3 Hal Penting Sukses Terapkan Co Parenting Pasca Bercerai

Pola asuh Co-parenting adalah kerjasama antara kedua orangtua yang sudah bercerai namun tetap kompak dalam mengasuh anak-anaknya. Dalam Co-parenting kedua orang tua memilih mengesampingkan perasaannya demi kepentingan anak. Sehingga anak-anak dapat menyesuaikan diri secara cepat dan minim mengalami trauma.
Menerapkan Co-parenting tentunya penuh tantangan bagi kedua pihak. Mulai dari membangun komunikasi yang sehat hingga mengesampingkan luka dan masalah dari masa lalu. Namun demi meraih tujuan untuk kepentingan anak-anak, orangtua harus belajar untuk tetap kompak. Biar lebih jelas yuk pelajari tiga hal penting sukses terapkan Co-parenting pasca bercerai!
1. Tetapkan apa saja prioritas anak dan diskusikan cara pemenuhannya

Bercerai tidak lantas memutuskan hubungan antara kedua pihak. Kehadiran anak dapat membuatnya tetap terhubung satu sama lain. Khususnya mengenai prioritas anak yang harus dipenuhi. Meskipun sudah bercerai, kepentingan anak tetap harus ditanggung bersama.
Mulai dari kebutuhan tentang psikologis anak, pengasuhan, hingga ke biaya pendidikan dan kesehatan anak. Semuanya harus dibicarakan bersama mantan pasangan tentang cara dan siapa yang bertanggung jawab. Diskusikan tentang pembagian tugas dan cara memenuhi setiap kebutuhan anak.
2. Lakukan komunikasi secara berkala dengan intensitas yang sedikit

Membangun komunikasi dengan mantan pasangan bukanlah hal mudah. Namun untuk kepentingan anak hal ini harus tetap dilakukan. Karena hati butuh waktu untuk sembuh dari luka, maka bangunlah komunikasi secara berkala dengan intensitas yang sedikit. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konflik diantara keduanya.
Poin paling penting agar komunikasi bisa terjalin sehat tanpa drama adalah dengan membahas kepentingan anak tanpa campur aduk dengan masalah masa lalu. Lakukan saat hati tenang tanpa merasa beban saat berbicara dengan mantan pasangan. Mengurangi intensitas bicara juga dapat meminimalisir terjadinya konflik baru.
3. Membangun citra baik tentang mantan pasangan

Orangtua adalah sosok teladan bagi anak yang akan diingatnya sampai dewasa. Sehingga citra orangtua sangat berpengaruh terhadap sifat anak ke depannya. Bercerai memang menyimpan luka terhadap mantan pasangan. Namun bagi anak, usahakan untuk mengingat hal baik tentang orangtuanya.
Biarkan anak tahu bahwa kedua orangtuanya orang baik dengan meninggalkan cerita yang baik tentang mantan pasangan. Sehingga anak mudah untuk menerima perceraian tanpa harus membenci salah satunya. Meskipun sudah bercerai, orang tuanya tetap memiliki kebaikan yang akan diingat oleh sang anak.
Pola asuh Co-parenting sangat berguna untuk kebaikan psikologis anak. Sehingga anak dengan mudah menerima perceraian orangtuanya tanpa konflik yang membuat trauma. Karenanya penting membangun komunikasi yang sehat, mengurangi konflik, dan tetap membangun citra baik tentang mantan pasangan pada anak.