Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Beradu Argumen dengan Pasangan Justru Diperlukan

lifehack.org

Berbeda pendapat dengan pasangan dalam suatu hal pasti sudah biasa dong. Jika sudah bersangkutan dengan sesuatu yang krusial dan bisa mengancam keharmonisan kalian di masa mendatang, alangkah lebih baik untuk dibicarakan bersama.

Tapi, kamu masih takut kalau-kalau nantinya kalian malah berantem dan beradu argumen?

Eits, kamu harus mengubur dalam-dalam perasaan takut tersebut, guys. Beradu argumen ternyata justru perlu sekali-sekali untuk dilakukan. Kok bisa sih? Penasaran kan, ini nih beberapa alasannya.

1. Hubungan yang selalu adem ayem malah terkesan datar dan cenderung bikin bosan

beyondbeliefcoaching.com

Tanpa argumen, sebuah hubungan memang terkesan adem ayem selalu ya. Tapi kamu yakin gak kalau tidak ada masalah yang sedang disembunyikan? Atau jangan-jangan kamu dan pasangan justru sedang memendam semua perasaan kesal karena tidak mau ada pertengkaran?

Hati-hati lho, selain memicu perasaan bosan, hal ini juga berisiko memunculkan pertengkaran yang sangat besar akibat semua kekesalan yang sudah menggunung. Makanya lebih baik sesekali beradu argumen daripada terus menerus memendam permasalahan seorang diri.

2. Sesekali beradu argumen dan kemudian kembali mesra pasti jadi selingan yang cukup menantang

aleteia.org

Jika argumen yang kalian lakukan kemudian menghasilkan suatu keputusan demi kebaikan bersama, pasti deh bakal balik mesra lagi. Gak usah takut hubungan kalian bakal semakin menjauh.

Apalagi jika kamu dan pasangan sudah sama-sama dewasa dan tau bahwa adu argumen yang terjadi sebelumnya adalah usaha untuk saling memahami.

3. Beradu argumen juga tanda bahwa kalian mulai terbuka dan saling berusaha mengenal satu sama lain

donnabarnes.com

Coba deh ingat lagi saat masa PDKT, gak ada kan yang namanya beradu argumen? Itu karena kamu dan pasangan masih sama-sama jaim dan gak mau keliatan sikap aslinya. Sementara, jika sudah mulai beradu argumen, itu adalah tanda bahwa kamu dan dia sudah mulai terbuka.

Sudah seharusnya kamu merasa bahagia karena kalian sedang berada di tahap untuk saling mengenal karakter dan kepribadian masing-masing. Setuju gak?

4. Adu argumen yang kalian lakukan harus tetap dengan kesadaran bahwa manusia memang diciptakan dengan pemikiran yang berbeda

Pexels.com/VeraArsic

Yang cukup penting untuk diingat bahwa manusia memang diciptakan berbeda-beda. Sangat sulit untuk menyatukan dua insan yang memiliki pola pikir berbeda. Jadi, adu argumen tentu adalah hal yang wajar. 

Ditambah lagi, setiap orang berhak dong untuk memiliki pendapat yang berlainan dengan orang lain. Cara mengatasinya adalah dengan sama-sama saling mendengarkan serta berusaha mengerti satu sama lain.

5. Bukankah jadi menyenangkan karena kamu jadi tau karakter asli pasangan saat dia punya pikiran yang tidak sependapat denganmu?

renewlifetherapy.com

Saat beradu argumen, kamu tentu akan melihat sisi dirinya yang sedikit berbeda dengan yang biasanya kamu lihat. Sehingga, kamu pasti juga cukup terhibur dengan hal ini, ya kan? Asalkan, tetap miliki pikiran positif dan berargumenlah dengan tenang. Jangan membiarkan emosi mengambil alih dan malah membuat semuanya menjadi runyam. 

6. Yang paling penting, selalu ada kesimpulan akhir dari argumen kalian, jangan dibiarkan menggantung begitu saja

unsplash.com/Logan Armstrong

Kesalahan paling sering yang dibuat pasangan saat berargumen adalah membiarkan semuanya menggantung. Argumen yang seperti ini sudah masuk dalam kategori tidak sehat karena bukannya pemecahan masalah yang didapat, tapi hanya menimbulkan permasalahan baru.

Boleh jadi saat ini kamu dan pasangan merasa membiarkan hal itu menggantung adalah keputusan yang benar, namun, suatu saat nanti pasti deh akan dipermasalahkan kembali baik oleh kamu ataupun dia.

Beradu argumen dengan pasangan wajib banget untuk dilakukan dengan sehat. Inilah jenis berargumen yang tentunya dibutuhkan dalam suatu hubungan.

Tujuannya adalah agar kalian berdua bisa memecahkan suatu permasalahan bersama dan mencapai kesepakatan akhir yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desy Damayanti
EditorDesy Damayanti
Follow Us