Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Surat Al-A'raf Ayat 109-120 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaan

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/Thirdman)

Surat Al-A'raf memiliki arti, yaitu 'tempat tertinggi'. Pada ayat 109 sampai 120 ini, banyak diceritakan tentang Firaun dan juga Nabi Musa. Dalam surat ini pula, diceritakan bahwa Allah SWT menunjukkan mukjizat untuk membantu Nabi Musa.

Berikut ini selengkapnya tentang arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-A'raf ayat 109 sampai dengan 120.

1. Surat Al-A'raf ayat 109-120 beserta artinya

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/Thirdman)

Berikut merupakan surat Al-A'raf ayat 109-120 dan terjemahannya:

Ayat 109

قَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ اِنَّ هٰذَا لَسٰحِرٌ عَلِيْمٌۙ

qālal-mala`u ming qaumi fir'auna inna hāżā lasāḥirun 'alīm

"Pemuka-pemuka kaum Fir‘aun berkata, “Orang ini benar-benar pesihir yang pandai,"

Ayat 110

يُّرِيْدُ اَنْ يُّخْرِجَكُمْ مِّنْ اَرْضِكُمْ ۚ فَمَاذَا تَأْمُرُوْنَ

yurīdu ay yukhrijakum min arḍikum, fa māżā ta`murụn

"yang hendak mengusir kamu dari negerimu.” (Fir‘aun berkata), “Maka apa saran kamu?”

Ayat 111

قَالُوْآ اَرْجِهْ وَاَخَاهُ وَاَرْسِلْ فِى الْمَدَاۤىِٕنِ حٰشِرِيْنَۙ

qālū arjih wa akhāhu wa arsil fil-madā`ini ḥāsyirīn

"(Pemuka-pemuka) itu menjawab, “Tahanlah (untuk sementara) dia dan saudaranya dan utuslah ke kota-kota beberapa orang untuk mengumpulkan (para pesihir),"

Ayat 112

يَأْتُوْكَ بِكُلِّ سٰحِرٍ عَلِيْمٍ

ya`tụka bikulli sāḥirin 'alīm

"agar mereka membawa semua pesihir yang pandai kepadamu.”

Ayat 113

وَجَاۤءَ السَّحَرَةُ فِرْعَوْنَ قَالُوْٓا اِنَّ لَنَا لَاَجْرًا اِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغٰلِبِيْنَ

wa jā`as-saḥaratu fir'auna qālū inna lanā la`ajran ing kunnā naḥnul-gālibīn

"Dan para pesihir datang kepada Fir‘aun. Mereka berkata, “(Apakah) kami akan mendapat imbalan, jika kami menang?”

Ayat 114 

قَالَ نَعَمْ وَاِنَّكُمْ لَمِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ

qāla na'am wa innakum laminal-muqarrabīn

"Dia (Fir‘aun) menjawab, “Ya, bahkan kamu pasti termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku).”

Ayat 115

قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِمَّآ اَنْ تُلْقِيَ وَاِمَّآ اَنْ نَّكُوْنَ نَحْنُ الْمُلْقِيْنَ

qālụ yā mụsā immā an tulqiya wa immā an nakụna naḥnul-mulqīn

"Mereka (para pesihir) berkata, “Wahai Musa! Engkaukah yang akan melemparkan lebih dahulu, atau kami yang melemparkan?”

Ayat 116

قَالَ اَلْقُوْاۚ فَلَمَّآ اَلْقَوْا سَحَرُوْٓا اَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوْهُمْ وَجَاۤءُوْ بِسِحْرٍ عَظِيْمٍ

qāla alqụ, fa lammā alqau saḥarū a'yunan-nāsi wastar-habụhum wa jā`ụ bisiḥrin 'aẓīm

"Dia (Musa) menjawab, “Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka setelah mereka melemparkan, mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut, karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan)."

Ayat 117

۞ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَلْقِ عَصَاكَۚ فَاِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُوْنَۚ

wa auḥainā ilā mụsā an alqi 'aṣāk, fa iżā hiya talqafu mā ya`fikụn

"Dan Kami wahyukan kepada Musa, “Lemparkanlah tongkatmu!” Maka tiba-tiba ia menelan (habis) segala kepalsuan mereka."

Ayat 118

فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَۚ

fa waqa'al-ḥaqqu wa baṭala mā kānụ ya'malụn

"Maka terbuktilah kebenaran, dan segala yang mereka kerjakan jadi sia-sia."

Ayat 119

فَغُلِبُوْا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوْا صٰغِرِيْنَۚ

fa gulibụ hunālika wangqalabụ ṣāgirīn

"Maka mereka dikalahkan di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina."

Ayat 120

وَاُلْقِيَ السَّحَرَةُ سٰجِدِيْنَۙ

wa ulqiyas-saḥaratu sājidīn

"Dan para pesihir itu serta merta menjatuhkan diri dengan bersujud."

2. Kandungan surat Al-A'raf ayat 109-120

Ilustrasi Muslim Berdoa (Pinterest.com)

Adapun kandungan surat Al-A’raf ayat 109-120 sebagai berikut:

  • Ayat 109 menjelaskan saat Nabi Musa menunjukkan bukti kebenaran dari Allah, maka mereka (para pemuka dan pembesar Firaun) tercengang. kemudian mereka menjilat dan bersikap munafik dengan mengatakan bahwa bukti itu adalah hanya sihir semata bukan dari Allah.
  • Ayat 110 menjelaskan para pemuka memojokkan Nabi Musa dengan berkata bahwa dirinya sebenarnya ingin merampas kekuasaan Firaun dan mengusirnya dari negerinya tersebut sehingga dia mampu meluluhkan hati kaum mereka supaya mengikutinya. Kemudian Firaun menjawab “Cobalah pikirkan apa saran kamu untuk keluar dari kesulitan ini!”
  • Ayat 111 menjelaskan para pemuka menjawab bahwa mereka harus memberi tempo untuk sementara waktu kepada Nabi Musa dan saudaranya (Nabi Harun) dan jangan bunuh mereka. kemudian mereka mengutus beberapa orang bala tentara untuk mengumpulkan para pesihir dari berbagai penjuru negeri.
  • Ayat 112 menjelaskan dengan berkumpulnya para ahli sihir di hadapannya, maka mereka akan menyampaikan hakikat yang sebenarnya dibawa oleh Nabi Musa di mana tidak ada seorangpun yang dapat dibohongi.
  • Ayat 113 menjelaskan para penyihir yang berkumpul berkata kepada Firaun yaitu apakah mereka akan mendapatkan imbalan yang besar, jika mereka menang dan berhasil mengalahkan sihir Nabi Musa.
  • Ayat 114 menjelaskan jawaban Firaun terkait permintaan para penyihir yaitu dia akan memberikan imbalan yang besar, bahkan mereka akan menjadi orang-orang yang didekatkan kedudukannya pada Firaun serta memperoleh segala bentuk kesenangan.
  • Ayat 115 menjelaskan para penyihir langsung menantang Nabi Musa dengan bertanya kepada Musa terkait siapakah yang akan mulai melemparkan tongkat terlebih dahulu.
  • Ayat 116 menjelaskan Nabi Musa dengan rasa penuh keyakinan dan tanpa takut meminta mereka melemparkan terlebih dahulu berupa tali-temali. Kemudian mereka menyihir mata orang banyak yang hadir seakan seperti ular yang bergerak dan bertumpuk satu sama lainnya, sehingga mereka seperti melihat sihir yang hebat.
  • Ayat 117 menjelaskan Allah mewahyukan kebesaran-Nya kepada Nabi Musa untuk melemparkan tongkatnya. Dengan segera pun, tongkatnya berubah menjadi seekor ular yang bergerak dan langsung menelan habis segala kepalsuan mereka.
  • Ayat 118 menjelaskan dengan mukjizat tongkat itu, maka terbukti kebenaran berada di pihak Nabi Musa dan disaksikan oleh orang banyak. Segala apa yang para penyihir lakukan dan kepalsuannya menjadi sia-sia.
  • Ayat 119 menjelaskan para penyihir dikalahkan di tempat tersebut yakni di hadapan orang banyak sehingga mereka menjadi orang-orang yang malu di mana sebelumnya tampil dengan penuh kesombongan.
  • Ayat 120 menjelaskan para penyihir akhirnya menyadari kelemahan mereka dengan bersujud. Mereka tercengang kagum memperoleh kebenaran yang terjadi dan meyakini kebenaran akan seruan Nabi Musa.

3. Keutamaan surat Al-A'raf

Ilustrasi Salat (IDN Times/Besse Fadhilah)

Berikut ini beberapa keutamaan dalam membaca surat Al-A’raf yang perlu kita ketahui, yaitu:

  1. Barang siapa yang membacanya, akan termasuk kedalam orang-orang yang salih (HR. Ahmad). 
  2. Sebagaimana yang diambil hikmah dari cerita Ubay bin Kaab dalam HR. Ahmad, bahwa surat Al-A’raf dapat menjadi penyembuh segala penyakit salah satunya penyakit gila bagi orang yang membacanya.
  3. Barang siapa yang membaca surat ini setiap bulan, maka akan termasuk ke dalam orang-orang yang tidak merasa takut dan bersedih hati di hari kiamat kelak.
  4. Barang siapa yang membaca surat ini di hari Jumat, maka dia termasuk ke dalam orang yang tidak akan diperhitungkan pada hari kiamat. 

Demikian arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-A'raf ayat 109 sampai 120. Semoga dengan membacanya, membuat kita menjauhi sifat-sifat buruk seperti Firaun dan kaumnya. Amin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Cynthia Nanda Irawan
EditorCynthia Nanda Irawan
Follow Us