Siapa yang gak kenal film kartun berbahasa Melayu yang digandrungi anak-anak ini? Si kembar Upin dan Ipin memang telah berhasil mencuri hati penonton dengan alur ceritanya yang merakyat dan penuh nasehat.
Kartun yang dikembangkan negeri jiran Malaysia ini gak cuma menghibur dengan adegan-adegan jenakanya, tapi juga sarat pesan moral dari setiap karakter tokohnya. Kamu juga bisa memetik satu dua pelajaran dari karakter positif berikut.
Meskipun tak punya ayah dan ibu seperti teman-temannya, tapi gak pernah sekalipun Upin dan Ipin mengeluhkan nasib atau bahkan sedih berkepanjangan. Saat tiba acara Sekolah, Upin dan Ipin selalu bangga mengajak Opah dan Kak Ros. Begitupun pas tiba hari Ibu, usai berziarah ke makam ibunya, Upin dan Ipin tetap suka cita memberikan hadiah kepada Opah sambil mengucap, "Selamat Hari Opah!"
Gaya hidup sederhana juga gak membuat Upin Ipin kecewa. Saat teman-temannya rekreasi ke tempat wisata pas liburan sekolah, Upin dan Ipin tetap menemukan keceriaan bermain dikebun Tuk Dalang dan menjelajahi kampung Durian Runtuh sambil bersepeda. Bagi Upin dan Ipin, keceriaan gak selalu dihargai dengan uang. Mensyukuri hidup apa adanya adalah hal terbaik.
Perbedaan ras atau pun agama, gak lantas membuat Jarjit yang merupakan keturunan India Punjabi jadi minder. Dia justru selalu tampil paling percaya diri di depan kelas. Jarjit bisa berbaur dengan mudah dan disukai kawan-kawannya.
Jarjit juga selalu yakin pada kehebatannya dalam berpantun. Meski gak ada satu pun kawan yang tertawa atau memuji kemampuannya, Jarjit tetap berjenaka sambil berpantun ria. Dengan percaya diri, dia selalu memuji kemampuannya dengan kata, “Marvelous.. marvelous!”
Meski sebutan ‘Intan Payung’ atau anak manja kerap dilontarkan ayah dan teman terdekatnya, Fizi, tapi Ehsan bisa membuktikan kalau dia adalah ketua kelas yang hebat. Untuk menunjang penampilannya sebagai sang ketua, Ehsan selalu memakai pita merah di leher dan berseragam paling rapi di antara satu kelas.
Meski Ehsan terkenal dengan hobi makan dan suka gula-gula, dia bisa menjaga kebersihan giginya dengan sikat gigi lima kali sehari. Dia juga memiliki cita-cita yang menunjang kegemarannya, yaitu menjadi juru masak handal. Karakter Ehsan mengajarkan, dibalik setiap kekurangan pasti ada sisi kelebihan yang bisa kita tonjolkan untuk mengimbanginya.
Sebagaimana sifat sahabat yang baik, Mei Mei gak pernah bosan menegur kawannya bila melakukan hal yang keliru. Walau ia beragama Konghucu dan keturunan Tionghoa, Mei Mei selalu menguatkan kawan-kawan Muslim-nya agar tetap berpuasa.
Pengetahuan Mei Mei yang luas membuat ia kerap menegur perbuatan atau langkah kawannya yang keliru. Meski Mei Mei suka memberi nasehat dan terkesan bawel, dia tetap disukai kawan-kawan karena penyampaian tuturkatanya yang sopan dan benar adanya.
Dalam usianya yang masih belia, Mail tak hanya disibukkan dengan pelajaran sekolah, ia juga gigih membantu ibunya mencari rezeki dengan berjualan ayam goreng di pasar. Pengalaman itu justru menempanya menjadi sosok yang pintar dalam berwirausaha.
Kerja kerasnya membuat sikap Mail selangkah lebih dewasa dibanding kawan-kawannya. Meski begitu, Mail tetap menyempatkan waktu untuk bermain dan menikmati dunianya sebagai anak kecil.
Meski Fizi kadang suka mengejek Ehsan yang menjadi kawan terakrabnya, ia sebenarnya seorang perasa yang mudah menangis. Saat ditanya tentang cita-cita di dalam kelas, Fizi ternyata punya niatan mulia untuk menjadi tukang angkut sampah supaya lingkungannya bersih dan sehat. Hatinya yang baik juga memudahkan Fizi untuk meminta maaf saat ia berbuat salah pada kawannya.
Nah, itulah beberapa karakter positif yang bisa kamu petik dari tokoh Upin Ipin dan kawan-kawan. Film yang baik adalah film yang gak cuma menghibur, tapi juga sarat pesan moral dari setiap karakternya. Dua jempol deh buat film Upin dan Ipin! Mana nih karakter yang kamu suka?