Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terkesan Positif, 3 Sikap Ini Sebenarnya Mengganggu, Hindari!

ilustrasi dua orang yang sedang mengobrol (pexels.com/fauxels)
ilustrasi dua orang yang sedang mengobrol (pexels.com/fauxels)
Intinya sih...
  • Memberi nasihat pada orang yang tidak membutuhkan
  • Berusaha menjodohkan orang yang lajang karena tidak kunjung menikah
  • Meminta orang yang sedang bersedih untuk lekas menjadi kuat kembali

Sebagai makhluk sosial, sudah seharusnya manusia menunjukkan rasa kepedulian kepada manusia lainnya. Dengan saling bekerja sama seperti ini, beban yang ditanggung dapat terasa lebih ringan. Tidak hanya itu, bila mendapatkan kebahagiaan, hal itu akan menjadi semakin bermakna saat dirayakan bersama-sama.

Kendati demikian, berbuat baik pun juga ada aturannya. Kalau sampai dikerjakan secara sembarangan, alih-alih membantu mengatasi masalah, malah yang terjadi adalah menyakiti hati orang lain. Nah, supaya kamu tidak melakukan kesalahan yang sama, hindari hal yang tampaknya baik, tetapi sebenarnya cukup mengganggu berikut ini, yuk!

1. Memberi nasihat pada orang yang tidak membutuhkan

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Julia Larson)
ilustrasi mengobrol (pexels.com/Julia Larson)

Nasihat memang merupakan hal yang kerap dibutuhkan dalam hidup. Hal ini bisa dijadikan sebagai bekal untuk mengarungi berbagai tantangan, sehingga membawamu pada situasi yang jauh lebih baik. Sayangnya, sesuatu yang positif semacam ini pun ternyata dapat menimbulkan perasaan tidak berkenan bila diberikan pada momen yang kurang tepat, lho!

Kendati memberikan nasihat itu baik, tetapi bila ternyata orang yang dituju tidak sedang membutuhkannya, maka bisa gagal untuk menciptakan manfaat. Sebaliknya, hal ini malah dapat membuat orang yang bersangkutan menjadi semakin kesal karena kata-kata bijak yang disampaikan sebenarnya malah memperkeruh suasana. Oleh karena itu, jangan asal menyampaikan nasihat, terlebih bila orang itu sebenarnya hanya butuh untuk didengar, ya.

2. Berusaha menjodohkan orang yang lajang karena tidak kunjung menikah

ilustrasi berkenalan (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi berkenalan (pexels.com/Thirdman)

Orang yang sudah cukup umur dan masih saja berstatus lajang biasanya kerap menjadi bulan-bulanan keluarga atau teman-teman sebaya yang sudah menikah. Sebagian dari mereka yang masih single itu memang sedang berusaha mencari pasangan dan terkadang tidak segan meminta tolong untuk dikenalkan pada sosok yang dirasa cocok. Namun, tahukah kamu bahwa situasi ini tidak berlaku pada semua pribadi yang lajang?

Ada sebagian orang yang malah sangat menikmati masa-masa kesendiriannya tersebut dengan riang gembira. Mereka memanfaatkan momen ini untuk mengembangkan kemampuan diri semaksimal mungkin, sehingga bisa siap membangun masa depan yang cerah. Ketika malah dijodohkan karena dianggap tidak “laku”, maka mereka kerap merasa kesal dan tidak dihargai. Jadi, kalau tidak diminta untuk mencarikan jodoh, tidak perlu berinisiatif menjodohkan, bukan begitu?

3. Meminta orang yang sedang bersedih untuk lekas menjadi kuat kembali

ilustrasi seorang laki-laki yang sedang menenangkan perempuan yang menangis (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi seorang laki-laki yang sedang menenangkan perempuan yang menangis (pexels.com/SHVETS production)

Kesedihan adalah bagian dari kehidupan. Kendati bukan sesuatu yang diharapkan untuk hadir, perasaan ini terkadang sama sekali tidak dapat dihindari. Pasalnya, pasti ada momen-momen kurang menyenangkan dalam hidup, seperti ditinggal oleh orang terkasih, menghadapi kegagalan, dan sebagainya, yang sudah tentu menghancurkan hati. Pada saat seperti ini, siapa pun yang sedang mengalaminya akan terpukul dan sulit berusaha keluar dari situasi tersebut.

Tidak dapat dimungkiri bahwa menjadi kuat kembali memang suatu keharusan karena bagaimana pun juga hidup harus tetap berjalan. Kendati demikian, bila kamu memaksa seseorang yang sedang bersedih untuk cepat pulih juga bukan tindakan yang bijaksana. Niatmu memang baik, yaitu tidak ingin dia terus terpuruk. Namun, memvalidasi perasaan dan terus mendampingi proses pemulihan dirinya akan jauh lebih penting dan terasa semakin bermakna.

Suatu perbuatan baik baru akan terasa manfaatnya bila dimulai dari niat yang baik dan dilaksanakan dengan cara yang baik pula. Kendati suatu hal tampak positif, tetapi bila dilakukan di momen yang kurang tepat, hasilnya justru mengganggu. Oleh sebab itu, belajarlah untuk menjadi lebih bijaksana agar ketulusanmu tidak salah tempat, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us