5 Alasan untuk Gak Asal Menolak Dia yang Amat Mencintaimu

01 Feb 2022, 21:31 WIB

ilustrasi pria menembak (pexels.com/Chermiti Mohamed)

Dia yang sangat mencintaimu berbeda dari orang yang sekadar mencintai kamu. Perbedaannya ada pada lamanya waktu yang dihabiskannya untuk menunggumu bilang 'ya' atas pernyataan cintanya.

Jika kamu punya cukup banyak penggemar, kamu barangkali cuma akan menemukan satu orang yang seperti ini. Ketika satu per satu lawannya sudah berguguran lantaran kamu tak kunjung menanggapi perasaan mereka, dia masih bertahan.

Meski kamu disodori cinta sebesar ini, kamu memang belum tentu punya perasaan yang sama. Bahkan boleh jadi kamu memiliki gebetan sendiri atau masih belum move on dari mantan. Namun sebelum kamu menutup pintu hati buat dia, coba pikirkan lima hal di bawah ini.

1. Orang yang sangat mencintaimu berusaha lebih keras untuk membahagiakanmu

ilustrasi mencium tangan perempuan (pexels.com/Thiều Hoàng Phước)

Lihatlah kembali caranya memperlakukanmu selama ini. Sekalipun kamu gak punya perasaan khusus padanya, akui saja bahwa mungkin memang hanya dirinya yang konsisten memperlakukanmu secara istimewa.

Dia berusaha untuk selalu menjaga perasaanmu, menjadi pendengar sekaligus motivator terbaik buat kamu, serta kerap memberimu kejutan yang bikin kamu happy. Dia bahkan tidak memaksakan perasaannya padamu hanya karena tak ingin kamu menjadi gak nyaman.

2. Bukankah mengejar cinta orang lain kerap terasa melelahkan?

ilustrasi pria yang cuek pada perempuan (pexels.com/Yến Lê)

Saat ini, posisimu mungkin sama dengan dirinya. Selagi dia mengharapkan cintamu, kamu justru sedang mendambakan cinta orang lain. Pertanyaannya, apakah kamu tidak lelah?

Kalau kamu gak capek dan masih ingin memperjuangkan cintamu, silakan saja. Akan tetapi bila kamu sebenarnya telah tak tahan lagi, mengapa tak coba berpaling saja pada seseorang yang masih setia untukmu?

3. Dia yang selalu ada buat kamu

ilustrasi pria memberikan bunga (pexels.com/HONG SON)

Kita lanjutkan uraian poin sebelumnya, ya? Meski kamu mencintai orang lain, apakah dia pernah ada di sisimu saat kamu membutuhkan pertolongan? Paling-paling yang selalu siaga membantumu hanyalah dia yang telah sedari dulu mencintaimu.

Kalau dipikir-pikir, bukankah keberadaannya yang dapat diandalkan sedikit banyak pasti membuatmu merasa aman? Kamu membutuhkan tipe pasangan seperti ini untuk mendampingimu seumur hidup.

4. Cintamu untuknya mungkin hanya butuh waktu lebih buat tumbuh

ilustrasi perempuan penuh cinta (pexels.com/the Shaan photography)

Sejauh kamu tidak merasa sangat benci padanya, ada peluang besar untukmu akhirnya jatuh cinta juga. Lain dengan seumpama kamu memiliki daftar panjang alasan untuk tidak menyukainya.

Makanya, berhati-hatilah dalam memutuskan. Sebab jika kamu telanjur menolaknya lalu ternyata pelan-pelan kamu mulai mencintainya, belum tentu saat itu dia masih single. Kalau sudah seperti ini, penyesalan tiada guna, lho.

5. Menikah dengannya barangkali bukan ide yang buruk

ilustrasi pengantin baru (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Pikirkan ini masak-masak terutama ketika kamu sudah ingin sekali menikah, tetapi belum ada calonnya. Dengan situasi begini, yang kamu butuhkan barangkali bukan seseorang yang bisa bikin kamu jatuh cinta setengah mati.

Kamu hanya membutuhkan orang baik yang mencintaimu. Tentu saja, kalau kamu mau menikah dengannya, ini berarti kamu menerima kewajiban untuk belajar mencintainya. Ini penting supaya rumah tangga kalian benar-benar bahagia dan kuat.

Akhirnya, semua keputusan memang kembali ke kamu sebagai orang yang akan menjalaninya. Kamu tidak boleh asal menolak dia yang sangat mencintaimu, tetapi kamu juga tak perlu memaksakan perasaanmu sendiri.

Tanyakan pada hatimu, mana yang lebih memuaskan bagimu di antara menerimanya saja sebagai pasanganmu atau tetap sendiri dulu? Semoga kamu dapat mencapai keputusan terbaik, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.