4 Tips Menunjukan Emosi dengan Cara yang Sehat

Menunjukkan emosi merupakan bagian alami dari manusia. Namun, tidak semua orang memahami bagaimana caranya mengekspresikan emosi tersebut dengan cara yang tepat dan sehat. Jika hal ini dibiarkan tanpa pengelolaan yang baik, maka emosi yang terpendam bisa saja meledak-ledak, bahkan merusak hubungan dengan orang lain dan berdampak buruk terhadap kesehatan mental.
Belajar mengungkapkan perasaan dengan cara yang seimbang setidaknya memang dapat membantumu untuk lebih terbuka dalam berkomunikasi, jujur, dan juga produktif. Oleh sebab itu, pahamilah beberapa tips berikut ini untuk menunjukkan emosi dengan cara yang sehat agar kamu bisa menciptakan ruang yang aman bagi diri sendiri dan orang lain untuk bisa memahaminya.
1. Kenali dan validasi perasaanmu terlebih dahulu

Sebelum menyampaikan emosi pada orang lain, maka penting terlebih dahulu untuk mengenali dan mengakui perasaan yang sedang kamu alami saat ini. Tidak ada salahnya untuk memberi nama pada emosi tersebut, seperti sedih, marah, kecewa, atau takut, sebab hal ini akan membantumu untuk memahami akar dari perasaan tersebut.
Validasi perasaan artinya berusaha mengizinkan dirimu untuk merasakan hal tersebut tanpa langsung menghakimi sebagai sesuatu yang salah atau berlebihan. Dengan begitu, maka kamu pun bisa lebih berpikir dengan jernih dan tenang dalam mengekspresikan hal tersebut pada orang lain.
2. Lebih berpusat pada diri sendiri daripada menyalahkan

Menggunakan pernyataan yang berpusat pada diri sendiri tentu dapat membantumu untuk menghindari konflik yang dirasa tidak perlu. Cara ini juga dapat membantu lawan bicara untuk tidak sampai merasa diserang, sehingga mereka pun nantinya akan lebih terbuka untuk mendengarkan apa yang memang menjadi perasaanmu.
Hindari kata-kata yang terkesan menyalahkan, sebab hal tersebut hanya akan menurunkan tensi dalam komunikasi. Dengan pendekatan tersebut, maka kamu tetap bisa menyampaikan keluhan atau rasa kecewa tanpa harus memperburuk suasana yang ada.
3. Cari media ekspresi alternatif seperti menulis atau melalui seni

Tidak semua emosi harus disampaikan secara verbal, apalagi jika memang kamu sering mengalami kesulitan untuk mengatur kata-kata. Ketika emosi sedang tinggi, kamu bisa mulai menulis jurnal, membuat puisi, menggambar, hingga bermain musik yang dapat menjadi sarana aman untuk bisa meluapkan perasaanmu.
Media alternatif ini dianggap sebagai proses refleksi dan juga meredakan intensitas emosi yang mungkin kerap kamu alami. Apabila sudah benar-benar tenang, maka kamu akan lebih siap untuk berbicara secara langsung dengan cara yang bijak dan juga konstruktif.
4. Latih diri untuk menunda reaksi ketika emosi memuncak

Pada saat emosi sedang memuncak, maka tidak ada salahnya untuk mengambil waktu sejenak sebelum merespon hal tersebut untuk menghindari potensi tindakan atau ucapan yang akan disesali di kemudian hari. Coba tarik napas dalam dalam, berjalan sejenak, atau menghitung sampai 10 agar bisa menjadi cara sederhana untuk memberikan jeda terlebih dahulu pada diri sendiri.
Menunda reaksi bukan berarti menekan emosi, namun berusaha memberikan waktu bagi otak untuk beralih dari respon impulsif ke respon rasional. Setidaknya melalui latihan yang konsisten, maka kamu akan lebih mampu dalam mengelola emosi yang ada secara dewasa dan tidak melakukan hal-hal yang akan disesali di kemudian hari.
Menunjukkan emosi dengan cara yang sehat bukan berarti berusaha menahan perasaan, melainkan berusaha menyampaikan apa yang mungkin kamu rasakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Dengan mengenali perasaan tersebut, maka kamu bisa membangun komunikasi yang lebih jujur dan penuh empati. Coba ekspresikan emosimu dengan cara yang lebih sehat!