mudah untuk mengontrol pikiran, mengetahui apa yang kamu mau, apa yang kamu senangi dan apa yang tidak kamu senangi. Serta cobalah melakukan hal-hal yang kamu inginkan, dengan demikian kamu lebih terarah tentang tujuan hidup, sehingga lebih mudah untuk mengurangi kecemasan yang kamu rasakan.

2. Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain

ilustrasi seorang pria (pixabay.com/StartupStockPhotos)
ilustrasi seorang pria (pixabay.com/StartupStockPhotos)

Berhenti untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain, karena dengan melakukan hal ini hanya akan membuang-buang waktu. Fokus terhadap diri sendiri, improve yourself, cari kelebihan dan kelemahan kita masing-masing.  Fokus saja dalam melewati masalah-masalah yang sedang di hadapi.

Intinya terima saja diri kamu yang saat ini, berdamai dengan diri sendiri, karena dengan membandingkan diri kamu dengan orang lain, hal itu sama seperti pertarungan yang tidak akan kamu menangkan.

3. Jangan memikirkan hal yang tidak perlu dipikirkan

ilustrasi pria berpikir (pixabay.com/Pexels)
ilustrasi pria berpikir (pixabay.com/Pexels)

Setelah mengenali diri sendiri dan berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain, cari tujuan yang akan dilakukan selanjutnya, dengan begitu kamu hanya akan fokus terhadap tujuan yang kamu miliki. Tidak perlu untuk memikirkan segala hal yang tidak penting. Overtinking hanya akan membuang-buang waktu dan energi yang dapat merugikan diri sendiri.

Mengisi hari-hari dengan kegiatan yang positif, perbanyak ilmu pengetahuan, perbanyak pengalaman, dan juga wawasan.

4. Bergaul dengan orang yang tepat

ilustrasi berkenalan (pixabay.com/089photoshootings)
ilustrasi berkenalan (pixabay.com/089photoshootings)

Berada dalam lingkungan yang dinamis membuat kita bertemu dengan banyak jenis orang. Ada yang tepat untuk diajak berteman dan ada juga yang seperti benalu yang dapat merugikan kita. Oleh karena itu carilah teman yang benar-benar mendukungmu dalam keadaan seperti ini.

Lingkungan yang baik dengan orang-orang yang baik membuat suasana hati lebih tenteram dan nyaman, sehingga pola hidup lebih tertata dan lebih mudah dalam mencapai tujuan.

5. Bersyukur atas pencapaian yang kita dapatkan

ilustrasi orang senang (pixabay.com/4653867)
ilustrasi orang senang (pixabay.com/4653867)

Ketika bersyukur dengan apa yang kamu dapatkan, maka hidupmu akan diliputi dengan ketenangan batin. 

Tidak harus pencapaian yang besar, cukup dengan pencapaian-pencapaian hal kecil juga perlu kita syukuri. Misalnya kita dapat bangun tidur dan bernapas dengan gratis itu sudah cukup.

Yang terpenting adalah jangan terlalu mendengarkan perkataan orang lain, cukup fokus pada tujuan dan diri kamu sendiri. Karena hidup yang lelah adalah hidup yang terlalu memikirkan perkataan orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us