140 Quotes Resident Playbook, Belajar Arti Hidup dari Para Dokter Muda

1. "Ada hal yang harus kau lakukan walaupun kau tak mau, Dokter Oh. Contohnya mencari uang." - Petugas spa
2. "Kau pandai, jadi kau pasti akan sukses. Kau akan mendapatkan kepuasan dan uang." - Oh Joo Young
3. “Tiga minggu itu masa yang rumit. Gak cukup lama untuk dianggap sia-sia kalau kamu menyerah, tapi juga belum cukup dekat dengan teman-teman untuk bertahan.” – Seo Jung Min
4. “Itu salah satu keuntungan jadi residen tahun pertama. Kalau terjadi masalah, kamu bisa nyalahin senior atau siapa pun yang kasih instruksi.” – Chu Min Ha
5. “Itu pertama kalinya buatku, jadi gimana aku bisa ngerti? Aku gak paham mereka. Aku ngerasa disalahkan terus. Tapi hari ini, aku akhirnya paham kenapa aku sering dimarahi.” –Chu Min Ha
6. “Aku cuma kayak robot. Aku cuma nurutin perintah apa pun itu. Aku gak benar-benar peduli atau tertarik sama pasien. Dan itu bukan hal yang bisa diajarkan atau dipelajari, tahu?” – Chu Min Ha
7. “Perut kenyang bikin hati senang dan bikin kamu gak pengin nyerah.” – Ki Eunmi
8. “Semua soal tidur. Tidur yang nyenyak bisa balikin mood kamu.” – Cha Dahye
9. "Tanda-tandanya sudah terlihat. Jadi, jagalah mereka! Kita sudah bersusah payah merekrut mereka." - Seo Jung Min
10. "Aku tak seharusnya mengatakan ini pada orang yang baru dimarahi, tapi kau beruntung. Mengerjakan hal yang kau mau, melakukan kesalahan, dan dimarahi. Kau membuatku iri. Aku tak berhak menangis, tapi air mataku mengalir setiap kali melihatnya." - orangtua pasien
11. "Aku takkan menangis lagi. Dia sangat berani. Akan kulakukan semua hal yang belum sempat kulakukan untuknya. Aku akan selalu berada di sisinya. Aku takkan membiarkannya menderita sendirian. Ini saatnya menjadi ibu yang baik." - orangtua pasien
12. "Dokter Oh, bukan kita yang menentukan bisa atau tidak. Orang yang paling kesulitan saat ini adalah pasien dan dia mengambil keputusan sulit untuk melakukannya. Kita melakukannya demi ibu dan bayinya." - Seo Jung Min
13. "Saat takut, lebih baik berdua daripada sendiri." - Kim Jun Wan
14. "Menangislah sampai puas hari ini. Berikutnya, kita akan mendengar tangisan bayi yang sehat dan kuat." - Seo Jung Min
15. "Benarkah kau lupa? Berbohong itu kebiasaan. Kau harus membiasakan hal baik. Selain itu, kau tak bisa berbuat semaumu di sini. Ini bukan rumahmu. Kau tak boleh begitu di tempat kerja. Aku mengatakan ini demi kebaikanmu." - Myeong Eun Won
16. "Itu pengalaman pertama jadi wajar kalau aku tak tahu. Aku selalu dimarahi selama tiga bulan pertama. Semua orang selalu membentakku. Aku tak paham, kupikir itu tidak adil. Tapi, hari ini aku tahu alasan mereka memarahiku." - Chu Min Ha
17. "Hari ini pasti berat. Setiap hari berat" - Ki Eunmi
18. "Katakan sesuatu yang positif. Katakan semua baik-baik saja. Kenapa tidak ada yang pasti? Aku perlu secercah harapan bahwa semua akan baik-baik saja. Itu akan mengurangi rasa bersalahku." - orangtua pasien
19. "Tak ada orang yang langsung mahir. Kita belajar dari kesalahan kita." - orangtua pasien
20. "Saat aku masih muda dan cantik sepertimu, aku selalu berpikir pasti ada kesempatan lain. Aku hanya perlu menunggu kesempatan berikutnya. Tapi setelah menua, semua kesempatan adalah yang terakhir. Tak ada kesempatan lain. Kau juga tak akan punya waktu." - pasien
21. "Jadi, lihatlah semua selagi ada waktu. Dengan begitu, kau tak akan menyesal saat kau mati dan lakukan semuanya selagi bisa. Kau tak akan merindukannya. Hiduplah seperti itu, jangan menyesal sepertiku." - pasien
22. "Kau tak tahu sebelum mencoba." - Seo Jung Min
23. "Setelah melahirkan, semua bilang hamil itu ringan. Mengurus bayi itu yang menyiksa, mereka menua setahun setiap hari." - Seung won
24. "Semua indah pada waktunya. Akhirnya pasti indah." - Oh Joo Young
25. "Kau kira melahirkan adalah finish-nya. Ini baru permulaan. Setelah melahirkan, kau akan mencemaskan banyak hal. Jangan berharap kekhawatiranmu akan hilang. Itu lebih baik untuk kesehatan mental ibu." - Seo Jung Min
26. "Anggaplah itu harga yang kau bayar untuk kebahagiaan yang anakmu berikan." - Seo Jung Min
27. "Jika dia harus dimarahi, fokuslah pada masalah ruang operasi. Kau tak perlu menambahkan komentar tak berguna." - Ryu Jae Hwi
28. "Jika mereka salah tentu harus dimarahi, tapi lokasi dan isi teguran harus sesuai tata krama."
29. "Mungkin karena tak berharap, perasaanku tak seburuk yang kuduga." - Oh Joo Young
30. "Aku baik-baik saja. Tak apa-apa akan kucoba lagi." - Oh Joo Young
31. "Semuanya jadi sia-sia. Aku sudah berusaha keras." - Oh Joo Young
32. "Kenapa tak bilang, 'Aku tak melakukannya'. Dia yang salah, jadi tegakkan bahumu. Semangat, kau bisa!" - Ryu Jae Hwi
33. "Pekerjaannya berat, tapi aku suka." - Tak Gion
34. "Bilang saja, 'Terima kasih kau sudah bekerja keras. Kerja bagus.' Bukankah itu sudah cukup?"
35. "Ini adalah salam perpisahan terakhirku untuk semua orang. Jadi, lebih baik jika diambil saat masih terlihat muda dan cantik." - pasien
36. "Adikku akan selalu terlihat cantik di mataku." - pasien
37. "Keterampilan manual datang dengan latihan." - Seo Jung Min
38. "Orang-orang bilang bahwa seorang bayi menyempurnakan sebuah keluarga dan bertanya-tanya bagaimana bisa hidup tanpa kebahagiaan itu. Tapi, aku akan mencoba menjalani hidup seperti itu. Keluargaku mungkin terlihat tidak lengkap bagi sebagian orang, tapi aku bahagia dengannya. Kebahagiaan yang dibawa oleh seorang bayi akan kucoba temukan sendiri dengan caraku." - Oh Joo Young
39. "Apakah dia mulai tertarik pada pekerjaan itu atau muncul rasa tanggung jawab?" – Oh Joo Young
40. "Punya cinta bertepuk sebelah tangan itu berat, ya?" – Ham Dong Ho

1. “Kelihatannya aku seperti orang kota yang kaku, tapi sebenarnya aku cukup santai.” 
2. "Cinta tak ditunjukkan dengan ucapan. Tubuhmu bereaksi tanpa kau sadari. Seperti bersin yang tak terkontrol."
3. "Dia melihatku dan tersenyum. Tubuhnya bereaksi lebih cepat dari akalnya. Apa lagi? Itu pasti cinta."
4. "Kenapa mencemaskan masa depan? Pikirkan besok."
5. "Biasanya kau tak berpikir. Kenapa sekarang berpikir? Tidak usah."
6. "Aku tak tahu apa-apa. Aku kembali karena takut."
7. "Aku sangat bodoh saat masih baru."
8. "Setelah terbiasa, pekerjaanku semakin banyak. Tak hanya pekerjaan, ada orang yang membuatku stres."
9. "Aku tak beruntung soal rekan kerja. Ada yang menyebalkan, ada yang merepotkan, ada yang tak manusiawi."
10. "Meskipun kau junior, aku harus menghormatimu."
11. "Aku resah saat meninggalkannya, tapi marah saat bersamanya."
12. "Hei, kecemasan akan perpisahan dan masalah kepercayaan itu lelbih baik daripada senior malas yang cari muka."
13. "Kami putus! Sudah berakhir! Jika dia menelpon takkan kuangkat. Meskipun dia menangis dan memohon, percuma saja. Aku takkan menemuinya."
14. "Yang beruntung pasti sukses. Jika beruntung, kau bisa semaumu. Semuanya berjalan baik."
15. "Daripada membuat akta kematian, aku ingin membuat akta kelahiran."
16. "Banyak orang menangis di rumah sakit kita, obgin salah satunya di mana pasien senang dan merayakannya. Banyak hal baik terjadi di sana."
17. "Terkadang, sepertinya mereka yang tidak tahu justru bisa memahami dan merasakan lebih baik."
18. "Apa pun itu, melakukan sesuatu secara berlebihan tidaklah baik. Orang harus tahu kapan harus berhenti."
19. "Katanya kalau kamu gak pintar, kamu akan berakhir bekerja keras banting tulang."
20. "Kamu gak bisa sembarangan bicara meskipun sedang marah."

1. “Aku mungkin gak jago belajar, tapi aku kuat dalam kerja fisik. Aku akan terus maju sampai telapak kakiku aus.”
2. “Mereka bahkan gak tahu aku sempat kabur. Jadi, ngapain aku di sini?"
3. "Aku hanya merepotkan. Aku tak membantu atau dibutuhkan. Lebih baik aku tak ada."
4. "Meski dilarang terlibat secara emosional, kau harus berempati."
5. "Saat menangani pasien, kulakukan dengan sepenuh hati."
6. "Aku berempati dengan perasaan mereka dan berbicara dengan hangat."
7. "Semua orang di rumah sakit sudah tahu bahwa kita bodoh."
8.  "Tak ada seorang pun di sini yang percaya pada residen tahun pertama."
9. "Kalau kau tak yakin katakan ini, 'Kau harus banyak makan dan olahraga'. Makan dan olahraga itu jalan pintas menuju sehat."
10. "Di Obstetri, masalah bayi tampak rumit karena bertumpang tindih dengan masalah keluarga. Tapi, solusinya sering kali sederhana, tangisan bayi."
11. "Apa gunanya memenuhi kepala kalian dengan buku dan belajar? Itu tak cukup untuk menghadapi dunia nyata."
12. "Kenapa kita difoto pada bulan Mei, bukan Maret? Untuk memberikan waktu kepada orang yang ingin menyerah, mundur, atau lari. Jika telanjur difoto bersama, orang yang pergi dan orang yang menetap akan canggung. Fotonya tak mungkin dicoret."
13. "Aku tak ingin tampil baik. Aku hanya ingin melakukan tugasku. Itu targetku tahun ini."

1. “Kenapa kita selalu datang kerja tepat waktu, tapi gak pernah pulang tepat waktu?” 
2. "Orang-orang selalu kecewa padaku. Jadi, aku tak peduli."
3. “Cuaca hari ini pas banget buat kabur.”
4. "Aku juga kelelahan. Dipaksa jadi dokter itu berat. Waktu berjalan lambat."
5. "Aku miskin, tapi punya harga diri. Aku berhenti, aku gak mau jadi dokter."
6. "Jika terjadi hal buruk pada pasien, kurasa aku tak akan memaafkan diriku sendiri."
7. "Kita hidup serumah, tapi kau tak ingat ulang tahunku."
8. "Apa aku boleh menyukaimu?"
9. "Mereka bukan temanku, hanya rekan kerja. Untuk apa berteman kalau berhenti? Aku sungguh tak sanggup lagi. Haruskah aku berhenti hari ini?"
10. "Siapa bilang aku mau berhenti sekarng? Semua residen pasti ingin berhenti."
11. "Hubungi saja dia. Hubungi saja daripada menunggu terus."
12. "Aku tak punya uang. Aku jadi lapar karena tak punya uang, menyedihkan."
13. "Jangan menangis lagi."
14. "Kau harus kuat dan bersikap baik. Makanlah dan belajar dengan rajin. Tapi, itu sulit."
15. "Aku juga ingin kuat dan bersikap baik, tapi aku menangis setiap saat. Aku juga sangat marah. Aku juga tak mau makan karena kesal, tapi itu bukan karena aku anak nakal."
16. "Jika ibumu meninggal, ada lubang sebesar ini yang muncul di hatimu."
17. "Karena itu, jangan menangis diam-diam! Jangan berpura-pura tersenyum saat sedih. Lakukan apa yang kau inginkan, mengerti?"
18. "Aku menyukainya lebih dari kelihatannya."
19. "Peristiwa dramatis dan menegangkan di rumah sakit tidak terjadi setiap hari seperti dugaanmu. Ini hanya tempat bekerja dan tempat tinggal."
20. "Senyumku hanya di wajah belakangan ini."
21. "Aku bisa. Apa pun yang terjadi, aku bisa."
22. "Apa gunanya jadi juara di SMA? Kini aku tak punya uang dan lapar. Aku seperti pengemis."
23. "Kenapa kita harus datang tepat waktu tapi terlambat pulang?"
24. "Aku terbiasa dikritik, jadi tak apa. Aku tak ingin kau terluka."
25. "Rumor tak berdasar biasanya menyebar dengan cepat."
26. "Meski harus dipaksakan, cobalah untuk makan. Kamu pasti sangat sedih, jadi setidaknya kamu gak perlu terlalu banyak mikir."

1. “Menjadi orang baik gak ada hubungannya dengan kambuhnya kanker.”
2. “Rasa sakit itu gak bisa dihindari.”
3. “Aku harus bantu di hal yang aku bisa, bukan di hal yang malah bikin kacau.”
4. "Aku tak ingin kau dimarahi lagi. Aku tak tega melihatnya. Bertanyalah padaku, aku suka mengajari dan membantu. Sebentar lagi kau pasti bisa."
5. "Benarkah orang sepertiku gak boleh jadi dokter? Aku gak pantas jadi dokter."
6. "Dokter Seo memercayaimu dan memberikanmu kesempatan. Lakukanlah! Itu bukan kabar baik, tapi itu membantu kehamilannya yang berikutnya dan bisa dijadikan kasus penelitian. Itu kasus langka. Kau bisa belajar, jadi itu bagus. Itu demi pasien dan bayi yang akan dia kandung. Lakukanlah dengan baik!"
7. "Malam ini damai, ya? Setelah sekian lama, kuharap setiap hari setenang ini dan tak ada masalah."
8. "Tak membicarakan orang adalah prinsipku."
9. "Aku tak memahaminya. Ucapan, tindakan, pikirannya."
10. "Aku akan bicara dengannya. Aku tak peduli dia bisa berubah atau tidak. Akan kukatakan semua. Aku yang dirugikan. Kenapa aku harus menahan diri? Aku tak bisa."
11. "Faktanya harus diluruskan. Siapa yang bersalah dan harus minta maaf. Itu prinsipku."
12. "Kita perlu uang untuk pindah atau bepergian, harus ditabung."
13. "Dia tak mengerjakan tugasnya, tapi mengkritikku terus."
14. "Tapi, tidak tahu itu bukan sesuatu yang memalukan."

1. “Jangan sampai kita mengulang pertanyaan yang sama atau membuat kesalahan yang sama dua kali.” 
2. “Kalau kamu gak tahu, tanyalah! Kalau ragu, pastikan lagi.”
3. “Di rumah atau sekolah, kamu mungkin dipuji karena jadi yang terbaik. Tapi di rumah sakit, yang utama bukan dirimu, tapi pasien.” 
4. “Bukan soal makan atau tidur, tapi soal hari ini. Hari ini adalah hari penting. Hari gajian.”
5. "Aku harus bekerja keras, tapi jurnal itu akan berguna bagiku."
6. "Kau perempuan paling lucu yang kukenal."
7. "Eksekusi publik yang tak beradab itu dilarang. Itu kuhapus dengan susah payah. Jadi, jangan buat rapat seperti itu dan kalian jangan datang."
8. "Memberikan perhatian itu menghibur."
9. "Aku tak melarangmu memarahinya, tapi bicaralah empat mata dengannya. Gara-gara kamu, tak akan ada pasien yang mau ditangani dokter Tak."
10. "Jika kau ingin hubungan kita jadi canggung, silakan saja."
11. "Aku harus minta maaf lagi, ya? Maaf!"
12. "Kau melupakan tegurannya? Lupakan saja. Lupakan tegurannya dan fokus."
13. "Kau pikir kerjamu bagus, tapi orang lain tak berpikir begitu. Semua orang bisa. Apa hebatnya? Membuang waktu orang lain dan melibatkan mereka karena tak mau bertanggung jawab itu tidak cakap."
14. "Pikirkan baik-baik apa yang harus kau lakukan."
15. "Berusaha memahaminya dengan bicara justru memperparah."
16. "Tak perlu memahaminya. Anggap saja dia memang begitu, ya?"
17. "Berbicara demi memahaminya takkan mengubah apa pun. Kau bisa mencampakkan, tapi tak bisa mengubahnya."
18. "Memberi energi dan waktu demi hal yang takkan berubah, hanya akan merugikanmu. Jadi, untuk apa?"
19. "Sebenarnya aku tak yakin, tapi aku terus memikirkanmu."
20. "Memarahi dan mengomeli itu tidak mudah. Orang yang memahami akan merasa tak nyaman, resah, dan kepikiran. Tapi, itu harus dilakukan."
21. "Kami punya alasan. Jika bersalah, kau harus dimarahi."
22. "Dokter magang lebih membutuhkan orang yang memberi tahu kesalahan mereka daripada orang baik."
23. "Marahi jika salah dan puji jika baik. Mulai dengan itu."
24. "Dengan begitu, kau akan menemukan standar kapan harus marah atau menghibur. Junior suka jika kau melakukannya dengan tegas."
25. "Aku merindukanmu."
26. "Kau sebegitu menyukaiku?"
27. "Hidup itu mudah kalau kamu bersikap jahat. Siapa juga yang mau hidup bodoh seperti kalian?"

Dari drama Korea Resident Playbook, apa yang paling kamu teladani? Spill dong!