Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alasan Orang Dewasa Masih Terima Angpau saat Imlek, Boleh kah?

ilustrasi angpao (pexels.com/angelaroma)

Tahun Baru Imlek adalah hari besar yang dinantikan dengan penuh antusiasme. Baik kalangan muda maupun tua, semuanya tenggelam dalam keramaian perayaan ini. Di sela-sela momen tersebut, ada tradisi paling dinantikan, yaitu memberi angpau (amplop merah).

Tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari keceriaan menyambut Tahun Baru Imlek. Namun, ada yang berbeda dan menarik dari tradisi angpao Imlek ini. Berdasarkan sejarahnya, hanya anak-anak yang diperuntukkan menerima angpau.

Namun seiring berjalannya waktu, orang dewasa juga mendapat angpau. Mengapa orang dewasa masih menerima angpau saat Imlek? Yuk, cari tahu jawabannya melalui artikel ini!

1. Sejarah angpau

ilustrasi memberi angpao (pexels.com/rdne)

Sejarah angpau meliputi tradisi yang berakar dalam budaya Tionghoa, yang kaya akan simbolisme dan nilai-nilai keberuntungan. Asal usul tradisinya memiliki beragam versi, salah satunya berasal dari legenda delapan dewa yang berubah menjadi koin.

Para dewa bertindak untuk melindungi pasangan tua dari gangguan setan bernama Sui, dengan cara mengubah diri mereka menjadi koin yang dibungkus dengan kertas merah dan diletakkan di bawah bantal. Praktik ini kemudian diadopsi oleh masyarakat sebagai tradisid yang dikenal sebagai "Ya Sui Qian" atau uang untuk melawan setan.

Praktik memberikan uang dalam amplop merah ini diyakini berasal dari Dinasti Qin pada abad ke-3 SM. Pada awalnya, koin-koin diikat dengan tali merah dan diberikan kepada generasi muda sebagai perlindungan dari penyakit dan kematian.

Seiring berjalannya waktu, ya sui qian digantikan dengan amplop merah ketika mesin cetak menjadi lebih umum dan praktiknya terus berkembang hingga menjadi simbol berkah, keberuntungan, dan kebaikan hati.

2. Tata cara pemberian angpau

ilustrasi memberi angpao (pexels.com/rdne)

Tata cara memberi dan menerima angpau memiliki signifikansi budaya yang penting. Dilansir Cosmopolitan, Ying Yen, seorang direktur eksekutif Pusat Kebudayaan Tiongkok, menjelaskan, bahwa saat menerima angpau, penting untuk menghormati pemberi dengan menerima amplop dengan kedua tangan dan mengucapkan terima kasih.

Tradisi juga menunjukkan, bahwa angpau tidak dibuka di depan pemberi sebagai tanda penghormatan. Sebaliknya, angpau dibuka di tempat yang lebih pribadi.

Ketika memberi angpau, selain menyertakan uang tunai, penting juga untuk menyertakan ucapan selamat dan harapan baik. Uang biasanya diberikan dalam amplop berwarna merah yang dianggap sebagai simbol keberuntungan dalam budaya Tionghoa.

Pemberian uang melalui angpau sebaiknya disesuaikan dengan kondisi keuangan individu yang memberikan. Namun, ada aturan tertentu yang harus diperhatikan, seperti total jumlah uang dalam angpau harus berjumlah bilangan genap, bukan ganjil, karena angka ganjil sering diasosiasikan dengan momen kesedihan dalam tradisi Tionghoa.

3. Alasan orang dewasa masih menerima angpau

ilustrasi angpao (pexels.com/angelaroma)

Angpau adalah simbol keberuntungan, kebahagiaan, dan berkat. Seiring berjalannya waktu, tradisi memberikan angpau berkembang menjadi lebih luas dan tidak lagi terbatas hanya untuk anak-anak. Orang dewasa masih menerima amplop merah karena menjadi bagian penting dari perayaan Tahun Baru Imlek yang melambangkan hubungan kasih sayang, hormat, dan dukungan keluarga.

Menerima angpau juga dianggap sebagai tindakan penghargaan terhadap tradisi dan budaya, serta sebagai simbol keberuntungan dan berkah bagi penerima. Oleh karena itu, meskipun tradisi ini awalnya ditujukan untuk anak-anak, orang dewasa pun masih mempertahankan praktik ini sebagai bagian penting dari perayaan Tahun Baru Imlek.

Dengan menerima angpau, orang dewasa juga menerima simbol keberuntungan dan berkat yang terkait dengan perayaan Tahun Baru Imlek. Ini juga menciptakan ikatan yang lebih dalam di antara anggota keluarga dan meningkatkan semangat kesatuan dan kebahagiaan dalam menyambut tahun baru.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Delvia Y Oktaviani
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us