Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Surat Al-A'raf Ayat 133-144 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaan

google
google

Surat Al-A'raf memiliki arti, yaitu 'tempat tertinggi'. Pada ayat 133 sampai 144 ini, banyak diceritakan tentang Firaun dan juga Nabi Musa. Dalam surat ini pula, diceritakan bahwa Allah SWT memberikan azab kepada Firaun dan kaumnya yang selalu mengingkari janjinya terhadap Allah SWT.

Berikut ini selengkapnya tentang arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-A'raf ayat 133 sampai dengan 144.

1. Surat Al-A'raf ayat 133-144 beserta artinya

Ilustrasi ibadah (Freepik/ rawpixel)
Ilustrasi ibadah (Freepik/ rawpixel)

Berikut merupakan surat Al-A'raf ayat 133-144 dan terjemahannya:

Ayat 133

فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوْفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ اٰيٰتٍ مُّفَصَّلٰتٍۗ فَاسْتَكْبَرُوْا وَكَانُوْا قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَ

fa arsalnā 'alaihimuṭ-ṭụfāna wal-jarāda wal-qummala waḍ-ḍafādi'a wad-dama āyātim mufaṣṣalāt, fastakbarụ wa kānụ qaumam mujrimīn

Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.

Ayat 134

وَلَمَّا وَقَعَ عَلَيْهِمُ الرِّجْزُ قَالُوْا يٰمُوْسَى ادْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِنْدَكَۚ لَىِٕنْ كَشَفْتَ عَنَّا الرِّجْزَ لَنُؤْمِنَنَّ لَكَ وَلَنُرْسِلَنَّ مَعَكَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ۚ

wa lammā waqa'a 'alaihimur-rijzu qālụ yā mụsad'u lanā rabbaka bimā 'ahida 'indak, la`ing kasyafta 'annar-rijza lanu`minanna laka wa lanursilanna ma'aka banī isrā`īl

Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata, “Wahai Musa! Mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu sesuai dengan janji-Nya kepadamu. Jika engkau dapat menghilangkan azab itu dari kami, niscaya kami akan beriman kepadamu dan pasti akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.”

Ayat 135

فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُمُ الرِّجْزَ اِلٰٓى اَجَلٍ هُمْ بَالِغُوْهُ اِذَا هُمْ يَنْكُثُوْنَ

fa lammā kasyafnā 'an-humur-rijza ilā ajalin hum bāligụhu iżā hum yangkuṡụn

Tetapi setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang harus mereka penuhi ternyata mereka ingkar janji.

Ayat 136

فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَاَغْرَقْنٰهُمْ فِى الْيَمِّ بِاَنَّهُمْ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوْا عَنْهَا غٰفِلِيْنَ

fantaqamnā min-hum fa agraqnāhum fil-yammi bi`annahum każżabụ bi`āyātinā wa kānụ 'an-hā gāfilīn

Maka Kami hukum sebagian di antara mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka di laut karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan melalaikan ayat-ayat Kami.

Ayat 137

وَاَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِيْنَ كَانُوْا يُسْتَضْعَفُوْنَ مَشَارِقَ الْاَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَاۗ وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنٰى عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۙ بِمَا صَبَرُوْاۗ وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهٗ وَمَا كَانُوْا يَعْرِشُوْنَ

wa auraṡnal-qaumallażīna kānụ yustaḍ'afụna masyāriqal-arḍi wa magāribahallatī bāraknā fīhā, wa tammat kalimatu rabbikal-ḥusnā 'alā banī isrā`īla bimā ṣabarụ, wa dammarnā mā kāna yaṣna'u fir'aunu wa qaumuhụ wa mā kānụ ya'risyụn

Dan Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. Dan telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir‘aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun.

Ayat 138

وَجَاوَزْنَا بِبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ الْبَحْرَ فَاَتَوْا عَلٰى قَوْمٍ يَّعْكُفُوْنَ عَلٰٓى اَصْنَامٍ لَّهُمْ ۚقَالُوْا يٰمُوْسَى اجْعَلْ لَّنَآ اِلٰهًا كَمَا لَهُمْ اٰلِهَةٌ ۗقَالَ اِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُوْنَ

wa jāwaznā bibanī isrā`īlal-baḥra fa atau 'alā qaumiy ya'kufụna 'alā aṣnāmil lahum, qālụ yā mụsaj'al lanā ilāhang kamā lahum ālihah, qāla innakum qaumun taj-halụn

Dan Kami selamatkan Bani Israil menyeberangi laut itu (bagian utara dari Laut Merah). Ketika mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka (Bani Israil) berkata, “Wahai Musa! Buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala).” (Musa) menjawab, “Sungguh, kamu orang-orang yang bodoh.”

Ayat 139

اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ مُتَبَّرٌ مَّا هُمْ فِيْهِ وَبٰطِلٌ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

inna hā`ulā`i mutabbarum mā hum fīhi wa bāṭilum mā kānụ ya'malụn

Sesungguhnya mereka akan dihancurkan (oleh kepercayaan) yang dianutnya dan akan sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.

Ayat 140

قَالَ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْغِيْكُمْ اِلٰهًا وَّهُوَ فَضَّلَكُمْ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ

qāla a gairallāhi abgīkum ilāhaw wa huwa faḍḍalakum 'alal-'ālamīn

Dia (Musa) berkata, “Pantaskah aku mencari tuhan untukmu selain Allah, padahal Dia yang telah melebihkan kamu atas segala umat (pada masa itu).”

Ayat 141

وَاِذْ اَنْجَيْنٰكُمْ مِّنْ اٰلِ فِرْعَوْنَ يَسُوْمُوْنَكُمْ سُوْۤءَ الْعَذَابِۚ يُقَتِّلُوْنَ اَبْنَاۤءَكُمْ وَيَسْتَحْيُوْنَ نِسَاۤءَكُمْۗ وَفِيْ ذٰلِكُمْ بَلَاۤءٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ عَظِيْمٌ

wa iż anjainākum min āli fir'auna yasụmụnakum sū`al-'ażāb, yuqattilụna abnā`akum wa yastaḥyụna nisā`akum, wa fī żālikum balā`um mir rabbikum 'aẓīm

Dan (ingatlah wahai Bani Israil) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir‘aun) dan kaumnya, yang menyiksa kamu dengan siksaan yang sangat berat, mereka membunuh anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari Tuhanmu.

Ayat 142

۞ وَوٰعَدْنَا مُوْسٰى ثَلٰثِيْنَ لَيْلَةً وَّاَتْمَمْنٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيْقَاتُ رَبِّهٖٓ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً ۚوَقَالَ مُوْسٰى لِاَخِيْهِ هٰرُوْنَ اخْلُفْنِيْ فِيْ قَوْمِيْ وَاَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيْلَ الْمُفْسِدِيْنَ

wa wā'adnā mụsā ṡalāṡīna lailataw wa atmamnāhā bi'asyrin fa tamma mīqātu rabbihī arba'īna lailah, wa qāla mụsā li`akhīhi hārụnakhlufnī fī qaumī wa aṣliḥ wa lā tattabi' sabīlal-mufsidīn

Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Ayat 143

وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ

wa lammā jā`a mụsā limīqātinā wa kallamahụ rabbuhụ qāla rabbi arinī anẓur ilaīk, qāla lan tarānī wa lākininẓur ilal-jabali fa inistaqarra makānahụ fa sawfa tarānī, fa lammā tajallā rabbuhụ lil-jabali ja'alahụ dakkaw wa kharra mụsā ṣa'iqā, fa lammā afāqa qāla sub-ḥānaka tubtu ilaika wa ana awwalul-mu`minīn

Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah) berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”

Ayat 144

قَالَ يٰمُوْسٰٓى اِنِّى اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسٰلٰتِيْ وَبِكَلَامِيْ ۖفَخُذْ مَآ اٰتَيْتُكَ وَكُنْ مِّنَ الشّٰكِرِيْنَ

qāla yā mụsā inniṣṭafaituka 'alan-nāsi birisālātī wa bikalāmī fa khuż mā ātaituka wa kum minasy-syākirīn

(Allah) berfirman, “Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku dan firman-Ku, sebab itu berpegang-teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur.”

2. Kandungan surat Al-A'raf ayat 133-144

Ilustrasi mengaji (pexels.com/@abdghat)
Ilustrasi mengaji (pexels.com/@abdghat)

Adapun kandungan surat Al-A’raf ayat 133-144 sebagai berikut:

  • Ayat 133 menjelaskan azab Allah yang diberikan kepada Fir’aun beserta kaumnya berupa angin topan yang menyebabkan banjir; belalang yang memakan tanaman, hasil pertanian, dan sebagainya; kutu yang merusak hasil tani; katak yang memenuhi bejana minuman, makanan serta tempat tidur mereka, dan darah yang menjadikan air sungai dan sumurnya menjadi tidak layak untuk digunakan sebagai bukti yang jelas. Namun mereka masih tetap berperilaku sombong dan mereka adalah kaum yang berdosa.
  • Ayat 134 menjelaskan kaum Fir’aun mendatangi Nabi Musa saat mereka ditimpa dengan azab dan berkata “Wahai Musa! Mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu sesuai dengan apa yang dijanjikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya jika engkau bersama doamu mampu menghilangkan azab itu dari kami, niscaya kami akan beriman kepadamu dan pasti kami akan biarkan Bani Israil untuk pergi ikut bersamamu.”
  • Ayat 135 menjelaskan Nabi musa memenuhi permintaan mereka dengan berdoa kepada Allah supaya dihilangkan azab tersebut. Namun mereka tiba-tiba ingkar janji dengan apa yang sudah disampaikannya dan tetap berada dalam kekufuran dan kesesatan.
  • Ayat 136 menjelaskan Allah membalas mereka dengan siksaan yang jauh lebih berat dibandingkan sebelumnya. saat siksaan itu datang, Allah menenggelamkan mereka di Laut Merah karena mereka sudah mendustakan ayat-ayat Allah dan juga melalaikannya.
  • Ayat 137 menjelaskan kaum yang tertindak yakni Bani Israil yang berada di Negeri Syam, Mesir dan sekitarnya, Allah anugerahkan mereka dengan berbagai nikmat berupa tanaman, buah-buahan, sungai dan banyak lagi sebagai bentuk imbalan atas kesabaran mereka. kemudian Allah menghancurkan segala yang sudah dibuat oleh Fir’aun bersama kaumnya.
  • Ayat 138 menjelaskan Allah juga menyelamatkan Bani Israil menyebrangi laut tersebut yakni bagian utara dari Laut Merah. Saat mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka meminta kepada Nabi Musa untuk membuatkan patung berhala untuk disembah. Kemudian Nabi Musa menjawab “Kamu adalah orang-orang yang bodoh.”
  • Ayat 139 menjelaskan balasan Allah terhadap penyembah berhala dengan menghancurkan apa yang sedang mereka anut serta segala kegiatan yang dikerjakan akan sia-sia sebab sembahan itu tidak mampu menyelamatkan mereka dari siksa Allah.
  • Ayat 140 menjelaskan Nabi Musa berkata bahwa “Pantaskah aku mencari Tuhan untukmu selain Allah, padahal Dialah yang sudah menciptakan dan melebikan kamu atas segala umat pada masa itu seperti diturunkan banyak nabi dari kalanganmu dan keutamaan lainnya.”
  • Ayat 141 menjelaskan Allah mengingatkan kepada Bani Israil bahwa Dia telah menyelamatkan mereka dari siksaan para pengikut Fir’aun di mana yang menyiksanya mulai dari dipaksa melayaninya, bahkan mereka menganggapnya seperti binatang dan tidak memiliki kehormatan sedikitpun. Hal itu adalah cobaan yang sangat besar dari Allah pemelihara kamu.
  • Ayat 142 menjelaskan Allah sudah menjanjikan kepada Nabi Musa untuk memberikan kitab Taurat setelah berlalunya waktu tiga puluh malam dan melengkapinya dengan sepuluh malam lagi sebagai pelengkap ibadah, maka sempurnakanlah waktu yang sudah ditentukan-Nya. Sebelum keberangkatan Nabi Musa, dia berpesan kepada Nabi Harun untuk menggantikan tugasnya dalam memimpin kaumnya hingga dirinya kembali serta selalu memperbaiki diri dan kaumnya, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.
  • Ayat 143 menjelaskan percakapan Allah dan Nabi Musa ketika dirinya bermunajat kepada-Nya di mana Nabi Musa meminta agar dilihatkan wujud Allah. Kemudian Allah berfirman “Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, apabila ia tetap berada di tempatnya, niscaya engkau juga dapat melihat-Ku.” Allah menampakkannya kepada gunung itu, namun gunung tersebut hancur luluh dan Nabi Musa pun jatuh pingsan dan dia meminta ampun kepada Allah karena telah lancang meminta sesuatu yang tidak Allah izinkan.
  • Ayat 144 menjelaskan meskipun Allah menolak permintaan Nabi Musa untuk melihat-Nya, namun Dia sudah menyiapkan kepadanya berbagai nikmat lainnya sebagai kompensasi atas penolakan tersebut.

3. Keutamaan surat Al-A'raf

seruni.id
seruni.id

Surat Al-A’raf berarti 'tempat yang tinggi' dan memiliki 206 ayat. Adapun keutamaan dalam membaca surat Al-A’raf sebagai berikut:

  1. Surat yang menjadi As-Sab'ut Thiwal yakni pengganti Kitab Taurat
  2. Surat yang termasuk ke dalam Al-Matsani Ath-Thiwal untuk Rasulullah yakni sebagai pengembang lauh Nabi Musa.
  3. Surat yang termasuk ke dalam tujuh surat di mana barang siapa yang menghafalnya merupakan orang yang salih dan bertakwa
  4. Barang siapa yang membacanya akan terhindar dari segala rasa takut dan kesedihan
  5. Barang siapa yang membacanya tidak akan diperhitungkan pada hari kiamat

Demikian arti, kandungan, dan juga keutamaan dari surat Al-A'raf ayat 133 sampai 144. Semoga dengan membacanya, kita dapat mengambil pelajaran dari kaum Firaun dan tidak menjadi manusia yang ingkar terhadap Allah SWT.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Cynthia Nanda Irawan
EditorCynthia Nanda Irawan
Follow Us