5 Tipe Percintaan Dipengaruhi Masa Kecilmu, Kamu Tipe Mana?

Relationship adalah hal mendasar yang dilakukan manusia sebagai mahluk sosial. Setiap orang punya caranya masing-masing dalam membangun hubungan. Termasuk di dalamnya hubungan percintaan.
Dalam hubungan percintaan setiap orang mempunyai caranya masing-masing juga bagaimana menunjukan rasa cintanya. Love language dan love style ini banyak diperngaruhi pengalaman masa kecilmu. Terutama bagaimana orangtuamu mempelakukanmu sangat memengaruhi bagaimana kamu menunjukan rasa sayang itu sendiri.
Dilansir YouTube Psych2Go, terdapat lima tipe percintaan yang dipengaruhi bagaimana masa kecilmu yang dikemukakan oleh Dr. Milan dan Kay Yerkovich. Kamu penasaran termasuk tipe yang mana? Yuk, cek informasi lengkapnya di bawah ini.
1. The Avoider (tipe penghindar)

Sesuai dengan namanya tipe yang satu ini tipe yang terlihat suka menghindar dan tidak mau terlibat. Mereka dalam percintaan tidak akan membiarkan dirinya merasakan emosi dalam hubungan tersebut. Mereka juga tidak nyaman jika orang-orang disekitarnya menunjukan emosionalnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga ruang pribadinya dan melindungi diri mereka sendiri.
Sikap menghindar mereka lakukan karena sejak kecil mereka dibesarkan di rumah yang tidak menunjukan banyak kasih sayang. Mereka terbiasa dituntut untuk mandiri dan bergantung pada dirinya sendiri. Saat mereka sedih atau kecewa mereka tidak mendapatkan kenyamanan yang dibutuhkan baik fisik maupun emosional. Sehingga untuk berdamai dengan rasa sakit tersebut, mereka behenti memperhatikan perasaan dan kebutuhannya sendiri.
2. The Vacillator (tipe pembimbang)

Tipe ini disebut pembimbang karena mereka mudah dalam keraguan hubungan. Mereka mempunyai standar ideal dalam hubungan mereka. Jika pasangan mereka tidak menunjukan sesuai yang mereka imajinasikan, mereka akan berada meragukan hubungan tersebut. Bahkan mereka juga mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan.
Sejak kecil mereka tumbuh dengan orang tua yang tidak dapat diprediksi. Orangtua mereka sering mencari alasan keluar rumah bahkan saat mereka membutuhkan orangtuanya. Mereka merasa kesepian dan muncul persepsi bahwa mereka bukanlah prioritas orangtuanya. Akhirnya mereka tumbuh menjadi sensitif dan perseptif jika mereka melihat tanda sekecil apapun saat orang mencoba menjauhinya.
3. The Controller (tipe pengontrol)

Pengontrol akan mencoba mengontrol segala hal dalam hubungan percintaan. Mereka melakukan hal tersebut untuk menghindari rasa ketidakberdayaan, ketakutan, dan penghinaan. Sayangnya tipe ini lebih sering mengekspresikan emosi dengan kemarahan. Tipe ini akan mudah marah dan stres jika pasangannya tidak mau mengikuti apa yang mereka inginkan.
Saat kecil tipe ini tidak mendapatkan rasa perlindungan yang didapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Tidak ada seorang pun yang memastikan mereka aman bahkan saat bahaya terjadi. Sehingga mereka mencoba melindungi diri mereka sendiri dan tangguh secara emosional. Mereka mengontrol untuk menjaga zona nyaman mereka dan tidak disakiti kembali.
4. The Pleaser (tipe penyenang pasangan)

Tipe keempat ini fokus membuat orang-orang di sekitarnya merasa selalu senang bahkan mengorbankan dirinya sendiri. Mereka selalu memantau ekspresi orang-orang di sekitarnya dan susah untuk berkata tidak. Jika ada perubahan mood orang di sekitarnya, mereka merasa cemas, kesal, dan stres dengan diri mereka sendiri. Mereka membuat orang selalu tetap merasa senang untuk menghindari tanggapan negatif dan konflik.
Tipe pleaser ini saat kecil mereka tumbuh dengan orangtua yang overprotective, pemarah, dan suka mengkritik. Orangtuanya selalu menetapkan standar agar mereka memenuhinya, Jika tidak memenuhi standar tersebut, mereka tidak mendapatkan tanggapan positif. Jika terjadi hal di luar kendali mereka, mereka mencoba menenangkan orangtua, bukannya mereka yang mendapatkan pengiburan dari orangtuanya.
5. The Victim (tipe korban)

Tipe terakhir ini merasa dirinya tidak worthy dan tidak menghargai dirinya sendiri. Mereka terbiasa patuh dan mengikuti perintah, sehingga mereka sangat cocok dengan tipe pengontrol. Tak jarang juga sebenarnya mereka menderita trauma, depresi, atau anxiety. Mereka lebih nyaman mengikuti flow dibandingkan menghidupan kehidupannya sendiri.
Hal ini terjadi karena saat kecil mereka dibesarkan di rumah yang chaos atau kacau. Mereka dibesarkan oleh orangtua yang pemarah atau bahkan melakukan kekerasan. Sehingga mengikuti apa yang diperintahkan orangtua adalah cara yang paling aman. Saat kecil mereka menggunakan imajinasinya untuk melarikan diri dari apa yang dirasakan. Mereka merasa terlalu menyakitkan jika memikirkan keadaan dirinya saat ini.
Bagaimana sudah mengenali kamu tipe yang mana? Artikel ini bukan membuatmu untuk mendiagnosis dirimu sendiri, ya. Baik tipe yang baik atau buruk bukan membuatmu untuk menyalahkan keadaan apalagi masa kecil dan orangtuamu. Hal ini agar kamu lebih aware terhadap dirimu sendiri dan menjadi pribadi lebih baik lagi. Yuk, bangun hubungan percintaanmu lebih sehat.